Festival Film Tari Danc(E)motion Perpanjang Masa Penyerahan Video

Festival ini adalah untuk solo performer (koreographer/penari) atau group dan bekerjasama dengan 1 komposer dan 1 film director.

Editor: Ahmad Sabran
HO
Festival Film Tari Danc(E)motion 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Tenggat waktu untuk penyerahan video untuk kompetisi dan festival untuk para pekerja seni tari, musik dan film "Danc(E)motion" yang tadinya dijadwalkan tanggal 17 Agustus kini diperpanjang sebulan, yaitu hingga 17 September 2022.

Hal ini disampaikan direktur danc(E)motion, Chendra Panatan dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (15/7/2022).

Selama beberapa bulan terakhir, Chendra yang juga direktur Ananda Sukarlan Center terlibat dalam penyelenggaraan dan pendirian G20 Orchestra, sebuah orkes yang anggotanya terdiri dari negara-negara G20.

G20 Orchestra dicetuskan oleh Kemendikbudristek di bawah pimpinan Nadiem Makarim dan Dirjen Kebudayaan Dr. Hilmar Farid, dan mereka telah menunjuk komponis Ananda Sukarlan sebagai pendiri dan direktur artistiknya.

Orkes simfoni ini akan menjadi warisan budaya Indonesia yang memegang presidensi G20 tahun ini, dan diharapkan akan terus berlanjut di pertemuan G20 di berbagai negara tahun-tahun berikutnya.

Ananda sendiri melibatkan institusinya, Ananda Sukarlan Center serta kaya.id sebagai bagian dari manajemen dan penyelenggara peristiwa yang bersejarah ini.

Pertunjukan perdana G20 Orchestra direncanakan akan diadakan di Candi Borobudur, 12 September 2022 ini, sebagai puncak dari acara pertemuan para menteri kebudayaan G20.

"Penyelenggaraan G20 Orchestra ini memakan waktu, tenaga dan pikiran yang tidak sedikit, dan saya memutuskan menunda 'deadline' penyerahan video dari para peserta ini karena beberapa alasan. Pertama, saya sebagai penyelenggara dan Ananda Sukarlan sebagai salah satu juri akan tidak punya banyak waktu untuk menyeleksi dan mengapresiasi secara mendetail pengiriman karya-karya para peserta. Ini butuh fokus dan konsentrasi yang tinggi yang tidak bisa dilakukan secara 'sambilan' sehingga kami bisa memilih para finalis dan pemenang yang memang memiliki nilai artistik yang tinggi", ujar Chendra Panatan.

"Kedua, ini juga demi kebaikan para peserta untuk memiliki waktu yang lebih panjang untuk berkarya. Sebagai sesama seniman, kami mengerti kebutuhan mereka dan kami juga harus mengapresiasi karya mereka secara maksimal. Itu sebabnya dari jauh hari kami beritahukan penundaan tenggat waktu penyerahan karya seni mereka ini. Setelah pertunjukan perdana G20 Orchestra tanggal di Candi Borobudur, kami baru akan bisa fokus sepenuhnya ke danc(E)motion. Itu sebabnya kami undur tenggat waktunya menjadi 17 September, satu bulan dari tanggal aslinya," kata dia.

Baca juga: Samsung Rilis Empat Warna Baru Samsung Galaxy S22 Series 5G di Indonesia

Baca juga: Tim Khusus Kasus Polisi Tembak Polisi Dalami Semua Kemungkinan agar Tak Ada Spekulasi dan Isu Liar

Baca juga: Kader Usulkan Nama Eksternal Sebagai Capres, PAN Pastikan Komitmen Terhadap KIB Tak Perlu Diragukan

Festival ini adalah untuk solo performer (koreographer/penari) atau group dan bekerjasama dengan 1 komposer dan 1 film director. Yang terpenting dalam penciptaan karya film tari ini adalah kolaborasi artistik antara 3 disiplin seni tersebut.

Untuk karya musik yang digunakan dalam film tari ini harus asli atau jika menggunakan karya musik yang sudah ada, harus ada surat pernyataan atau ijin tertulis dari komposernya yang menyatakan bahwa karya musik tersebut sudah mendapatkan ijin untuk digunakan dalam karya film tari tersebut, karena NFT praktis adalah lisensi keaslian karya yang sangat transparan di dunia blockchain.

Juri tahun ini terdiri dari penari/aktris Nungki Kusumastuti, sutradara Sonny Gumelar dan pianis/komponis Ananda Sukarlan. Nungki Kusumastuti lulus S1 dan S2 dari Institut Kesenian Jakarta dalam bidang Antropologi Tari dan Budaya, serta S3 dalam ilmu Sejarah dari Universitas Indonesia.

Ia adalah salah satu pendiri Indonesia Dance Festival (IDF) yang kini sudah berlangsung 30 tahun.

Nungki adalah Ketua Dewan Pengurus "Yayasan Loka Tari Nusantara: yang memayungi IDF dan bergerak di bidang seni, budaya, pendidikan dan penelitian. Ia aktif menulis buku dan artikel serta mendapat berbagai penghargaan di seni pertunjukan, tari dan film. Sonny Gumelar adalah sutradara film dan iklan. Aktif di dunia iklan dan film sejak tahun 2008.

Film terakhirnya, "Kuyang" menempatkannya di salah satu film box office nasional di tahun 2021. Kini ia sedang fokus dengan sebuah film musikal yang akan mulai tahap shooting dan akan direlease tahun depan (2023).

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved