Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Trubus Sebut Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres adalah Pembunuhan, Bukan Karena Apokaliptik
Trubus Rahadiansyah mengatakan terkait tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, adalah karena pembunuhan dari sejumlah indikasi
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Ahli Sosiologi Trubus Rahadiansyah mengatakan terkait tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, dirinya lebih condong menyatakan bahwa peristiwa itu adalah sebuah pembunuhan, dibandingkan jika mereka dinilai memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.
Sebab kata Trubus ada sejumlah indikasi yang bisa menunjukkan bahwa tewasnya satu keluarga di Kalideres itu adalah sebuah pembunuhan, meski tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh 4 jenazah.
"Saya melihat keluarga ini menjauhkan diri dari tetangga. Tapi bukan berarti tidak pernah komunikasi. Kata tetangga pernah kok main ke rumah, tapi belakangan memang sudah tidak," kata Trubus dalam tayangan di TV One, Selasa (15/11/2022) malam.
Meski belakangan mereka tidak lagi berinteraksi dengan tetangga Trubus menilai hal itu bukan karena mereka menganut aliran atau paham tertentu yang belakangan disebut memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia, sehingga bunuh diri bersama-sama.
"Kalau larinya ke hal-hal karena menganut aliran atau ajaran tertentu terlalu jauh. Saya menduganya ini pembunuhan," ujar Trubus.
Indikasinya kata dia ada kapur barus, lilin dan bedak di rumah keluarga yang tewas itu.
Baca juga: Mobil Ditemukan, Polisi Sebut Ada Titik Terang Motif Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres
"Misalnya yang mendatangkjan kapur barus dan lilin itu siapa? Kemudian di situ moiornya jiuga hilang misalnya. HP dan alat lain mestinya ada di situ, dan belum dibuka semuanya," ujarnya.
"Kalau kita berasumsi itu ada yang bau-bau mistik, kayaknya terlalu irasional. Jadi yang rasional menurut saya karena faktor pembunuhan," ujarnya.
Trubus menilai pelaku pembunuhan adalah orang dekat.
"Sehingga rumahnya rapi dan tidak ada jejak. Jadi mengarah ke pembunuhan supaya tidak terlacak," katanya.
Apalagi katanya ke 4 korban meninggal bersama-sama dalam waktu berdekatan.
"Yang jelas lebih banyak arahnya ke pembunuhan. Dari perilaku sosial seperti ada beban yang menyebabkan mereka bertengkar. Dengan kekayaan Rp 3,8 miliar ada sesuatu yang diperebutkan atau saling menguasai. Bisa saja pelakunya dari luar," katanya.
Baca juga: Mobil Milik Satu Keluarga Tewas di Kalideres Ditemukan, Polisi Sebut Kematian Bukan Karena Kelaparan
"Potensi motifnya perebutan harta, atau yang kedua segala sesuatu direncanakan, rapi, tidak ada jejak mengarah ke suatu perencanaan. Jadi kalau karena tidak ada kekerasan, dibilang bunuh diri dengan cara berbau mistik terlalu jauh," ujar Trubus.
Sebelumnya kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala turut menganalisa dugaan penyebab meninggalnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) lalu.
Adrianus Meliala mempunyai analisa tersendiri, yakni ia menduga empat jasad yang tewas itu memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.
Menurut Adrianus Meliala tewasnya empat jasad itu ada unsur kesengajaan.
“Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu karena pasti lama dan menyakitkan,” tegas Adrianus.
Atas hal tersebut, Adrianus menyatakan keempat jasad itu menganut paham akhir dunia atau apokaliptik.
“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” jelas Adrianus.
Menurut Adrianus, sangat tidak mungkin apabila mereka tewas semata-mata lantaran kelaparan.
Baca juga: 4 Mayat di Citra Garden, Korban Tidak Makan Minum Dalam Waktu Lama, Kurang Nutrisi dan Dehidrasi
Pasalnya, mereka tinggal di perumahan kelas menengah dan mempunyai aset yang dapat dijual.
