Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Kombes Hengki Haryadi: Petugas Pegadaian Kaget Sebut Allahu Akbar, Ini Sudah Mayat!

Misteri kematian satu keluarga di Kalideres hingga kini belum terbongkar. Namun, polisi masih mendalami proses jual-beli rumah korban.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mendalami berbagai keganjilan pada kasus satu keluarga tewas di Kalideres, seperti proses jual-beli rumah. 

WRTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Misteri kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden Extension, Kalideres, Jakarta Barat, mulai menemukan titik terang.

Kali ini, kepolisian berhasil mengungkap petunjuk penting dari tiga orang saksi kunci selama proses penyelidikan.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan, salah satu dari ketiga saksi penting tersebut merupakan mediator jual beli rumah.

Saat itu, kata Hengki, Budianto terlibat percakapan dengan mediator tersebut untuk menjual rumahnya.

"Kemudian dia (yang dihubungi Budiyanto) mengajak rekannya yang sama-sama mediator penjualan rumah. Nah saat itu, Budiyanto menghubungi ketiga saksi dengan sangat proaktif untuk menjual rumah tersebut," ujar Hengki dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (21/11/2022).

Namun, menurut Hengki, ada hal yang tidak lazim pada saat pertemuan Budiyanto dengan ketiga mediator tersebut.

Hengki menceritakan, Budiyanto langsung menyerahkan sertifikat asli rumah tersebut kepada tiga mediator.

Baca juga: Motif Satu Keluarga Tewas di Kalideres Karena Perampokan, Kecil Kemungkinan

"Karena sempat putus asa tidak ketemu pembelinya, siapa yang ingin seharga Rp 1,2 Miliar ? akhirnya, dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto. Tetapi ditolak, suruh pegang lagi," jelas Hengki.

Selanjutnya, pada 13 Mei 2022, sang mediator yang berubungan dengan Budiyanto, bertemu dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam, sebab ia berniat menggadaikan sertifikat rumah tersebut.

"Pegawai koperasi simpan pinjam ini tertarik, mengingat lokasi perumahan ini memiliki Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang tinggi," ujar Hengki.

Baca juga: Hari Ini Polda Metro Jaya Bikin Kejutan, Ungkap Motif Satu Kekuarga yang Tewas di Kalideres

Diketahui, petugas koperasi simpan pinjam itu meminta 50 persen NJOP, baik rumah maupun tanah.

Diungkap Hengki, ada tiga orang yang kemudian mendatangi rumah korban dan masuk ke dalamnya.

"Dua mediator, satu dari petugas atau pegawai koperasi simpan pinjam ini datang dan masuk ke rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) ini," ujar Hengki.

Lebih lanjut, Hengki menceritakan, setelah Budiyanto membuka gerbang agar ketiganya masuk ke dalam rumah, bau busuk yang luar biasa sudah mulai terasa.

Penemuan 4 mayat sekeluarga di Perumahan Citra Garden Extension masih jadi misteri, apa penyebab hingga mereka tak makan selama 3 minggu?
Penemuan 4 mayat sekeluarga di Perumahan Citra Garden Extension masih jadi misteri, apa penyebab hingga mereka tak makan selama 3 minggu? (Kolase foto/TribunJakarta)

"Ditanyakan kepada pihak rumah, 'kok bau seperti ini?' dijawabnya itu bau got," jelas Hengki.

Saat ketiganya masuk ke dalam rumah, dan diperlihatkan sertifikatnya, diketahui pemiliknya adalah Reni Margareta.

Namun, saat ditanya di mana sang pemilik rumah, sang anak yang bernama Dian menyebut jika ibunya sedang tertidur di dalam.

Anehnya, Dian melarang ketiga orang tersebut untuk menyalakan lampu. Dian beralasan, ibunya sensitif terhadap cahaya.

"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak agar diantarkan masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka, pegawai tersebut masuk dan menyeruak bau yang lebih busuk," ujar Hengki.

Hengki menuturkan, pihak koperasi sempat membangunkan sang ibu untuk mengecek sertifikat tersebut. Namun, tak ada respons yang diterimanya.

Justru, sang pegawai merasa curiga sebab badan sang ibu agak menggemuk.

"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat," ucap Hengki.

Hengki menyebut, paska kejadian tersebut, pihak koperasi simpan pinjam tak ingin lagi melanjutkan proses gadai tersebut.

Ia pun langsung mengajak dua saksi lain agar segera keluar dari rumah tersebut.

 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved