Virus Corona
Pemerintah Diminta Setop PPKM, Epidemiolog Sarankan Dipertahankan, Kalau Perlu Ada Level 1A Atau 1B
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai PPKM terbukti efektif dan bermanfaat mengendalikan pandemi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melandai memunculkan usul pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) segera diakhiri.
Terkait hal ini, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai PPKM terbukti efektif dan bermanfaat mengendalikan pandemi.
"Bukan hanya di Indonesia, tapi semua negara di beragam pandemi, dan ini terbukti dari beragam wabah," ujarnya kepada Tribunnews, Jumat (23/9/2022).
Baca juga: Tak Lakukan Pendalaman, Timsus Polri Bilang Tiga Kapolda Tidak Terlibat Kasus Ferdy Sambo
Dalam pelaksanaan PPKM, terdapat aturan yang membantu penanggulangan pandemi.
Misalnya, terkait isolasi dan karantina. Lalu ada testing, tracing, dan treatment. Juga, dorongan untuk mencapai cakupan vaksinasi Covid-19.
Di sisi lain, meskipun progres pengendalian pandemi terlihat semakin baik, menurut Dicky, mencabut status pandemi bukanlah hal yang mudah. Perlu banyak kajian dan masukan dari para ahli di seluruh dunia.
Baca juga: Geledah Gedung MA dan Rumah Para Tersangka Suap Penanganan Perkara, KPK Sita Berbagai Dokumen
"Atas masukan itu kita bisa melihat situasi global nasional yang jauh lebih baik."
"Kalau bicara PPKM, dia erat kaitannya dengan status kedaruratan itu sendiri," tutur Dicky.
Namun, sebetulnya PPKM bisa saja dicabut, karena kewenangan ada di tangan pemerintah. Tapi kata Dicky, dampaknya bisa merugikan ketika masyarakat semakin abai.
Baca juga: Dokter Pribadi Ungkap Lukas Enembe Strok Sejak 2015, Kini Disebut Tak Bisa Bicara
Sebagian masyarakat akan merasa jika pandemi sudah berakhir. Dicky pun menegaskan jika virus tidak terpengaruh dengan klaim seperti itu, dan fungsi dari keberadaan PPKM adalah menegaskan pandemi masih ada.
"Sehingga saya menyarankan PPKM dipertahankan, tentu dengan level yang minimal. Kalau perlu level 1.a atau 1.b," sarannya.
Pun, kata Dicky, meski PPKM masih ada, dalam implementasinya saat ini tidak menghalangi masa pemulihan. Kegiatan masyarakat pun masih tetap berjalan.
Baca juga: Jadi Saksi Kunci, Brigjen Hendra Kurniawan Suruh Bawahan Halangi Penyidikan Kasus Brigadir Yosua
Wartakotalive sebelumnya memberitakan, epidemiolog FKM Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, keputusan akhir pandemi Covid-19 berada di tangan Presiden Jokowi.
Namun sebelum memutuskan akhir pandemi, ia menyarankan pemerintah menghentikan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Biar masyarakat betul-betul percaya bahwa Covid-19 di Indonesia tidak terlalu berat lagi," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/9/2022).
Baca juga: KRONOLOGI dan Konstruksi Kasus Hakim MA Terima Suap Penanganan Perkara, 10 Orang Jadi Tersangka
Ia mengungkapkan, perlu ada tahapan-tahapan yang dilalui pemerintah, agar bisa benar-benar mengakhiri pandemi, di antaranya menyudahi PPKM.
Di Indonesia sendiri terdapat dua status yang ditetapkan pemerintah terkait pandemi ini.
Pertama, status kedaruratan kesehatan masyarakat, dan kedua status kedaruratan bencana non alam.
Baca juga: Urus Perkara di MA, Hakim Agung Sudrajat Dimyati Dapat Rp800 Juta
"Dengan demikian, harapannya kalau kondisi ini lancar, maka Presiden akan bisa mencabut status darurat kesehatan masyarakat dan status darurat bencana non alam."
"Akhir pandemi ini adalah keputusan politik ya, bukan keputusan ahli epidemiologi."
"Epidemiolog hanya melihat bahwa ini kondisinya sudah mengarah ke sana ya, tapi pembatasan masyarakat bisa dicabut," papar Pandu.
Menurutnya, pembatasan aktivitas masyarakat sebagai intervensi pengendalian pandemi tidak lagi diperlukan, lantaran sudah ada komunikasi risiko yang kuat dalam mencegah penularan.
Tak Ingin Tergesa-gesa Nyatakan Pandemi Covid-19 Berakhir, Jokowi: Hati-hati, Tetap Harus Waspada
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah bakal hati-hati dan tidak buru-buru memutuskan pandemi Covid 19 berakhir.
“Kalau untuk Indonesia saya kira kita harus hati-hati, tetap harus waspada,"
"Tidak harus tergesa-gesa, tidak usah segera menyatakan bahwa pandemi sudah selesai,” kata Jokowi usai meresmikan ruas tol di Kabupaten Bekasi, Selasa (19/9/2022).
Sikap kehati-hatian perlu diterapkan, kata Jokowi, karena di sejumlah negara kasus Covid-19 masih tinggi, bahkan cenderung meningkat.
“Saya kira hati-hati, ada di satu dua negara yang Covid-nya juga mulai bangkit, naik, hati-hati. Kehati-hatian yang harus diterapkan,” tuturnya.
Menurut Jokowi, yang bisa memberikan pernyataan pandemi Covid-19 telah berakhir adalah badan kesehatan dunia alias WHO. Sebab, pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan negara lain di dunia.
Baca juga: VAKSINASI Covid-19 19 September 2022: I: 204.344.136, II: 170.955.590, III: 62.713.129, IV: 556.790
“Pandemi ini kan terjadi di seluruh dunia, dan yang bisa memberikan statement, menyatakan pandemi selesai itu adalah WHO,” papar Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan, pandemi Covid-19 sudah berakhir, meskipun pada kenyataannya Amerika Serikat masih bergulat melawan infeksi varian baru Virus Corona.
Virus ini setiap harinya membunuh ratusan orang AS.
Baca juga: Partai Tiga Besar Pemenang Pemilu 2019 Dinilai Diuntungkan Jika Nomor Urut Parpol Tidak Diubah
"Pandemi sudah berakhir."
"Kita masih melakukan banyak hal untuk itu. Tetapi pandemi sudah berakhir."
"Jika Anda perhatikan, tidak ada yang memakai masker."
"Semua orang tampaknya dalam kondisi yang cukup baik. Jadi, saya pikir itu berubah," kata Biden dalam wawancara dengan program 60 Minutes CBS yang disiarkan Minggu (18/9/2022), dikutip Reuters. (Aisyah Nursyamsi)
Dalam Seminggu Tiga Kasus Kematian Akibat Covid-19 di DKI Jakarta, Semuanya Punya Komorbid Berat |
![]() |
---|
Dinkes DKI Tetap Pantau Covid-19, Ada Potensi Kenaikan Kasus dan Kematian karena Cuaca |
![]() |
---|
Kasus Omicron Orthrus di Jakarta Bertambah 34 Pasien, 10 Diantaranya Belum Dapat Vaksin |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 23 Februari 2023: 3 Pasien Wafat, 265 Orang Sembuh, 215 Positif |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 22 Februari 2023: 2 Pasien Meninggal, 195 Sembuh, 212 Orang Positif |
![]() |
---|