Ekonomi

PDB Amerika Serikat Naik, Diprediksi Dunia Batal Gelap-gelapan di Tahun 2023

Dunia diprediksi tidak jadi gelap karena resesi global di tahun 2023 mendatang.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dunia diprediksi tidak jadi gelap karena resesi global di tahun 2023 mendatang. Pasalnya, Produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat akhirnya tumbuh positif pada kuartal III-2022. 

Ini mengakhiri pertumbuhan negatif PDB selama dua kuartal berturut-turut.

Dilansir dari Kompas.com, PDB yang merupakan dasar dari perhitungan pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 2,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada periode Juli-September 2022. 

Realisasi ini terjadi setelah perekonomian AS terkontraksi sebesar 1,6 persen pada kuartal pertama dan 0,6 persen pada kuartal kedua tahun ini. 

Capaian pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga itu lebih tinggi dari proyeksi ekonom, yakni sebesar 2,4 persen. 

Ini kemudian disambut baik oleh Presiden AS, Joe Biden. "Laporan ini merupakan bukti lebih jauh bahwa pemulihan ekonomi kita terus berlanjut," ujar dia, dikutip Jumat (28/10/2022). 

Baca juga: Mantan Menteri Keuangan Chatib Yakin Dampak Resesi Global Tidak Bakal Terlalu Terasa di Indonesia

Pertumbuhan sebesar 2,6 persen itu menandakan, saat ini perekonomian AS tidak berada dalam resesi. 

Pasalnya, salah satu indikator resesi ialah perekonomian suatu negara mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut. 

Di akun twitternya, Joe Biden juga memamerkan investasi besar yang bisa didapat Amerika Serikat

Kata Joe Biden, negara paman sam itu baru saja mendapatkan investasi senilai 100 miliar dolar dari Micron. 

Investasi besar itu diproyeksikan untuk 20 tahun ke depan untuk membangun pabrik semikonduktor Amerika.

Kata Joe Biden, ini adalah investasi terbesar dari jenisnya yang pernah didapat Amerika Serikat. Joe Biden mengatakan bahwa investasi tersebut menciptakan ribuan lapangan pekerjaan bergaji bagus di Amerika Serikat.

Meskipun demikian, sejumlah ekonom menyerukan, resesi bukan tidak bisa terjadi ke depannya. 

Sebab, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga didorong oleh penyeimbangan impor dan ekspor. Adapun konsumsi rumah tangga AS tumbuh sebesar 1,4 persen, lebih tinggi dari perkiraan. 

Akan tetapi, realisasi ini menunjukan adanya perlambatan dibanding dua kuartal sebelumnya. 

"Tanpa indikator yang termasuk kategori bergejolak, laju pertumbuhan ekonomi AS terlihat lemah," ujar Kepala Ekonom LPL Financial, Jeffrey Roach.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved