Pelecehan Seksual
Pria Tambun Lakukan Aksi Eksibisionis Depan Sekolah Yapimda Poltangan, Lima Pelajar Langsung Rekam
Aksi eksibisionis terjadi di depan Sekolah Yapimda Potangan, Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, bikin pelajar kaget.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Seorang pria bertubuh tambun melakukan aksi eksibisionis di depan sekolahan Yapimda Poltangan, Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022).
Lima pelajar sekolah menengah pertama (SMP) ini sempat mengabadikan momen pria berkaos garis kuning abu-abu itu melakukan aksi bejat itu menggunakan telepon seluler.
Para pelajar yang melihat secara langsung itu berinisial K, Z, ZA, N dan C hanya tertawa sembari memvideokan aksi itu.
K menceritakan, ketika itu ia bersama empat temannya baru pulang sekolah dihampiri pelaku menggunakan sepeda motor matic putih.
Lelaki tersebut mengenakan sarung dan para pelajar ini sempat curiga dengan kedatangan pelaku yang tak dikenalnya.
Tiba-tiba, pria itu menarik sarungnya dan memperlihatkan alat kelamin.
"Sampai keluar putih-putih gitu, aku sama teman-teman aku langsung lari karena risih gitu," jelasnya Kamis (8/9/2022).
Menurut K, orang tersebut pernah melakukan hal yang sama kepada dirinya dan teman-teman di Taman Mall Cijantung, Jakarta Timur pada 18 Juni 2022.
Baca juga: Polisi Tangani Kasus Pelecehan Seksual Colek Bokong saat Kebakaran, Minta Korban Visum
Namun, saat pelecehan pertama, ia tidak memvideokan aksi eksibisionis pelaku karena panik dan langsung buru-buru kabur.
Tapi karena kejadian kedua dengan orang yang sama, maka ia langsung merekam aksi pelaku sebagai bukti.
"Enggak kenal sama sekali, baru dua kali lihat orang itu, sudah lapor ke RT," tuturnya.
K tidak mau melaporkan kejadian ini ke polisi karena tak mau sembarangan mempolisikan orang yang tak dikenalnya.
Baca juga: Dugaan Pelecehan Seksual Dilakukan Oleh Driver Ojek Online Terhadap Seorang Remaja Korban Lakalantas
Ia sudah menyerahkan video itu juga ke pihak sekolah agar segera dilaporkan ke aparat penegak hukum.
"Sudah bicara juga ke guru, jadi mau dilaporin juga ke RT dan polisi," ucap remaja 13 tahun.