Kemenparekraf Apresiasi Sinergi Mutualisme di Desa Wisata Matano Iniaku yang Mampu Berdayakan Warga
Indra Ni Tua mengapresiasi pola pengelolaan desa wisata tersebut yang berjalan harmonis dan seirama dengan industri tambang.
WARTAKOTALIVE.COM — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengapresiasi sinergi mutualisme yang terjadi di Desa Wisata Matano Iniaku, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Desa Matano Iniaku yang masuk ke dalam 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022) mampu berdayakan masyarakat untuk peningkatan ekonomi.
Hal itu diungkapkan Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Indra Ni Tua saat menyambangi desa wisata tersebut belum lama ini.
Kehadiran Indra Ni Tua di desa wisata tersebut mewakili Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno yang berhalangan hadir.
Hadir dalam kunjungan tersebut, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Bupati Luwu Timur Budiman Hakim serta jajaran pemerintahan setempat.
BERITA VIDEO: PERAGAAN BUSANA DI PEMATANG SAWAH DESA WISATA MULYAHARJA
Indra Ni Tua mengapresiasi pola pengelolaan desa wisata tersebut yang berjalan harmonis dan seirama dengan industri tambang.
”Kalau yang saya tahu, industri tambang di sini sudah 54 tahun. Tapi danaunya masih seperti ini. Airnya masih bening. Pengolahannya baik. Ini salah satu kolaborasi antara industri tambang dan industri pariwisata yang sinergis,” ungkap Indra Ni Tua dalam pernyataan resminya.
Menurut Indra Ni Tua, biasanya industri tambang dan industri pariwisata selalu bertentangan. Namun di Desa Wisata Matano Iniako menunjukkan kenyataan yang berbeda.
Baca juga: Praktis Berburu Koleksi Jam Tangan Mewah Buatan Swiss Lewat Voilatime Tanpa Daftar Tunggu Pemesanan
Baca juga: Baru Ada 3 di Indonesia, Mahfud MD Puji Universitas Jember Cetak Guru Besar Ilmu Perundang-Undangan
“Ini merupakan model pengembangan potensi daerah untuk masyarakat. Tambangnya bermanfaatkan bagi masyarakat juga. Bisa disalurkan ke desa wisata sekitarnya,” kata Indra Ni Tua.
“Jika desa wisatanya berkembang bisa merekrut pekerja warga sekitar. Terjadi hubungan mutualisme,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, rombongan juga melihat kolam Mata Air Laa Laa.
Mata air ini mengalir ke rumah warga, dan memiliki keunikan yaitu jika berteriak Bura-Bura, maka akan mengeluarkan gelembung air.
Potensi wisata desa tersebut terkenal sebagai danau tektonik purba terdalam di Asia Tenggara dan berada di urutan ke-8 di Dunia.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Traveler Bisa Manfaatkan Asuransi Perjalanan Proteksi Biaya Rebooking Ticket
Baca juga: Buruh Eks Karesidenan Pati Dukung Pemimpin Bisa Serap Aspirasi dan Mensejahterakan