Berita Video

VIDEO Harga Kedelai Kembali Naik, Perajin Tahu di Karawang Bingung Pilih Mogok atau Naikkan Harga

Perajin tahu asal Karawang, Jawa Barat Sidikrillah (41) mengaku bingung antara memilih mogok atau naikkan harga imbas kenaikan harga kedelai.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Miftahul Munir

WARTAKOTALIVE.COM, KARAWANG - Perajin tahu asal Karawang, Jawa Barat Sidikrillah (41) mengaku bingung antara memilih mogok atau naikkan harga imbas kenaikan harga kedelai.

Saat ini harga kedelai yang awalnya Rp 12.000 kembali naik menjadi Rp 13.20 per kilogram.

"Saya mah maunya mogok produksi, tapi arahan dari Koperasi Tahu Tempe (Kopti) Jawa Barat batal mogok cuman diminta naikkan harga," katanya pada Sabtu (15/10/2022).

Menurut perajin yang berdomisili di Kampung Kepuh, Kelurahan Karangpawitan, Kecamagan Karawang Barat itu jika harga naik ada dua resiko yang didapatkan.

Pertama, pembeli tahu akan berkurang, kedua jika memilih harga naik nantinya tidak ada upaya pemerintah untuk menurunkan harga kedelai.

"Ini kalau kita harga naik pemerintah engga ada upaya, nanti lama-lama terus saja naik harga kedelainya. Makanya lebih bagus sebenarnya mogok massal biar didengar pemerintah, harga kedelai di normalin lagi," beber dia.

Dia melanjutkan, dalam dua tahu terakhir sudah terjadi kenaikan lebih dari empat kali. Awal tahun 2021 harga kedelai masih sekitar Rp 9.500 ribu per kilogram.

Terjadi beberapa kali kenaikan, mulai dari Rp 11.300, lalu Rp 11.800, Rp 12.000 dan sekarang Rp 13.200.

"Makanya kalau saya pilih mogok saja biar
keinginan saya mungkin semua pengrajin se Indonesia kepinginannya harga kedelainya dinormalin lagi jangan sampai naik lagi naik lagi," beber dia.

Sidik mengaku tak setuju jika harus menaikkan harga tahu karena khawatir pelanggan akan kabur atau memilih bahan makanan lain.

Saat ini saja, ia menjual sebungkus tahu Rp 5.300 dengan isi 10 buah. Itu belum jika sampai ke tangan konsumen.

Sehingga ia berharap pemerintah pusat hingga daerah berupaya menurunkan harga kedelai.

"Hari ini kedelai Rp 13.200 per kilogram turun menjadi harga normal. Saya khawatir harga naik justru penjualan menurun," beber dia.

Untuk mengakalinya, Sidik terpaksa berencana mengurangi jumlah produksi. Dari awalnya sebanyak tiga hingga empat kuintal sehari menjadi satu kuintal per hari. Apalagi, kata dia, biaya produksi sulit ditekan. Salah satunya gaji pegawai.

"Kita palingan ngurangin (produksi), kalau penjualan menurun karena harga tahu dinaikkan, kasihan pekerja, pedagang hingga pengrajin produk turunan tahu," kata dia.

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved