Kuliner
Nasi Uduk dan Nasi Ulam Legendaris H. Yoyo di Pitara Depok, Lengkap dengan Pilihan Lauk Menggiurkan
Warung Nasi Uduk dan Nasi Ulam legendaris H. Yoyo sejak 1952 hadir di Pitara Depok dan konsisten menjaga cita rasa, walau sudah generasi ketiga.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Ditengah serbuan kuliner kekinian saat ini yang marak hadir di Depok, namun keberadaan warung Nasi Uduk dan Nasi Ulam H. Yoyo tidak tenggelam oleh zaman. Nasi uduk legendaris yang hadir sejak tahun 1952 ini terus konsisten menjaga cita rasa, walaupun kini sudah dikelola oleh generasi ketiga dari H. Yoyo.
Selain hadir di Karet Kuningan, Jakarta, warung Nasi Uduk dan Nasi Ulam H. Yoyo juga hadir di Depok, tepatnya di jalan Pitara 3, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
Berbekal rasa penasaran dengan kuliner Betawi legendaris ini, Wartakotalive.com pun langsung mendatangi warung tersebut yang mulai buka dari pukul 17.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dini hari.
Nasi Uduk dan Nasi Ulam H. Yoyo berada di pinggir jalan Pitara. Warung nasi ini menempati teras rumah dari pemilik warung yang juga generasi ketiga dari H. Yoyo yaitu Andi.

Di warung ini ciri khas betawi masih terasa dimana terdapat sofa kayu dan meja panjang khas Betawi yang dipakai sebagai tempat makan.
Disampingnya terdapat jejeran beragam menu prasmanan yang bisa langsung dipilih pengunjung sebagai lauk pauk pendamping dari nasi uduk maupun nasi ulam.
“Lauk pauknya yang pasti ada semur telor, tahu, kentang, tempe sama semur jengkol. Ada juga jengkol balado. Lalu ada tumisan daun pepaya, kulit melinjo teri tempe, kikil cabe hijau, sambel kentang pete, ada juga cumi asin jagung manis dan saya juga nyiapin menu buat anak muda yaitu ceker mercon,” ujar Andi kepada Wartakotalive.com, Jumat (5/8/2022) malam.

Tak hanya itu, warung Nasi Uduk dan Nasi Ulam H. Yoyo juga menyediakan menu pepes ayam, pepes peda daun singkong, pepes tahu dan jamur.
“Ada juga menu yang digoreng dadakan, ada ayam goreng, tahu, tempe, ati, paru, dan usus,” sebut Andi.
Generasi ketiga
Andi bercerita, bahwa dirinya merupakan generasi ketiga penerus usaha nasi uduk yang dirintis oleh sang kakek yakni H. Yoyo sejak tahun 1952.
“Awalnya yang jualan kakek saya (H. Yoyo) dari tahun 1952, dulu jualannya di pikul dari kampung ke kampung, cuma awal-awal jualan kakek saya cuma jualan nasi uduk aja sama semur tahu. lalu ada pedagang kue orang china itu suka banget sama nasi uduk buatan kakek, sampai akhirnya pedagang kue itu ngasih tempat ke kakek saya buat berjualan nasi uduk di depan tokonya yang berlokasi di Karet Kuningan, Jakarta,” ungkap Andi.
Kemudian usaha ini diturunkan oleh H. Yoyo kepada dua orang anaknya yakni H. Asmawi dan Muhammad Daud. Setelah itu, usaha diturunkan kembali ke generasi ketiga, yakni anak dari H. Asmawi yakni Safrizal (almarhum) dan anak Muhammad Daud, yakni Andi.

“Saat ini yang nerusin usaha udah generasi ketiga, yakni Safrizal yang sudah almarhum dan diterusin sama anaknya. Kalau Safrizal kelola warung yang di Karet Kuningan, kalau saya di Depok,” sebutnya.
Andi mengatakan, dirinya mulai berjualan di Depok pada tahun 1999. Awalnya orang tua Andi yakni Muhammad Daud berjualan di Beji Depok, kemudian pindah lokasi ke Pitara tempat lokasi saat ini sejak tahun 2007.