Eksklusif Warta Kota
I Wayan Madik Kesuma Saat Pandemi Lakukan Akad KPR Secara Drive Thru di Dalam Mobil
Selama masa pandemi covid-19 PT KAS berusaha bertahan ditengah kondisi krisis, berikut ini wawancara eksklusif dengan I Wayan Madik Kesuma
WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Sektor properti menjadi satu di antara lini usaha yang cukup terpuruk pada awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020.
Meski penjualan properti kembali meningkat saat Covid-19 melandai tahun 2021 lalu, dampak pandemi masih cukup terasa hingga detik ini.
Namun tak seluruh perusahaan properti merasakan dampak negatif dari pandemi Covid-19. Bahkan ada pengembang properti yang tetap meraup untung di tengah krisis.
Salah satunya adalah PT Kesuma Agung Selaras (PT KAS) yang memiliki properti di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ketika pengembang lain tiarap, perusahaan ini justru membukukan penjualan yang cukup signifikan.
Baca juga: Dirut PT KAS I Wayan Madik Kesuma, Pernah Jadi Tukang Kenek Bangunan Saat SMP
Bagaimana PT KAS menyiasati masa-masa sulit ketika pandemi Covid-19?
Siapa sosok di balik kesuksesan tersebut?
Wawancara yang berlangsung di Pemasaran Galeri PT Kesuma Agung Selaras di Perumahan Graha Laras Sentul, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini dipecah menjadi dua seri:
Banyak pengembang yang menawarkan kemudahan memiliki rumah dengan harga yang sangat terjangkau. Namun dalam prosesnya ada banyak biaya-biaya tambahan. Bagaimana dengan perusahaan Anda?
Kami tidak seperti itu. Kami konsisten, semua dihitung. Kami berani berikan Rp 5 juta sebagai DP (down payment) karena sesuai aturan Bank Indonesia, LTV (Loan to Value) namanya.
Saat ini tidak perlu lagi DP kayak zaman dulu tetapi itu tergantung kredibilitas di mata pihak perbankan.
Alhamdulilah kami dipercaya pihak perbankan. Kami bisa berikan DP Rp 5 juta dan konsumen fokus pada angsuran, entah itu 15 atau 20 tahun, tergantung usia.
Kalau masih di bawah 30 tahun, bisa diberikan kredit hingga 25 tahun. Jadi tidak ada jebakan batman. Semua proses KPR ditanggung. Ini yang saya bilang kemudahan memiliki rumah.
Tidak semua developer mau mengambil risiko itu.
Kami berani mengambilnya, membayar konsumen untuk membiayai akad, pajak sampai pecah SHM.
Ini bisa dibuktikan. Silahkan datang ke marketing gallery kami.
Apakah kemudahan ini hanya untuk konsumen baru atau bisa dinikmati konsumen yang membeli rumah kedua untuk investasi?
Kami perlakukan sama. Kalau ada konsumen yang beli untuk dijual lagi, kami siap bantu.
Kami jaga juga nilai jual kawasan karena kami tidak hanya membangun klaster, tetapi kawasan.
Untuk itu, kami bangun tempat layanan kesehatan, minimarket, area komersial, dan lain-lain di area perumahan.
Kalau kami jaga nilai kawasan maka harga jual properti juga makin meningkat.
Selama dua tahun Indonesia dihantam Covid-19. Seberapa besar hal itu berdampak pada bisnis properti PT KAS?
Kami malah sedang mengalami klimaks saat Covid-19. Penjualan kami mencapai dua kali lipat.
Kami developer pertama yang melakukan akad KPR secara drive-thru di ruang terbuka, lokasinya bundaran Graha Laras Sentul.
Petugas kami siap di satu meja lalu calon konsumen datang dengan menyodorkan berkas KPR dari dalam mobil.
Setelah diperiksa, staf kami sodorkan ke meja pihak perbankan untuk minta tanda tangan. Kami disanjung pihak BTN karena inovasi ini.
Kami juga mendapat dukungan dengan PPN yang dibayar pemerintah sehingga bisa tekan harga.
Cara ini cukup efektif. Penjualan kami meningkat dari Rp 60 Miliar pada tahun sebelumnya hingga mencapai Rp 150 Miliar.
Kami berhasil menjual sekira 180 unit rumah di dua lokasi perumahan yaitu Graha Laras Sentul dan Geriya Selaras Dramaga.
Saat Covid-19 mulai melandai pada 2021, kami serahkan sekitar 300 rumah ke konsumen.
Baca juga: I Wayan Madik Kesuma, Anak Petani Penggarap Kacang Panjang yang Kini Panen Properti
Bagaimana bisa meraih kesuksesan penjualan seperti itu ketika pandemi Covid-19?
Saya yakin ada jalan keluar. Kalau pun terjadi resesi, kami harus memitigasi di sektor mana kami masih bisa bergerak. Kami sendiri akan fokus di bisnis properti.
Saya tidak tertarik menekuni bisnis lain karena usia saya sudah 55 tahun.
Saya sudah telanjur senang di bisnis properti ini. Kami akan terus berikan nilai tambah pada apa yang dibuat.
Saya lihat mereka cukup militan dan berdedikasi.
Sayang kalau saya tidak bisa bagikan apa yang saya tahu kepada mereka.
Saya ingin tetap menjadicoaching di PT KAS, tetapi tidak setiap hari terlibat.
Sektor properti ini adalah bidang padat karya. Kami di sini ada tujuh kontraktor dengan rata-rata satu kontraktor 100-200 orang.
Kalau pemerintah ingin menggerakkan ekonomi nasional, harapan saya pemerintah memberikan insentif. Tidak perlu muluk-muluk, terapkan saja apa yang sudah dilakukan.
Misalnya, PPN ditanggung pemerintah. Mungkin pemerintah berkurban Rp 1 Triliun untuk kebijakan ini, tetapi dampak ekonomi bagi sektor properti sangat besar.
Pada akhirnya kan kami bayar PPH dari setiap kegiatan ekonomi yang dijalankan.
Kami juga berharap adanya konsistensi dalam regulasi pemerintah, ada sinkronisasi antara pusat dan daerah.
Misalnya, masalah perubahan dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ke Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Pemerintah daerah tampaknya belum siap dengan perubahan ini.
Kami tidak bisa melakukan akad dengan perbankan karena PBG belum keluar.
Namun tiba-tiba lahan itu masuk LSD. Padahal sebelumnya kawasan itu tidak masuk LSD. Jadi kami minta ada konsistensi dari pemerintah.
Semoga perbincangan ini sampai ke pemerintah karena pengembang tidak bekerja untuk diri sendiri tetapi untuk banyak orang yang bekerja dengan kami dan menjadi mitra kami. (ron/eko)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.