Kemenkominfo Gelar Pekan Literasi Digital Bareng Milenial dan Komunitas di Kota Batu
Kegiatan itu digelar untuk meningkatkan kapasitas generasi milenial agar memanfaatkan teknologi digital dengan tepat guna dan bertanggungjawab.
WARTAKOTALIVE.COM — Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menggelar Pekan Literasi Digital di Kota Batu, Jawa Timur, baru-baru ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh 350 peserta yang terbagi menjadi Kelompok Masyarakat Millenial dan Komunitas.
Pekan Literasi Digital itu digelar untuk meningkatkan kapasitas literasi digital masyarakat dan komunitas setempat agar dapat memanfaatkan teknologi digital dengan tepat guna dan bertanggung jawab.
Milenial atau generasi muda dirujuk sebagai salah satu generasi yang potensial di era disrupsi teknologi saat ini.
Dalam laporan yang dirilis oleh APJII bulan Juni 2022 lalu, ditemukan bahwa kelompok umur 13-18 tahun memiliki tingkat penetrasi internet tertinggi dengan persentase 99,16 persen, yang selanjutnya diikuti oleh kelompok usia 19-34 tahun yang memiliki penetrasi internet sebesar 98,64 persen.
Baca juga: Kembali Minta NU Tak Dijadikan Alat Politik, Gus Yahya: Mau Lari Pun Dikejar-kejar
Baca juga: Piala AFF U16 2022, Jadwal dan Link Live Streaming Timnas U16 vs Vietnam
Merespon hal itu, Kementerian Kominfo yang bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menginisiasi program Pekan Literasi Digital untuk Kelompok Masyarakat Milenial dan Komunitas.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Provinsi Jawa Timur, Dr. Hudiyono menuturkan bahwa teknologi informasi berkembang sangat cepat namun belum bisa diimbangi oleh perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh sebab itu Literasi Digital hadir untuk mengatasi hal ini.
“Memang saat ini sedang dibutuhkan literasi digital, kecepatan teknologi informasi masih belum balance dengan kemampuan SDM-nya, membangun teknologi merupakan hal yang lebih mudah dari membangun manusianya. Harus ada percepatan pembangunan SDM untuk mengimbangi perkembangan teknologinya,” tutur Dr. Hudiyono, dalam pernyataan resminya.
Dalam sesi diskusi Obral-Obrol Literasi Digital, dibahas empat pilar literasi digital dengan menghadirkan Rizki Ameliah (Ketua Tim Literasi Digital Sektor Kelompok Masyarakat Kemenkominfo), Donny BU (Dewan Pengarah Siberkreasi dan ICT Watch), Frida Kusumastuti (Japelidi), dan Soni Mongan (Praktisi Literasi Digital).
Rizki Ameliah dalam diskusi itu menyampaikan gambaran umum program Gerakan Literasi Digital Nasional.
Baca juga: Anak Jalani Imunisasi Setelah Terima Vaksin Covid-19, Boleh Nggak?
Baca juga: KABAR Baik! Warga Jawa Tengah yang Sempat Menjadi Suspek Ternyata Negatif Cacar Monyet
“Kalau bicara soal program literasi digital, literasi digital itu sudah digaungkan sejak 2017 oleh Kementerian Kominfo bersama dengan GNLD Siberkreasi, tetapi karena ada pandemi ini, program literasi digital masuk sebagai bagian dari visi misi Presiden Jokowi terkait perkembangan SDM digital,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu modul literasi digital yang dibahas dalam kegiatan ini adalah modul Keamanan Digital mengenai praktik fundamental privasi dan sekuriti digital personal yang disampaikan Donny BU, Dewan Pengarah Siberkreasi dan ICT Watch.
“Security Update harus rutin dilakukan karena perangkat lunak apapun membutuhkan perawatan dan perbaikan untuk memperbaiki bugs dan patch holes. Dengan demikian, smartphone kita dapat tetap aman,” ucap Donny BU.
Beragam Kelas Literasi Digital
Pada Pekan Literasi Digital itu juga terdapat kelas-kelas yang mengusung empat pilar Literasi Digital dengan narasumber kompeten di masing-masing kelas, yakni Kelas Obral-Obrol Literasi Digital, Kelas Kebal Hoaks, Kelas Personal Branding dan Kelas Konten Kreator.
Di sesi kelas Personal Branding, Soni Mongan, Public Speaker dan Praktisi Literasi Digital, menyampaikan bahwa Personal Branding ini penting untuk dikembangkan. Dari situlah bisa tercipta koneksi dan kolaborasi baru yang positif dan bermanfaat.
Baca juga: Kompol Edy Purwanto Sebut Pengemudi Mobil yang Menabrak Polisi Disebut Menggunakan Plat Nomor Palsu
Baca juga: Empat Alasan Polisi Penghambat Kasus Brigadir Yosua Ditahan di Patsus, Salah Satunya Agar Tak Kabur
“Personal branding itu bagaimana kita memasarkan diri kita dan karier melalui suatu citra yang dibentuk untuk khalayak umum. Personal branding itu ada dua, face to face dan menggunakan media digital. Face to face itu yang istilahnya dari mulut ke mulut. Sedangkan untuk digital, berarti kita menjual memperlihatkan lewat sosial media,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa di ranah digital, kita harus mengetahui hal unik yang ada di dalam diri kita.
Eko Widianto melalui Kelas Kebal Hoaks menjelaskan mengenai pentingnya jejak digital bagi citra seseorang.
Itu sebabnya perlu serba hati-hati dalam bermedia sosial, utamanya dalam menyebarkan informasi.
“Kawan-kawan, rekam jejak digital itu penting, sekarang banyak perusahaan yang mempertimbangkan seseorang dari rekam jejak digitalnya. Jadi sekarang kawan-kawan harus lebih hati-hati, jangan pernah membuat rekam jejak digital yang buruk, salah satunya adalah hoax. Kalau dulu ada ungkapan mulutmu harimaumu, sekarang ini di era digital jari kita juga harimau kita. Jika kita tidak cerdas memilih informasi kemudian menyebarkan begitu saja, hal itu dapat menyebabkan kerusuhan,” tuturnya.
Baca juga: Fakta Penelitian, 6 dari 10 Ibu Menyusui Tidak Bahagia Dalam Proses Menyusui, Ini Penyebabnya
Baca juga: Polres Jakpus Masih Lakukan Pengejaran Terhadap 2 Pelaku Pencurian Uang Dengan Modus Tukar ATM Palsu
Pada kelas Konten Kreator untuk kelompok Milenial dan kelompok Komunitas yang berjalan secara paralel, tim Literasi Digital Kemenkominfo turut menjadi pemateri dalam kelas tersebut.
Kelas Konten Kreator untuk kelompok Milenial membahas mengenai keterampilan yang harus dikuasai sebagai seorang social media officer hingga tips untuk meningkatkan engagement akun media sosial pribadi maupun organisasi atau komunitas.
Pada kelas Konten Kreator untuk kelompok Komunitas, peserta diajak untuk bisa lebih memahami mengenai komposisi pembuatan konten yang baik dan menarik untuk media sosial komunitas.
Kegiatan Pekan Literasi Digital berlangsung interaktif. Narasumber memberikan penjelasan disertai dengan materi paparan yang informatif dan menarik, setelah itu para peserta dipersilakan untuk mengajukan pertanyaan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/PekanLiterasi-6Ags.jpg)