Adrianus melanjutkan, mungkin ada pihak yang membuat mereka lapar, sehingga sengaja tak memberikan akses makanan.
Dalam kasus tersebut, ia menduga ada motif mengapa empat jasad meninggal dalam kondisi seperti itu.
“Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat,” ucapnya.
Ia menjelaskan, skenario pelaparan sangat mungkin menjadi penyebab kematian empat jasad.
Apabila ada pihak yang mendorong kelaparan itu terjadi. Setelah itu, pihak ketiga mengakhiri hidupnya dengan cara tertentu.
Bukan Kelaparan
Sebelumnya mobil Honda Brio milik satu keluarga yang tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, akhirnya ditemukan pihak kepolisian.
Mobil tersebut ditemukan di salah satu showroom mobil bekas di wilayah Jakarta Barat dan sudah dijual oleh salah seorang dari satu keluarga yang tewas di Kalideres tersebut.
Dari hasil itu serta penyelidikan sebelumnya polisi menyebut bahwa penyebab satu keluarga yang tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat itu, bukan karena kelaparan.
Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, kepada wartawan pada Selasa (15/11/2022).
Namun, kata Zulpan, Polda Metro Jaya masih terus mendalami motif dan penyebab kematian satu keluarga tersebut.
"Iya, dalam arti bukan kelaparan terus mati, tapi ini masih kami dalami lebih lanjut lagi," kata eks Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan tersebut.
Menurut Zulpan berdasarkan bukti-bukti yang ada sejauh ini bahwa kelaparan bukanlah faktor utama dalam kematian satu keluarga itu.
Baca juga: Tidak Ada Bercak Darah di Lokasi Temuan 4 Mayat Dalam Satu Rumah di Citra Garden Kalideres
Kendati demikian, ia mengatakan Polda Metro Jaya tidak akan terburu-buru menyimpulkan, karena perlu kehati-hatian mengungkap kasus ini.
"Jadi, belum bisa disampaikan dulu ya. Tapi ya kemungkinannya memang ya tidak mengarah mati karena kelaparan begitu ya," tutur dia.
Di sisi lain, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa kasus itu sudah ada titik terang.
"Tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat memperoleh titik terang dalam penyelidikan berdasarkan metode penyelidikan induktif maupun deduktif," katanya.
Namun, ia masih belum mau membeberkan seperti apa titik terangnya lantaran pihaknya masih terus meminta pertolongan para ahli.
Hal tersebut dilakukan guna mengungkap penyebab kematian satu keluarga itu.
"Polda Metro Jaya saat ini melaksanakan kolaborasi interprofesi scientific crime investigation melibatkan berbagai disiplin keahlian," tutur Hengki.
"Seperti forensik dan medikolegal, pathologi anatomi, psikiatri dan psikologi forensik, toksikologi forensik dan ahli DNA. Selain kedokteran forensik, Polri juga melibatkan para ahli dari Universitas Indonesia," lanjutnya.
Baca juga: Temuan 4 Mayat di Perumahan Citra Garden Jakbar, Polisi: Kondisi di Dalam Rumah Rapi
Seperti diketahui Mobil Honda Brio milik satu keluarga yang tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, akhirnya ditemukan pihak kepolisian.
Mobil berpelat nomor B 2601 BRK tersebut sebelumnya disebut hilang. Kini, polisi berhasil menemukannya.
Hal itu dibenarkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.
"Sudah (ditemukan mobil keluarga yang tewas)," kata Hengki, kepada wartawan pada Selasa (15/11/2022).
Ia mengatakan bahwa mobil tersebut ditemukan di salah satu showroom mobil bekas di wilayah Jakarta Barat.
Mobil itu ternyata dijual Budiyanto Gunawan yang merupakan salah satu korban dalam tewasnya satu keluarga.
Hengki menuturkan bahwa mobil tersebut dijual senilai Rp160 juta.
"Pada bulan Januari dijual oleh almarhum Budiyanto ke showroom di Kalideres," ujar dia.