Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Polisi Tepis Dugaan Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Penganut Sekte
Polisi hingga kini masih berjibaku mencari penyebab kematian satu keluarga di Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kasus tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, masih menyimpan tanda tanya besar.
Sebelumnya, tim gabungan kepolisian bersama laboratorium forensik (labfor) melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Minggu (13/11/2022).
Dari olah TKP tersebut, nampak beberapa buku dan kalender China ditemukan polisi.
Penemuan tersebut mengundang pertanyan publik terkait sekte atau kepercayaan yang dianutnya.
Namun, hal itu langsung ditampik Kepala Unit (Kanit) Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy.
"Eggak ada sekte-sekte. Buku-buku ada, tapi nggak ada sekte. Masih dipelajari, ini buku biasa," ujar Avril.
Selain buku, kata Avril, pihaknya juga mengecek dan mempelajari temuan barang-barang yang ada di sekitar rumah tersebut.
Termasuk, penemuan bedak bayi di kamar dan kapur barus.
Baca juga: Belum Ada Kerabat yang Datang, Kremasi Jenazah Satu Keluarga Tewas di Kalideres Tertunda
"Bedak bayi ya di kamar. Enggak dicecerkan ke tubuh mayat," jelas Avril.
"Kalau kapur barus, ada beberapa. Ya, itu kan biasa, kayak di lemari rumah, dikasih kamper, ada temuan itu memang. Tapi kami masih pelajari," lanjutnya.
Avril juga menyampaikan, beberapa temuan barang masih dilakukan pengecekan di laboratorium, dan hasilnya belum keluar.
Baca juga: Polisi Temukan Bungkus Bekas Makanan di Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres
Lebih lanjut, beberapa benda lain seperti struk atau bon hutang, ponsel korban, serta temuan lilin, belum terbukti memiliki kolerasi terhadap penyebab kematian korban.
"Ada temuan lilin, tapi ya sudah dipakai, saya lupa jumlahnya. Biasalah itu kan untuk antisipasi mati lampu," jelas Avril.
Sementara terkait struk, bon, dan surat wasiat, Avril mengaku, pihaknya tidak menemukan hal tersebut saat olah TKP.
"Belum ada yang kami temukan seperti itu (struk dan surat wasiat), belum ada," ucapnya.

Avril menjelaskan, temuan barang-barang saat olah TKP akan dikumpulkan, didata, serta dipilah, mana saja yang berhubungan dengan kasus ini.
Namun, Avril mengakui waktu kematian dari empat jenazah itu berbeda.
"Kalau kami lihat sepintas sih memang sudah kelihatan kondisinya berbeda, ada dua orang yang mengering. Kan artinya sudah lama, sedangkan yang dua masih proses pembusukan," ucapnya.
"Kemarin Kasat Reskrim juga sudah sampaikan berdasarkan hasil forensik, bahwa yang dua orang mungkin sekitar dua sampai tiga minggu, yang satu di atas tiga minggu," lanjutnya.
Menurut Avril, dua orang yang meninggal pertama, kemungkinan adalah orangtua keluarga tersebut, Rudiyanto dan Margareth.
Namun, kata Avril, pihaknya belum bisa memastikan apakah benar sang anak dan ipar membiarkan begitu saja, serta tidak meminta bantuan ke tetangga sekitar saat kedua orangtuanya meninggal.
"Kami belum bisa pastikan, membiarkan atau tidak. Karena kan mungkin dia posisinya sudah enggak berdaya atau gimana kan enggak tahu," kata Avril.
Meski begitu, pihaknya kini telah menyerahkan sampel lambung, hati, dan organ tubuh lainnya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
Selain itu, kata Avril, pendalaman terhadap keempat korban akan terus dilakukan dengan memeriksa orang terdekat, tetangga, dan keluarganya.
"Puslabfor Polri kemarin kami sudah kasih sampel lambung, hati dan organ tubuh lainnya. Kami masih tunggu itu untuk menyebab kematian," ujar Avril.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News