Liga 1
Usai Tragedi Kanjuruhan, Suporter Liga 1 Guyub Bareng di Jakarta
Para suporter sepak bola Indonesia dari berbagai klub terutama di kompetisi Liga 1 guyub bareng dengan menggelar pertemuan di Jakarta, Minggu (9/10).
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Para suporter sepak bola Indonesia dari berbagai klub terutama di kompetisi Liga 1 guyub bareng dengan menggelar pertemuan di Jakarta, Minggu (9/10/2022).
Pertemuan antar-suporter sebagai bentuk solidaritas dari tragedi Kanjuruhan itu dikemas lewat acara diskusi publik dengan tema 'One Love For Football: Solidaritas Suporter untuk Kanjuruhan'.
Diskusi tersebut, sebagai bentuk dukungan moral terhadap tragedi Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 lalu. Mereka juga memberikan saran dan koreksi terhadap regulasi operasional liga di Indonesia.
Acara ini diinisiasi oleh Barito Mania (suporter Barito Putera) Jabodetabek, dengan tujuan untuk mendukung agar kompetisi sepak bola Indonesia tetap bergulir.
Para suporter berterima kasih kepada pemerintah RI, khususnya Presiden Jokowi dan PSSI karena Indonesia tidak disanksi FIFA.
"Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kemanusiaan yang harus mendapat atensi semua pihak, agar para pemangku kebijakan segera menemukan solusi yang holistik dan menyeluruh, bukan sektoral," kata Lutfi Ramadan perwakilan dari Barito Mania Jakarta, Minggu (9/10/2022).

Acara yang berlangsung di Sport Cafe Jakarta Selatan ini tak cuma dihadiri oleh para suporter klub Liga 1, melainkan juga dihadiri oleh berbagai narasumber.
Diantaranya, Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Arya Sandhiyudha, pengamat sepak bola nasional Christoper Halolo, perwakilan Pusamania Jakarta Afif Moreno, dan konten kreator Geolive Chaca.
Arya Sandhiyudha yang juga seorang The Jakmania mengajak suporter dari berbagai klub sepak bola untuk menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai bahan introspeksi diri. Menurutnya, tidak ada pertandingan sepakbola yang seharga nyawa manusia.
Oleh karena itu, pasca tragedi Kanjuruhan tersebut dia mengajak para suporter dan masyarakat secara umum, agar tidak saling menyalahkan.
Dia menegaskan bahwa sebaiknya semua pihak fokus terhadap nasib sepakbola Indonesia ke depannya.
Arya menambahkan, peristiwa pilu di Stadion Kanjuruhan tersebut adalah tanggung jawab bersama. Dia menegaskan semuanya tidak boleh berpangku tangan, tapi saling mengulurkan tangan.
Dia berharap, setelah presiden Jokowi mengumumkan FIFA tidak menjatuhkan sanksi, menjadi sinyal perbaikan sepakbola Indonesia.
"Bukan waktunya untuk saling mencari kambing hitam, karena masyarakat sepak bola tanah air menanti reformasi dan perbaikan dengan segera, sehingga olahraga ini kembali menjadi primadona di tanah Ibu Pertiwi," tegas Arya Sandhiyudha.