Tukang Parkir
Warga Cipete Selatan Resah pada Tukang Parkir yang Kerap Menyerang, Ternyata Penyandang ODGJ
Warga Cipete Selatan kini lega, setelah seorang tukang parkir berhasil diamankan petugas Sudin Sosial Jakarta Selatan.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
Ardiansyah mengatakan, W menyerang orang secara random atau acak.
"Random, tapi lebih dominan orang yang diserang itu yang sering dilihat dan sering lalu lalang lewat situ. Dia kadang- kadang ada di situ pagi dari jam 7 sampai jam 9," kata dia.
"Terus dia nggak tahu ke mana. Nanti sore ada lagi, pokoknya dia tahu di mana saatnya itu jam-jam mobil itu jam ramai. Kaya minta duit di situasi mobil macet," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang tukang parkir inisial W meresahkan warga Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.
Ardiansyah (33) merupakan satu di antara warga Cipete Selatan yang menjadi sasaran terhadap tukang parkir tersebut.
Ia mengatakan, kejadian itu menimpanya saat mengantar anak-anaknya ke sekolah pada Kamis (18/8/2022) sekitar pukul 06.00 WIB.
"Awalnya saya lagi antar anak, anak saya kan 2, yang satu kelas 5 SD, yang satu kelas 1 SD. Nah terus saya lewat dari Jalan Puri Mutiara 1, mau keluar ke arah lampu merah Pasar Inpres," katanya, saat dihubungi pada Kamis.
"Nah, terus anak saya dijorokin, cuman hampir mau jatuh. Jadi dia (W) nyamperin kita, saya kan lagi berhenti dulu, karena kan pertigaan kan, jadi saya tengok kanan kiri dulu, tahu tahu anak saya jatuh. Saya bilang “kenapa sih jatuh?”, ini aku dijorokin sama dia," sambung dia.
Beberapa waktu berselang, Ardiansyah kemudian kabur dengan mengemudikan sepeda motornya menuju Jalan Asem Dua.
"Alhamdulillah anak-anak tidak ada yang kenapa-kenapa. Setelah itu, saya tidak mau lewat lokasi yang tadi, karena takut. Akhirnya saya lewat jalan ke arah Jeruk Purut, itu ke Jalan Puri Mutiara 3, tembusnya Puri Mutiara 1," ujarnya.
Namun, dalam perjalananannya ia bertemu kembali dengan tukang parkir tersebut.
"Dia lagi ngetok-ngetok mobil, kaya minta-minta duit gitu, cuman dari situ dia tengok, lihat saya. Kalau kita kan masih punya perasaan, nggak mungkin kita tabrak dong. Ya, saya menghindar. Pas menghindar, saya ditendang. Saya nyerosot, jatuh," kata dia.
Setelah itu, Ardiansyah mengangkat motornya untuk kabur.
Saat ia melihat kaca spion motor, tukang parkir itu mengejarnya dengan membawa batu besar.