Kajian Islam
Inilah Amalan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah yang Dicintai Allah SWT
Rasulullah shallallâhualaihi wasallam berfirman amalan yang dicintai Allah SWT lebih dari jihad adlaha melakukan ibadah di 10 hari pertama Dzulhijjah
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebentar lagi akan memasuki bulan Dzulhijjah 1443 Hijriah, yaitu pada 30 Juni 2022.
Memasuki bulan Dzuhijjah, di 10 hari pertama sebaiknya melakukan banyak ibadah.
Hal itu dikatakan Ustadz Dr Firanda Andirja yang dikutip Wartakotalive.com lewat akun resmi di Intagram, Minggu (26/6/2022).
"10 hari awal dzulhijjah dengan ibadah sebaik-baiknya. Tidak ada amalan di cintai Allah dengah 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah, " tutur Ustadz Firanda.
Ini adalah hari-hari mulia yang sering dilupakan kaum muslimin.
Baca juga: Selain Puasa, Inilah Amalan dan Doa di Hari Arafah 9 Dzulhijjah yang Disukai Alllah SWT
Bahkan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah lebih dicintai daripada jihad kata Rasulullah shallallahualaihi wasallam
Seperti yang tercantum dalam surat Al Fajr ayat 1 dan 2
وَالْفَجْرِۙ wal-fajr
artiny Demi fajar,
وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ wa layālin 'asyr
Artinya demi malam yang sepuluh
Ustadz Firanda menjelaskan malam yang sepuluh disini artinya 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
"Kalau dilihat kaum muslimin sering semangat di 10 hari terakhir bulan Ramadan, tetapi mereka sering lalai dengan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, padahal Allah berfirman dengan ibadah apa saja yang dilakukan dengan shalat malam, puasa, baca Quran, zikir, "jelasnya.
"Di Madinah dan Mekkah banyak orang menghidupakannya dengan melakukan zikir, buka puasa bersama, sayangnya di Indonesia masih belum seperti itu," tuturnya.
Maka itu dianjurkan lakukan banyak ibadah jangan sia-siakan ibadah yang cuma setahun sekali
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَفْضَلُ عِنْد اللهِ، وَلَا الْعَمَل فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ تَعَالَى، مِنْ هَذِهِ الْأَيَّام، أَيَّامُ الْعَشْر، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَذِكْرِ اللهِ. فَإِنَّهَا أَيَّامُ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرُ وَ ذِكْرِ اللهِ. وَإِنَّ صَيَامَ يَوْمٍ مِنْهَا يَعْدِلُ بِصِيَامِ سَنَةٍ. وَالْعَمَلُ فِيْهِنَّ يُضَاعَفُ سَبْعَمِائَةِ ضِعْفٍ. (رواه البيهقي)
Artinya, “Tidak ada hari yang lebih utama di sisi Allah, begitupun tidak ada amalan pada hari itu yang lebih disenangi oleh Allah, daripada hari-hari ini, yaitu 10 hari awal Dzulhijah, maka perbanyaklah membaca tahlil, takbir dan mengingat Allah.
Karena hari-hari tersebut merupakan hari-hari tahlil, takbir dan dzikir kepada Allah. Sungguh berpuasa satu hari dari hari-hari itu menyamai pahala puasa selama satu tahun. Amal yang dilakukan di dalamnya dilipatgandakan sampai 700 kali.” (Abdul Hamid Al-Makki, Kanzun Najâh was Surûr, [Bairut, Dârul Hâwi, Lebanon: 2009], halaman 279).
Tidak sebatas itu, Dzulhijah juga mempunyai kelebihan lain, yaitu dikabulkannya doa-doa umat Islam saat itu.
Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَنَّ الْأَيَّامَ الْمَعْلُوْمَاتِ هِيَ تِسْعُ ذِيْ الْحِجَّةِ غَيْرُ يَوْمِ النَّحْرِ وَأَنَّهُ لاَ يُرَدُّ فِيْهِنَّ الدُّعَاءُ
Artinya, “Sungguh hari-hari yang telah dimaklumi adalah tanggal sembilan Dzulhijah selain hari kurban, dan sungguh pada pada hari-hari tersebut doa tidak ditolak doa.”
Syekh Abdul Hamid Al-Makki menjelaskan, bagaimana mungkin doa yang dipanjatkan tanggal 9 Dzulhijah akan ditolak Allah subhânahu wa ta’âlâ, sedangkan hari tersebut bertepatan dengan hari Arafah yang merupakan hari paling utama dan paling mulia di sisi Allah dibanding dengan hari lain. (Abdul Hamid Al-Makki, Kanzun Najâh was Surûr, halaman 281).
Dari penjelasan di atas sangat tampak bahwa selain menjadi bulan yang dimuliakan oleh Allah, bulan Dzulhijah juga menjadi salah satu momentum yang sangat sakral bagi umat Islam untuk meraih keuntungan pahala yang lebih banyak daripada bulan lainnya.
Dengan beribadah pada bulan tersebut, Allah akan memberikan pahala yang berlipatganda dan melebihi ibadah yang dilakukan pada hari-hari dan bulan selainnya.
Karenanya pada bulan Dzulhijah seharusnya umat Islam tidak hanya melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang dilakukan sebelumnya, ia sudah seharusnya lebih memaksimalkan dan menyempurnakan kewajiban itu, sembari menambahnya dengan ibadah-ibadah sunnah dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Sebab, waktu-waktu mulia seperti bulan Dzulhijjah hanya bisa dijumpai satu kali dalam setiap tahunnya. Wallâhu a’lam.