Polemik PSSI Pascainsiden Kanjuruhan, KLB Dipandang Tidak akan Selesaikan Masalah
Desakan agar digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI imbas dari Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa dinilai tidak menyelesaikan masalah.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Desakan agar digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI imbas dari Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa dipandang tidak akan menyelesaikan masalah.
Sejarah mencatat PSSI telah menggelar KLB belasan kali. Namun, perubahan yang diinginkan nyatanya tidak semudah mengembalikan tangan karena kerap jadi panggung kepentingan politik dan menaikan popularitas.
Sebagai contoh, KLB pada 9 Juli 2011 silam di mana terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai pengganti Nurdin Halid bermasalah hingga munculnya dua kompetisi.
Seorang suporter Arema Saiful Arifin mengatakan bahwa penyelenggaraan KLB saat ini belum tepat lantaran pengalaman sebelumnya kerap menjadi tempat bagi kepentingan politik antara dua kubu yang berseberangan.
Baca juga: Dede Yusuf Tegas, Minta Presiden Jokowi Segera Pecat Ketua Umum PSSI untuk Ungkap Tragedi Kanjuruhan
"Menurut saya tidak perlu ada KLB. Toh KLB pasti ditunggangi oleh mereka yang tidak sejalan dan tidak sepaham dengan pengurus PSSI sekarang,” ujarny, berdasar keterangan, Kamis (27/10/2022).
Tuntutan segera diadakan KLB yang diinisiasi oleh dua klub Persis Solo maupun Persebaya Surabaya karena PSSI dianggap gagal dalam menjalankan perannya perlu dipertimbangkan.
“Dan ini adalah alat untuk menjatuhkan atau melengserkan Ketum PSSI sekarang. KLB tidak menyelesaikan masalah, stop KLB!” sambungnya.
Hal senada juga dikatakan oleh penggemar sepak bola asal Bandung, Gilang Rifaldi. Ia menyatakan PSSI di bawah kepemimpinan Iwan Bule telah menorehkan prestasi yang harus menjadi salah satu poin pertimbangan sebelum terjadinya KLB.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Eks Anggota Komite Etik FIFA Asal Indonesia Sebut KLB PSSI Bukan Jalan Keluar
KLB memang selalu diniatkan untuk memperbaiki sepak bola Indonesia, namun pada kenyataannya justru sering dimanfaatkan demi kepentingan politik dan perebutan kursi kepemimpinan PSSI yang justru merugikan insan sepak bola sendiri.
“Selain tuntutan TGIPF secara moral, urgensi KLB ini apa? Berbanding objektif yang ada, bagaimana value semua indikator? Prestasi Timnas senior, junior, putri? Liga Indonesia 1, 2, 3? Apa negatif?” ujar Gilang.
PSSI di era kepemimpinan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule melakukan gebrakan seperti salah satunya menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih yang berdampak positif bagi tim nasional.
Iwan Bule sendiri mengatakan bahwa melalui Mensesneg Pratikno, pemerintah menginginkan dilanjutkan Transformasi Sepak bola Indonesia.
"Kemudian, Ya. Memperbaiki sepak bola nasional ke depannya, itu saja," kata Iwan Bule disela-sela bertemu dengan Mensesneg, Rabu (26/10/2022).
Apalagi, saat ini dukungan pemerintah dengan mendatangkan FIFA sampai mereka berkantor di Jakarta seharusnya bisa digunakan kolaborasi untuk menuju sepak bola yang lebih baik.
"Mereka sudah ada di kita, sudah ada di PSSI. Besok tanggal 29 Oktober 2022 Kemenpora, Kemenkes, Kemendagri, KONI, Kepolisian, FIFA, AFC, dan juga PSSI akan berkantor untuk persiapan Piala Dunia U-20," lanjut Iwan.
Pakai Kaos 7-0, Mantan Ketua PSSI Iwan Bule Ejek Fans Manchester United |
![]() |
---|
Spanduk 'Membangun Jawa Barat' Bergambar Dirinya Bertebaran di Bekasi, Begini Penjelasan Iwan Bule |
![]() |
---|
Iwan Bule Ucap Hamdalah 3 Kali Usai Erick Thohir Terpilih Jadi Ketum PSSI |
![]() |
---|
Menpora Zainudin Amali dan Yunus Nusi Terpilih Jadi Wakil Ketua Umum PSSI Periode 2023-2027 |
![]() |
---|
Gagal Jadi Ketum PSSI, La Nyalla Minta Erick Thohir Benar-benar Bersihkan PSSI dari Mafia Sepak Bola |
![]() |
---|