Abuya Mama Ghufron Al Bantani Sebut Suara Rakyat adalah Ruh Pancasila

sebagai ideologi pemersatu umat dan bangsa, maka kehadiran Pancasila tidak bisa dilepaskan dari semangat perjuangan rakyat membangun negeri tercinta

Editor: Ahmad Sabran
Youtube Ponpes Uniq Nusantara
Syeikh Ghufron Al Bantani 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Cicit Syaikh Nawawi Al Bantani, Kyai Muhammad Abdul Ghufron Al Bantani al Jawi menegaskan bahwa suara rakyat adalah ruh dari Pancasila.

Pernyaataan tersebut diungkapkan Syeikh Ghufron Al Bantani atau yang biasa dipanggil Abuya Mama Ghufron Al Bantani atau Abah Ghufron itu Senin (1/8/2022).

Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Ulin Nuril Islamil Qayyidi (UNIQ) Nusantara,  ini menyebut, sebagai ideologi pemersatu umat dan bangsa, maka kehadiran Pancasila tidak bisa dilepaskan dari semangat perjuangan rakyat membangun negeri tercinta ini.

Kiyai penulis 500 Kitab Sawami berbahasa Suryani itu menyebut, antara suara rakyat dan Pancasila terdapat sebuah relasi kausal yang tidak bisa saling menegasi (meniadakan).

“Dilihat dari akar historisnya, kelahiran Pancasila merupakan bentuk kristalisasi atas falsafah hidup dan kearifan bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa. Maka itu, memisahkan Pancasila dari suara rakyat adalah upaya mencabut isi dari cangkangnya,” terangnya.

Pancasila dengan demikian, menurut Kyai yang pernah dikubur hidup-hidup selama 40 hari 40 malam itu eksis karena dihidupu sang ‘ruh’ yakni suara rakyat.

“Jadi suara rakyat itu ibarat ruhnya Pancasila. Mengabaikan suara rakyat dengan demikiansama artinya dengan membunuh Pancasila itu sendiri,” ujar dia.

Ia juga menandaskan, Indonesia mampu berdiri dan bertahan sejauh ini karena ruhnya masih ada.

Namun, ia melihat suara rakyat sebagai ruh Pancasila ini selalu berada dalam situasi goncangan. Denan kata lain, ada saja pihak-pihak tertentu yang berusaha melenyapkannya.

“Untuk itu, jangan sampai negeri ini jadi hancur berantakan akibat ulah segelintir pihak yang terus mencoba menggerogoti nafas persatuan dan kesatuan bangsa, maka semua elemen harus punya rasa tanggung jawab yang sama dalam menjaga ruh Pancasila ini,” tandasnya.

Ia pun menyarankan kepada pemimpin akan datang agar mampu meresapi ruh Pancasila dalam semangat berbangsa dan bernegara.

"Maka itu, siapapun pemimpin akan datang harus paham tentang Pancasila dan ruh yang menghidupinya. Tanpa pemahaman yang dalam dan tulus, negeri ini akan menjurus pada tata kelola yang salah yang kemudian berujung pada ketidakselaran antara visi dan realitas," imbuhnya.

Baca juga: VIDEO : Viral Pernikahan Mewah Pengantin di Pinrang, Uang Panai Disebut Capai Rp 5 Miliar

Baca juga: Dipanggil Bareskrim, Kamaruddin Simanjuntak Bawa Banyak Bukti Dugaan Pembunuhan Brigadir J

Baca juga: Pemprov DKI Gelar Festival Literasi Kali Pertama Bernama JALIJALIFEST22 di Tebet pada 3-7 Agustus

Pemimpin ke depan juga kata dia harus mampu menafasi Pancasila baik dalam bersikap ataupun dalam wujud laku perbuatan. Ia yang tidak mendikotomikan seluruh komponen bangsa dengan berbagai latar keperbedaannya yang menyejarah.

"Sehingga cita-cita persatuan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat dalam bingkai ke-Bhinekaan terus terpupuk-terjaga untuk kemaslahatan bersama," pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved