Hari Anak Indonesia
Adaptasi Kebiasaan Baru Menjadi Keharusan saat Transisi Pandemi, Ini Kita agar Anak Tetap Sehat
Saat ini mulai memasuki masa transisi pandemi virus corona, karena itu perlu adatasi kebiasaan baru bagi anak-anak yang rentan.
Penulis: Mochamad Dipa Anggara | Editor: Valentino Verry
Menurut Nadya, ada enam kiat yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak dalam memulai kebiasaan baru memasuki pasca pandemi.
Pertama, pemberian asupan nutrisi yang tepat sehingga mendukung anak memiliki saluran cerna yang sehat (Happy Tummy), perkembangan daya pikir yang hebat (Happy Brain) dimana keduanya akan berpengaruh pada kemampuan sosial-emosional anak.
Kedua, membangun struktur pada anak dengan cara menerapkan rutinitas yang teratur. Dengan menerapkan struktur, anak akan lebih memahami batasan dalam berperilaku, mampu mengendalikan diri, memiliki sikap disiplin dan mandiri.
“Yang tadinya udah tenang di rumah aja selama dua tahun, kemudian ada ketidakseimbangan yang terjadi ketika rutinitas berubah lagi yang tadinya semua bisa di rumah aja mesti keluar lagi, mesti macet-macetan lagi. Anak yang tadinya sekolah tinggal bangun tidur buka laptop terus belajar online, sekarang mesti bangun lebih pagi, mandi dulu siap-siap untuk sekolah,” ujar Nadya.
Ketiga, stimulasi kreatif di rumah yang diberikan yang dilakukan kerja sama antar orang tua. Caranya, dengan memberikan kegiatan bermain yang menyenangkan dan terstruktur yang tujuannya menguatkan kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain ataupun meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Keempat, memberi kesempatan bergerak aktif agar anak dapat tumbuh sehat dan berani. Contohnya, memberikan kegiatan bermain yang menyenangkan dan terstruktur yang tujuannya menguatkan kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain ataupun meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Nadya mengungkapkan, setiap harinya anak-anak dibawah usia 5 tahun, terutama usia 2-3 tahun, kebutuhan untuk mereka bergerak aktif setiap hari adalah 300 menit atau 5 jam setiap harinya
Maka dari itu, orang tua perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bergerak aktif. Hal tersebut untuk menstimulasi rangsangan yang diterima otak mereka dan membantu mereka belajar lebih efektif.
Kelima, interaksi dua arah untuk mengembangkan social emotional skills dan melatih kebaikan dalam diri anak.
“Berikan kesempatan melakukan interaksi dua arah, tapi akan lebih baik interaksi dengan orang lain di luar rumah. Misalnya interaksi dengan tetangga, interaksi dengan bapak satpam di depan rumah,” ucapnya.
Keenam, ajak anak lihat sekeliling apa ada yang membutuhkan bantuan dan bagaimana cara bantunya.
Contohnya, membantu ibu menulis daftar belanja, membantu ibu memasak atau membantu ayah merapikan lemari baju, dan lain-lain.
“Ajak anak lihat sekeliling apa ada yang butuh bantuan dan bagaimana cara bantunya, apa yang bisa kamu lakukan untuk bisa membuat orang lain lebih happy. Intinya, melibatkan mereka kembali pada kegiatan keseharian kita,” ujar Nadya.
Survei
Sementara itu, terkait dengan situasi pandemi berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak dalam berbagai aspek seperti motorik, bahasa dan sosial emosional, Bebelac melakukan survei.