Berita Jakarta
Kolaborasi PAM JAYA dan PALJAYA untuk Pengelolaan Air Limbah di Kawasan TB Simatupang
Perumda PALJAYA dan Perumda PAM JAYA teken MoU Pemanfaatan Sewa Lahan milik PAM JAYA untuk penyediaan IPAL yang melayani Kawasan TB Simatupang.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perumda PALJAYA bersama Perumda PAM JAYA menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang Pemanfaatan Sewa Lahan milik PAM JAYA untuk Pengelolaan Air Limbah melalui penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Jaringan perpipaan yang akan melayani Kawasan TB Simatupang.
Penandatanganan MoU oleh Direktur Utama Perumda PALJAYA Aris Supriyanto dan Direktur Utama PAM JAYA Arief Nasrudin ini dilaksanakan di lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak milik Perumda PAM JAYA yang nantinya sebagian lahannya akan disewa oleh Perumda PALJAYA untuk digunakan sebagai lokasi IPAL.
Direktur Utama Perumda PAM JAYA Arief Nasrudin mengatakan, sinergi dan kolaborasi antara Perumda PAM JAYA dan Perumda PALJAYA melalui nota kesepahaman ini dalam rangka dukungan terhadap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan dan peningkatan derajat kesehatan melalui penyediaan akses sanitasi aman serta berkontribusi dalam pemenuhan suplai air baku air minum.
“PAM JAYA mendukung dan membuka diri terhadap gagasan-gagasan positif yang dapat mendorong kemajuan Jakarta sebagai kota global terutama melalui ketersediaan akses air minum perpipaan serta sanitasi yang aman dan berkualitas,” ujar Arief pada Senin (29/8/2022).
Menurut Arief, kawasan TB Simatupang diprediksi akan berkembang menjadi pusat bisnis baru seiring dengan percepatan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur di koridor tersebut.
“Tingginya aktivitas bisnis membuat di kawasan tersebut akan meningkatkan jumlah timbulan air limbah yang dihasilkan dan jika tidak diantisipasi kebutuhan pengolahannya, dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan terutama air tanah dan sumber air permukaan,” ujarnya.
Adapun IPAL yang akan dibangun di area seluas 2910 meter persegi di lokasi IPA Cilandak ini dengan menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan kapasitas pengolahan air limbah sebesar 6.000 meter kubik per hari dan mampu melayani hingga 112.665 Populasi Ekuivalen (PE).
Pembangunan IPAL ini akan mulai awal tahun 2023 dan akan terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama dengan kapasitas pengolahan 4.000 meter kubik per hari dan jaringan pipa air limbah sisi selatan, serta pembangunan tahap kedua (lanjutan) dengan kapasitas pengolahan 2.000 meter kubik per hari dan jaringan pipa air limbah sisi utara.
Sementara, Direktur Utama Perumda PAL JAYA Aris Supriyanto mengatakan, IPAL yang nantinya dibangun, selain untuk mencegah pencemaran lingkungan juga diharapkan untuk memberikan contoh solusi terhadap permasalahan yang kerap ditemui dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah diantaranya menjawab tantangan keterbatasan lahan, kebutuhan akan kemudahan dan efisiensi operasional serta memastikan terjaminannya kualitas air hasil olahan (effluent) sesuai dengan baku mutu yang berlaku.
Aris mengatakan, selain dapat dikembalikan dengan aman ke badan air (Kali Krukut), air hasil olahan lanjutan dari IPAL milik Paljaya juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penyediaan air baku bagi PAM Jaya. Bahkan air ini dapat juga didistribusikan sebagai reclaimed water.
“IPAL juga didesain dengan tampilan yang menarik, menerapkan prinsip bangunan hijau sehingga diharapkan dapat mengubah pandangan khalayak ramai akan keberadaan IPAL sehingga dapat menyatu dengan lingkungan sekitar,” kata Aris.
Dia menambahkan, MoU ini diharapkan dapat menjadi langkah awal terhadap penggalian potensi kolaborasi lebih lanjut antara Perumda Paljaya dan Perumda PAM Jaya untuk mendukung suksesnya pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) layanan publik bagi warga DKI Jakarta. Khususnya, kata dia, untuk sektor air minum dan air limbah domestik seperti yang diamanatkan oleh PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM.
“Hal ini karena penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah merupakan bagian dari satu kesatuan siklus air yang tak terpisahkan dan saling mempengaruhi,” imbuhnya.