Bisnis

Berawal dari Warung Kopi, Koko Hadirkan Warnoes Representasi Nusantara dan Modern di Warung Makan

Berawal dari warung kopi sederhana, Koko hadirkan Waroeng Noesantara yang merepresentasikan antara nusantara dan modern di warung makan.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
Pemilik Waroeng Noesantara (Warnoes) Koko. 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Berawal hanya dari sebuah warung kopi (warkop) kecil berukuran 6x6 meter yang dibangun dari sebuah bambu, pada akhirnya koko sang pemilik Waroeng Noesantara ini kemudian menemukan sebuah model bisnis kuliner nusantara dengan bangunan open space yang kekinian.

Koko mengatakan, ide awal bisnis dari Waroeng Noesantara (Warnoes) adalah dari kesulitan dirinya dan teman-teman kampusnya saat itu untuk menemukan ruang publik untuk berkumpul atau berdiskusi sembari makan dengan harga yang sesuai dengan kantong mahasiswa.

“Saya dan teman-teman dulu sering lah kumpul di sebuah warung kopi, nah pada saat itu saya mulai berpikir untuk memulai bisnis warung kopi yang juga menyediakan tempat untuk berkumpul. Akhirnya di 2018 saya bikin usaha Warnoes,” ungkap Koko kepada Wartakotalive.com, Kamis (28/7/2022).

Dengan modal awal Rp 9,5 juta yang diberikan oleh orang tua, Koko memberanikan diri untuk membuka usaha Warnoes dengan menyewa sebuah lahan di Jalan Kombes Pol Soedono, Kelapa Dua Depok. Lapaknya pun masih kecil hanya berukuran 6x6 meter yang terbuat dari bambu dengan ditambah meja-meja kayu yang Koko buat bersama teman-teman kampusnya.

Waroeng Noesantara (Warnoes) yang berada di kawasan Jalan Juanda Depok, menghadirkan konsep warung makan yang merepresentasikan kombinasi antara nusantara dan modern.
Waroeng Noesantara (Warnoes) yang berada di kawasan Jalan Juanda Depok, menghadirkan konsep warung makan yang merepresentasikan kombinasi antara nusantara dan modern. (Wartakotalive.com/Mochammad Dipa)

 “Modal awal Rp 9,5 juta itu saya pakai untuk bayar sewa tanah Rp 15 juta per tahun, tapi saya bayar Rp 2 juta dulu dan saya izin ke yang punya lahan untuk bayar nyicil per 3 bulan, akhirnya disetujui. Kemudian sisa uangnya saya belikan perlatan untuk berjualan dan membangun Warnoes secara gotong-royong bersama teman-teman kampus,” ucapnya.

Pria 26 tahun lulusan Fakultas Tekhnik Industri Universitas Gunadarma Margonda Depok ini, mengatakan, seperti halnya warung kopi, awal Warnoes berdiri, ia menjual minuman kopi sachet serta menu nasi ayam seharga Rp 10 ribu kala itu.

“Alhamdulillah Warnoes disambut baik oleh komunitas karena saya jual produk standar Warkop, saya jualan kopi sobek (kopi kemasan sachet) pertama kalinya, lalu indomie, dan nasi ayam harga Rp 10 ribu,” ungkap Koko.

“Sampai akhirnya saya sadar ternyata saya belajar dari problem solving atau kebutuhan waktu itu memang kebutuhannya untuk mewadahi komunitas atau mahasiswa untuk berkumpul. Kemudian melihat peluang dari bisnis ini dan sampai sekarang Alhamdulillah terus berkembang,” tambah Koko.

Dari bisnis Warnoes, Koko mendapatkan omset di awal sebesar Rp 150 ribu per hari. Setahun berjalan, Koko kemudian pada 2019 merenovasi gerai Warnoes di Kelapa Dua dengan desain bangunan industrial serta konsep open space.

Waroeng Noesantara (Warnoes) yang berada di kawasan Jalan Juanda Depok, menghadirkan konsep warung makan yang merepresentasikan kombinasi antara nusantara dan modern.
Waroeng Noesantara (Warnoes) yang berada di kawasan Jalan Juanda Depok, menghadirkan konsep warung makan yang merepresentasikan kombinasi antara nusantara dan modern. (Wartakotalive.com/Mochammad Dipa)

“Karena banyak pelanggan Warnoes yang menghabiskan waktunya untuk nongkrong disini. Akhirnya saya perluas gerai yang di Kelapa Dua. Nah dari situ saya mulai tahu bisnis model dari Warnoes seperti apa, yakni open space. Gimana caranya sebisa mungkin space Warnoes bisa seluas mungkin,” ucapnya.

Saat ini Warnoes hadir di tiga tempat, yakni Kelapa Dua, Margonda dan Juanda. Adapun omset dari ketiga gerai tersebut rata-rata mencapai Rp 15 juta per hari.

Sesuai namanya, Warung Noesantara menawarkan menu-menu kuliner Indonesia yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari Nasi Gila Ayam, Nasi Ayam Taichan dan Nasi Semur.

Menu Nasi Gila Ayam Warnoes dan Nasi Ayam Taichan Warnoes serta Es Kopi Warnoes.
Menu Nasi Gila Ayam Warnoes dan Nasi Ayam Taichan Warnoes serta Es Kopi Warnoes. (Wartakotalive.com/Mochammad Dipa)

“Kedepannya Warnoes akan coba menghadirkan menu nasi padang dan gudeg Yogya,” tutur Koko.

Seperti yang di cita-citakan oleh Koko, Warnoes hadir sebagai restoran khas Indonesia yang juga bisa menjadi tempat berkumpul anak muda untuk berkreatifitas maupun orang-orang yang ingin bekerja dengan suasana yang lebih nyaman sambil menikmati menu-menu kuliner khas nusantara dengan harga yang terjangkau, serta konsep tempat makan yang mengkombinasikan representasi antara nusantara dan modern.

 “Percuma lah Indonesia punya banyak kuliner khas nusantara seperti rendang tapi kita nggak bisa mengkomersilkan itu. Jadi tujuan Warnoes itu memperkenalkan kuliner nusantara ke anak muda dengan konsep kekinian, karena anak muda nggak bisa tuh diajak minum jamu pahit misalnya tapi jamunya di moktailin atau dicampur apa, mungkin bisa diterima anak muda,” ucapnya.

Waroeng Noesantara (Warnoes) yang berada di kawasan Jalan Juanda Depok, menghadirkan konsep warung makan yang merepresentasikan kombinasi antara nusantara dan modern.
Waroeng Noesantara (Warnoes) yang berada di kawasan Jalan Juanda Depok, menghadirkan konsep warung makan yang merepresentasikan kombinasi antara nusantara dan modern. (Wartakotalive.com/Mochammad Dipa)
Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved