Pilpres 2024
Niluh Djelantik Minta Pemimpin Nasdem Ingat Reporter yang Dilempari Pendukung Anies Baswedan
Mantan kader Partai Nasdem Niluh Djelantik meminta para petinggi Nasdem mengingat bagaimana reporter Metro Tv dilempari karena polarisasi agama
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan kader Partai Nasdem Niluh Djelantik meminta para petinggi Nasdem mengingat bagaimana reporter Metro Tv dilempari karena polarisasi agama di Pilkada DKI Jakarta.
Pernyataan Niluh Djelantik yang meminta para petinggi Partai Nasdem untuk mengingat polarisasi agama disampaikan dalam Talkshow Youtube Tribunnews.com pada Rabu (11/10/2022).
Dalam pernyatannya, Niluh Djelantik mengatakan bahwa ia tidak memiliki dendam pribadi terhadap Anies Baswedan dalam keputusannya untuk mundur dari Partai Nasdem.
Namun kata Niluh Djelantik, keputusannya mundur ialah perihal masalah idealismenya yang menurutnya telah terciderai saat partainya mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
Pasalnya kata Niluh Djelantik, saat awal Pilkada DKI Jakarta 2017, Niluh Djelantik menyambut baik dengan hadirnya Anies Baswedan di kontestasi Pilkada DKI.
Namun, pandangannya mulai berubah saat polarisasi agama ternyata dirawat oleh lawan-lawan penantang Basuki Tjahja Purnama (Ahok) saat itu.
Niluh Djelantik pun terkenang tragedi satu reporter televisi nasional yang dipersekusi oleh pendukung Anies Baswedan saat melakukan live report.
Baca juga: NasDem Bodo Amat Niluh Djelantik Mundur, Dianggap Tak Penting dan Tak Berbuat Apa-apa untuk Partai
“Saat itu Nasdem partai yang mengusung Ahok. Partai pendukung penista agama kalau kita ketik di Google salah satunya Nasdem. Lalu bagaimana dengan media-media televisi yang reporternya dilempar dan sebagainya itu Metro Tv dan saya berada di sana yang juga alami deskreditkan seperti itu kami tetap jalan dukung Ahok bukan hanya soal tentang Ahoknya,” ucap Niluh Djelantik.
Kata Niluh Djelantik, hal itulah yang memutuskannya bergabung dengan Nasdem kala itu. Lantaran partai pentolan Surya Paloh tersebut dianggap memiliki nilai yang sama dengan Niluh Djelantik terkait antipolarisasi dalam pemilu di Indonesia.
Diketahui sebelumnya Partai Nasdem resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
Dengan begitu, kesempatan Anies Baswedan sebagai non anggota partai masuk ke bursa Pilpres 2024 semakin besar.
Keputusan Nasdem mengusung Anies Baswedan kemudian menuai sejumlah konflik di internal Partai Nasdem. Misalnya saja dari kader Niluh Djelantik yang memutuskan keluar dari partai tersebut.