Kabar Duka
Liz Truss Sangat Terpukul saat Dengar Ratu Elizabeth II Mangkat, karena Sejak Muda Mengidolai
Perdana Menteri Inggris Liz Truss sangat sedih atas meninggalnya Ratu Elizabeth II, inspirasinya sejak muda.
Penulis: Valentino Verry | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Liz Truss tak berhenti menangis, dia sangat terpukul atas kepergian Ratu Elizabeth II.
Ini bisa dipahami karena sejak muda, wanita berusia 47 tahun ini terus mengikuti sepak terjang Ratu Elizabeth II.
Saat menjadi mahasiswi, Liz Truss menjadikan Ratu Elizabeth II sebagai inspirasi dalam meraih gelar sarjana.
Liz Truss ingin menjadi wanita kuat dan hebat, sama seperti Ratu Elizabeth II yang dikagumi.
Meninggalnya Ratu Ratu Elizabeth II merupakan sebuah kehilangan bagi Liz Truss.
Menurutnya, Inggris dapat menjadi bangsa yang besar tak lepas dari kontribusi Ratu Elizabeth II.
"Inggris adalah negara besar seperti sekarang ini karena dia (Ratu Elizabeth II)," kata Liz Truss seperti dikutip dari CNN, Jumat (9/9/2022).
“Kita sekarang adalah bangsa yang modern, berkembang, dan dinamis. Dalam suka dan duka, Ratu Elizabeth II memberi kami stabilitas dan kekuatan yang kami butuhkan," tambah Liz Truss.
Baca juga: Joe Biden Kagum pada Kepemimpinan Ratu Elizabeth II, Wanita Kharismatik yang Melebihi Raja
Liz Truss mengatakan, merupakan pencapaian luar biasa bagi Ratu Elizabeth II untuk memimpin dengan martabat dan rahmat selama 70 tahun.
“Dia dicintai dan dikagumi oleh orang-orang di Inggris, dan di seluruh dunia. Dia telah menjadi inspirasi pribadi bagi saya, dan bagi banyak orang Inggris," kata Liz Truss.
Sebelumnya diberitakan, Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada Kamis (8/9/2022) waktu setempat.
Ratu Elizabeth II meninggal dalam usia 96 tahun.
Baca juga: Putri Diana Trending, Naluri Wanita Ungkap Perselingkuhan Pangeran Charles Sebelum Meninggal Dunia
Ratu Elizabeth II, merupakan ratu Inggris terlama yang memerintah yakni selama tujuh dekade.
Elizabeth naik takhta pada tahun 1952, setelah kematian ayahnya, Raja George VI.