VIDEO Kisah Gaby Lari Maraton di Enam Kota di Negara Berbeda, Raih Medali Six Stars 

Karena hari libur nasional, ia melihat banyak sekali tempat menarik.

Apalagi kebetulan saat itu sedang musim gugur, pemandangan seperti itulah yang membuat Gaby kagum dan menambah semangatnya saat lari maraton.

Lalu, lokasi kedua yang menurutnya berkesan adalah Tokyo.

"Tokyo itu sangat rapi dan bersih. Di setiap ujung ada atraksi, jadi kita waktu lari juga terhibur ya. Ada yang main musik, menari, jadi menghibur saat kita sedang capek," ucap Gaby.

Kemudian Gaby menjelaskan bahwa lari maraton di setiap wilayah yang berbeda itu ada kesulitannya masing-masing.

Apalagi di usia Gaby yang sudah tidak lagi muda. Bagi dirinya, ia harus terus berlatih tiap akan berlari maraton di kota-kota naungan WMM.

"Namun, apa yang saya lakukan, setiap kali saya selalu membayangkan bahwa saya harus mencapai finish line untuk mendapatkan medali," kata Gaby.

Bagi Gaby, memperoleh medali sama seperti ia mendapatkan insentif sebagai bayaran untuk perjuangan ia lari maraton.

Tentu perjalanan meraih medali Six Stars bukan hanya perjuangan persiapan fisik, tetapi juga materi.

Karena memang para pelari maraton di WMM mayoritas menyiapkan dana secara pribadi.

"Memang sebetulnya bukan hal yang murah untuk lari di ajang WMM. Namun misalnya kita beruntung memang ada slot, ada lotre. Jadi kita bisa apply melalui lotre," tandas Gaby.

Ia mengatakan, seperti contohnya Boston adalah ajang yang paling bergengsi, di mana terdapat yang namanya Boston qualification.

Hal tersebut memiliki arti, ketika seseorang berlari di rute-rute tertentu, dia bisa menyelesaikan kualifikasi yang diminta oleh Boston, dia bisa mendapatkan slot.

"Tapi betul bahwa di situ jauh ya, di luar Indonesia. Itu harus ada penerbangan, harus ada akomodasi juga. Dan itu saya tanggung secara pribadi," pungkas Gaby.