Menelisik Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang Berdiri Sejak 80-an

Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang berada di sudut Pasar Palmerah, Jakarta Pusat sudah berdiri kokoh mulai tahun 80-an. 

Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: Junianto Hamonangan
warta kota/leonardos wical
Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang berada di sudut Pasar Palmerah, Jakarta Pusat sudah berdiri kokoh mulai tahun 80-an.  

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Situs perkembangan umat Tionghoa tidak hanya berpusat di Glodok, Jakarta Barat. 

Di sudut Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, terdapat sebuah Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang berdiri kokoh mulai tahun 80-an. 

Ornamen kelenteng serba merah dan keemasan berdiri kontras dengan bangunan yang didominasi warung-warung kecil. Nuansa tenang dan syahdu mulai terasa ketika memasuki gerbang Kelenteng Hian Thian Siang Tee. 

Bangunan wadah besar keemasan bernama Giok Hong Siang Tee siap menyambut pengunjung di dekat pintu masuk kelenteng. 

Pengurus Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Christian mengungkapkan, tidak ada yang tahu pasti kapan berdirinya kelenteng tersebut. 

Baca juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Klaim Program Rumah Sehat Sudah Dirancang Sejak Lama

Kendati demikian, terdapat sebuah papan nama bertuliskan kalimat Tiongkok yang dapat memperkirakan kelenteng ini dibangun.

"Tulisan kuning itu Bahasa Cina. Dalam tulisannya itu, ada keterangan zaman dinasti apa dibangun kelenteng ini. Itu (dinasti) yang mendirikan," ujar Christian di Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Palmerah, Jakarta Pusat pada Rabu (3/8/2022).

Lebih lanjut, terdapat beberapa ruang berdoa di Kelenteng yang berukuran 800 meter kuadrat ini. Tempat doa terbesar berada di bagian tengah, terdapat patung dewa Kwan Kong, Hian Thian Siang Tee, dan Kwan In Po Sat. 

Adapun Hiang Thian Siang Tee merupakan dewa pengobatan dan penangkal ilmu hitam dalam mitologi Tiongkok. 

Sementara Kwan Kong adalah dewa kesatria yang bertugas menghindari peperangan dan sengsara dari masyarakat. Kwan In Po Sat yaitu Dewi yang berbudi luhur dan welas asih kepada umatnya. 

Baca juga: Kunjungi Vihara Hian Thian Siang Tee Bio, Gubernur Anies: Imlek Adalah Merayakan Persatuan

"Terdapat 17 tempat berdoa yang ada di kelenteng ini, mulai dari dewa di ruang tengah hingga berakhir di ruangan belakang yang ada dua dewanya," ujarnya. 

Ruangan pertama yaitu tempat doa untuk dewa Kwan Kong, Hian Thian Siang Tee, dan Kwan In Po Sat. 

Kedua, sederet terdapat tempat doa berukuran kecil untuk dewa Tjing It Thian Jun, Hok Tej Tjeng Sin, Pan Ko Tee Ong, To Trung Dia Ojin Kong, Seng Ong Kong, hingga Seng Bo Nio Nio. 

Selanjutnya, terdapat tempat doa Ong Kwi Hou yang berada di pojok sebelah kanan pintu masuk. 

Bergeser sedikit dari patung dewa Ong Kwi Hou, ada mangkok emas berukuran besar untuk tempat berdoa Giok Hong Siang Tee dan Sam Khan Tay Tee. Sementara di sisi kiri, terdapat doa sekaligus petilasan Surya Kencana dan Imam Sujono Djilosu.

Baca juga: Anies Baswedan Diberi Teko dan Cangkir Kopi dari Pengurus Vihara Hian Thian Siang Tee Bio

Jika tempat doa para dewa biasanya terdapat patung dengan berbagai bentuk, di petilasan ini Alih-alih seperti tempat berdoa untuk dewa, di petilasan ini terdapat keris yang dibalut kain hitam.

Christian mengatakan, beberapa umat muslim berkunjung ke kelenteng Hian Thian Siang Tee untuk mendoakan Surya Kencana dan Imam Sujono Djilosu.

"Nanti ada orang yang tahlilan pas mau maulid nabi. Kalau bulan puasa juga ada yang datang baca doa-doa gitu," imbuhnya. 

Sesuai dengan kekuatan Dewa Hian Thian Siang Tee, pengunjung bisa meminta petunjuk pengobatan dan nasib kepada sang dewa. 

Terdapat 116 resep obat dan 51 arti nasib yang bisa pengunjung temukan di Kelenteng Hian Thian Siang Tee. Christian menuturkan, pengurus terdahulu merupakan ahli Feng shui yang memberikan arti dari petunjuk nasib dan resep obat. 

Baca juga: Pengurus Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio Gelar Wisata Religi bagi Semua Agama saat Libur Lebaran

Nantinya, pengunjung berdoa sembari memegang seikat lidi. Kemudian, nomor lidi yang jatuh akan dicocokkan dengan resep obat atau arti nasib. 

"Misalnya kamu sakit atau minta obat, kami pakai chiamsi untuk berdoa. Nah nanti satu chiamsi jatuh dan dicocokkan ke resepnya," imbuhnya. 

"Misal nomor 51, nanti kita cari resep obat nomor yang sama dan dibeli di toko obat Cina," sambungnya. 

Menelisik Kelenteng Hian Thian Siang Tee lebih dalam, terdapat rumah berdoa umat Buddha di lantai kedua. Hal tersebut terjadi karena kelenteng ini menjadi bagian dari agama Tridharma, yaitu Buddha, Tao, dan Konghucu.

"Kelenteng ini bisa dikunjungi semua orang, tidak hanya orang Konghucu saja. Orang pribumi juga bisa datang ke sini. Pengurusnya saja ada beragama Islam dan Katolik," tukasnya. (M35)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved