BBM Subsidi
Sejumlah Warga Ibu Kota Tolak Rencana Pembelian Pertalite dan Solar Gunakan Aplikasi My Pertamina
Pemerintah berencana wajibkan pembeli bensin subsidi jenis Pertalite dan Solar mendaftar terlebih dahulu di aplikasi My Pertamina.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA TIMUR - Sejumlah warga Jakarta menolak rencana pemerintah mengharuskan pembeli bensin subsidi jenis Pertalite dan Solar mendaftar terlebih dahulu di aplikasi My Pertamina.
Hilmi (22) Lelaki yang ditemui sedang antre mengisi bensin jenis Pertalite di SPBU 34.13420, Jalan Raya Kalimalang, Tarum Barat, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (30/6/2022) mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan rencana itu.
Dia khawatir kebijakan iatu akan merugikan masyarakat yang tidak memiliki spesifikasi telepon genggam yang mumpuni.
Baca juga: Mau Pakai Pertalite dan Solar Wajib Daftar di Website MyPertamina, Bukan di Aplikasi
Baca juga: Siapkan 4 Dokumen untuk Mengisi MyPertamina Agar Bisa Beli Pertalite dan Solar Subsidi
Baca juga: MyPertamina Akan Digunakan untuk Pembelian Pertalite dan Solar di 11 Kota Ini, Adakah Kota Anda?
"Ribet. Harus daftar dulu. Kasihan kalau orang tua yang HP-nya bukan android," kata Hilmi.
Tetapi, Hilmi hanya bisa pasrah jika kebijakan itu diterapkan.
"Setuju enggak setuju, harus megikuti. Sebenarnya, enggak mau juga begitu. Ribet, daftar daftar dulu," ucap Hilmi.
BERITA VIDEO: Kecelakaan Beruntun di Tol Japek KM 60 Arak Cikampek
Hal serupa disampaikan Yusuf (52) yang ditemui sedang antre mengisi BBM jenis Pertalite menggunakan mobil.
Yusuf memikirkan kebijakan itu diterapkan dengan baik jika di pedesaan.
Sebab, di pedesaan juga kerap masih sulit akan jaringan internet dan juga belum secara merata memahami perkembangan teknologi.
"Jangan lagi lah rakyat dibikin sulit dengan memakai aplikasi. Bagaimana dengan rakyat-rakyat yang ada di pelosok pedesaan. Ketika mau ngisi ke salah satu SPBU atau pom bensin. Kemudian hari, ada protes kuat dari masyarakat," kata Yusuf.
Yusuf menjelaskan dirinya merasa dibuat bingung dengan kebijakan yang diwacanakan pemerintah terkait hal ini.
"Saya sebagai masyarakat merasa dibuat bingung oleh pemerintah," ujarnya.