Persija Jakarta

Liga 1 2022: Staf Analis Persija Petrick Sinuraya Sebut Pressing Trap Penting untuk Memenangi Laga

Staf analis Persija Jakarta, Petrick Sinuraya, membeberkan salah satu cara untuk memenangi pertandingan.

Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
persija.id
Persija Jakarta menang 3-1 atas Bhayangkara FC pada laga uji coba di Nirwana Park, Bojongsari, Depok, pada Sabtu (8/10/2022) pagi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Persija Jakarta sedang menghentikan aktivitas dari sepak bola, karena sedang menunggu bergulirnya kembali kompetisi Liga 1 2022/2023 yang sempat terhenti akibat tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Meski sedang tidak berkompetisi, namun salah seorang staf analis Persija Jakarta, Petrick Sinuraya, membeberkan salah satu cara untuk memenangi pertandingan.

Menurut Petrick, pressing trap merupakan salah satu taktik yang sangat krusial untuk memenangi laga.

Pressing trap juga bisa menjadi pilihan untuk merebut bola dari lawan.

Baca juga: Bek Persija Jakarta Tony Sucipto Senang dengan Perubahan Jam Kick Off Liga 1

Baca juga: Persija Jakarta Punya Stadion, Jakmania Ucapkan Terima Kasih saat Perpisahan Anies Baswedan

Baca juga: Liga 1 2022: Pakai Jersey Warna Ungu, The Jakmania Mengira Kiper Persija Andritany Pindah ke Persita

Petrick menjelaskan bahwa pada dasarnya pressing trap adalah suatu kondisi yang mirip dengan offside trap.

Keduanya adalah sebuah jebakan yang hasilnya akan merebut bola dari lawan.

"Intinya tim kami melakukan sesuatu tindakan yang dimana lawan tidak akan mengira akan terkena press. Tapi setelah lawan sudah melakukan suatu pergerakan yang mereka inginkan, tim kita langsung melakukan pressing,” kata Petrick dikutip dari persija.id.

Menurut Petrick, pressing trap tidak serta-merta langsung bisa dilakukan.

Persiapan jebakan itu hampir mirip jebakan offside, yaitu dengan menciptakan kondisi tertentu yang membuat lawan terjebak dengan pressing tim.

“Contoh praktiknya anggap saja kita melawan tim yang menggunakan empat bek dan bek tengah kanannya tidak terlalu pandai untuk memegang bola," ujar Petrick.

"Jika skenarionya adalah goal kick dan kita mau pressing tinggi, maka tim kita akan menjaga semua bek kecuali pemain yang tidak pandai pegang bola itu," ucap Petrick.

"Dengan kondisi tersebut kiper akan terjebak dan langsung mengoper ke pemain yang tidak pandai pegang bola, di saat itu semua pemain kita langsung press ke pemain yang tidak dikawal tersebut,” tutur Petrick.

Walaupun terdengar efektif, menurut analis yang mengidolakan Manchester United itu, tidak semua tim memakai pressing trap, sama seperti halnya offside trap. Jebakan tersebut digunakan tergantung tim yang akan dilawan.

“Yang sudah dijelaskan itu baru contoh simpelnya saja. Sebab, jika bermain dengan formasi yang berbeda, pasti cara pressing trap-nya akan berbeda juga. Tapi intinya adalah menjebak lawan agar mereka memainkan bola ke area tertentu,” papar Petrick.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved