Pilpres 2024
Ada Wacana Duet Prabowo-Puan, Panda Nababan Tak Setuju, Singgung Kekalahan Mega-Puan di Pilpres 2009
Panda Nababan takut Puan mengalami nasib yang sama seperti Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat berduet dengan Prabowo pada pilpres 2009.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Politisi PDIP Panda Nababan tak begitu sependapat terkait muncul wacana Prabowo Subianto-Puan Maharani di Pilpres 2024
Ia menyinggung soal kekalahan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto saat bertarung di pemilihan presiden 2009 silam.
Panda Nababan tak ingin kekalahan itu terulang.
Makanya, Panda mempersoalkan duet Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua DPR RI tersebut.
Ia khawatir Puan mengalami nasib yang sama seperti Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat berduet dengan Prabowo pada pilpres 2009.
"Analisa-analisa politik kadang-kadang banyak juga yang tidak rasional. Artinya menggandengkan Prabowo dengan Puan. Orang lupa Ibunya Puan (Megawati) aja dengan Prabowo kalah (Pilpres 2009)," kata Panda dalam diskusi Adu Perspektif Total Politik yang dikutip, Jumat (22/7/2022).
Baca juga: NasDem Makin Intim dengan PKS, PDIP Isyratakan Siap Pisah Jalan di Pilpres 2024
Baca juga: Politisi PDIP Kritik Etika Politik Partai NasDem Rekomendasikan Ganjar dan Andika Jadi Capres 2024
"Ya kan tahu 2009 Megawati calon presiden, Prabowo calon wakil presiden kalah. (Dengan ibunya saja) kalah, masa mau diulangi lagi dengan anaknya," sambungnya.
Karena itu, Panda menilai duet antara Menteri Pertahanan dengan Ketua DPP PDIP itu tidak dimungkinkan.
"Artinya tidak mungkin gitu loh (Prabowo-Puan)," ungkapnya.
Dari kekalahan pada Pilpres 2009 tersebut, ia menyatakan duet antara Prabowo-Puan tidak dimungkinkan pada pilpres mendatang.
"Sudah pengamalan (Megawati-Prabowo kalah). Ini kan kita belajar dari pengalaman. Ibu Mega dengan Prabowo kalah, sekarang mau diulangi lagi dengan anaknya?" tanya Panda.
Baca juga: Megawati Tugaskan Puan Maharani Lakukan Safari Politik, Pengamat: Sinyal Kuat Puan Capres 2024
Wacana Prabowo-Puan
Wacana Prabowo disandingkan dengan Puan Maharani di Pilpres 2024 mengemuka sejak beberapa waktu lalu.
Bebeapa waktu lalu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sudah pernah merespons soal wacana ini duet Prabowo-Puan.
“Politik ini semua ada mekanisme ada tahapannya. Politik tidak bisa didasarkan kepada isu. Kecuali amanat penderitaan rakyat yang itu direspon oleh PDI Perjuangan,” ucap Hasto pada Minggu (29/5/2022) lalu seperti dikutip dari Kompas.TV.
Menurut Hasto sah-sah saja bagi siapapun ntuk berbicara atas nama demokrasi terhadap sesuatu sosok pemimpin yang menjadi preferensi bagi mereka.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) menegaskan menempatkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tidak bisa didasarkan kepada isu.
Baca juga: Pernyataan Hasto Kristiyanto Soal Sosok Capres PDIP Dinilai Mengarah kepada Puan Maharani
Sebab dalam menyikapi perhelatan pemilu, PDI Perjuangan memiliki mekanisme dan ada tahapannya.
Hasto lebih lanjut menuturkan bahwa perihal Pilpres, PDI Perjuangan sudah punya sekolah partai permanen dan banyak melahirkan banyak pemimpin.
Bahkan, kata Hasto, di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, PDI Perjuangan tidak pernah kekurangan sosok pemimpin nasional untuk rakyat.
“Tapi bagi PDI Perjuangan mekanisme yang telah sukses dibangun sejak tahun 2014 dan sebelumnya, itu adalah menyerahkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri,” ucapnya.
Hasto menambahkan prioritas kerja partai yang saat ini dilakukan adalah menyiapkan infrastruktur partai seperti pelatihan saksi untuk Pemilu 2024.
Baca juga: Ikuti Jejak Jokowi-Iriana Jelang Pilpres 2019, Sandi Umbar Kemesraan dengan Istri di Toba Samosir
“Inilah yang menjadi penopang utama dari kekuatan PDI Perjuangan di dalam melakukan kerja sama partai politik,” ujar Hasto.
“Jadi berbeda, bukan dari atas, tapi kerja sama itu dibangun dari legitimasi rakyat dari bawah,” tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com