Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Ritual Santhara yang Bolehkan Puasa Hingga Mati Diduga Terkait Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Kematian satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat membuat geger seantero Jakarta.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kematian satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat membuat geger seantero Jakarta.

Kematian tersebut sempat mengundang tanda tanya lantaran Polisi melaporkan bahwa jenazah satu keluarga tersebut diduga dehidrasi dan tidak kekurangan gizi selama berminggu-minggu.

Ritual ekstream pun diduga menjadi pemicu kematian satu keluarga yang tewas di Kalideres.

Ternyata memang ada ritual khusus yang penganutnya berpuasa hingga meninggal dunia. Ritual Santhara namanya dari ajaran kuno yang dianut sekte Jain.

Dikutip dari Tribunpekanbaru.com, Ritual Santhara adalah ritual kuno yang telah dipraktikan oleh penganut sekte Jain sejak berabad-abad lalu untuk menghadapi kematian.

Bagi Jainisme, Santhara merupakan ujian spiritualitas tertinggi, cara untuk menundukkan semua nafsu dan mempersiapkan jalan yang dimurnikan menuju kematian.

Dalam menjalankan ritual ini, seseorang akan berpuasa tanpa makan dan minum hingga kematian menjemputnya.

Sekte Jain ini lahir dan berkembang pesat di India.

Menurut Jain, Tujuan Santhara adalah untuk membersihkan karma lama dan mencegah terciptanya karma baru.

Presiden Jain Yuva Mahasabha Sachin Jain di India mengatakan bahwa Santhara bukan tentang kematian, melainkan jalan untuk mencapai Moksha, ini adalah cara untuk menghargai hidup dan mati.

Baca juga: Muncul Dugaan Baru, Pakar Forensik Sebut Satu Keluarga Tewas di Kalideres Anut Kepercayaan Santhara

Ritual ekstrem ini sebenarnya hanya bisa dilakukan atas izin dari guru spiritualnya dan keluarganya.

Bagi para penganut sekte jainisme, Santhara adalah simbol penyerahan diri menuju puncak ketenangan dan ketentraman dan meninggalkan hal-hal duniawi.

Menurut Jainisme, Santhara harus dilakukan dengan dilandasi niat spiritual, bukan untuk mengakhiri hidup dengan cepat ataupun dengan kekerasan.

Pada mulanya orang tersebut berpuasa seperti biasa dengan asupan makanan padat dan minuman dalam takaran yang sedikit, kemudian secara bertahap mereka akan mengurangi porsi makanan dan cukup dengan air minum saja-sampai mereka berhenti minum air.

Kondisi normal perjalanan ritual ini adalah 30-35 hari, karena pada dasarnya kematian akan menghampiri secara alami.

Selama menghabiskan masa-masa sulit tersebut mereka akan didengarkan dengan tulisan suci, meditasi, dan introspeksi diri hingga mereka benar-benar mati kelaparan.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved