Virus Corona

Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Jubir Kemenkes: Bisa Dikendalikan, Jangan Terlalu Panik

Menurut Syahril, kenaikan kasus mulai terlihat pada 10 Juni, yakni ada 627 kasus, kemudian tiga hari turun dan kemarin naik lagi sampai 1.242 kasus.

Editor: Yaspen Martinus
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril SpP MPH berharap kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia bisa dikendalikan, meski Omicron BA.4 dan BA.5 ikut memicu. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril SpP MPH berharap kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia bisa dikendalikan, meski Omicron BA.4 dan BA.5 ikut memicu.

"Mudah-mudahan tetap kita kendalikan seperti yang lalu, tetap ada lonjakan kasus, tapi tetap bisa dikendalikan dengan baik," ujarnya dalam kegiatan FMB 9, Kamis (16/6/2022).

Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia mayoritas terjadi di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Baca juga: Anis Matta: Saya Salut Atas Nyalinya Zulkfili Hasan, Berani Menggenggam Bara Api

Menurut Syahril, kenaikan kasus mulai terlihat pada 10 Juni, yakni ada 627 kasus, kemudian tiga hari turun dan kemarin naik lagi sampai 1.242 kasus.

"Naik turun ini merupakan bagian atau dinamika dari kita."

"Kita masih dalam masa pandemi walaupun terkendali."

Baca juga: KPU Ajak Mahasiswa Jadi KPPS Agar yang Biasa Mengkritisi Pemilu Tahu Situasi di Lapangan

"Jadi kita jangan terlalu panik ya dengan adanya satu kenaikan, dan jangan terlalu euforia juga apabila melandai, karena kita masih bersama pandemi."

"Yang kita perlu waspadai adalah bagaimana kita tetap mengendalikan angka itu walaupun naik terus," tutur Dirut RSPI Sulianti Suroso ini.

Sebagai antisipasi kenaikan kasus yang tidak bisa dihindari, Kementerian Kesehatan sudah membuatkan surat imbauan kepada Dinas Kesehatan di semua provinsi dan rumah sakit, untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Bakal Putuskan Capres yang Diusung Nasdem, Surya Paloh: Saya Harus Merenung dan Berkontemplasi

Pihaknya juga memastikan sumber daya manusia, yakni tenaga medis dan tenaga kesehatan, sudah siap siaga untuk memberikan suatu layanan kesehatan kepada masyarakat.

"Jadi saat ini masyarakat pun sudah tahu kapan dia harus ke ke Puskesmas, ke dokter, atau ke klinik, atau juga harus ke rumah sakit."

"Mudah-mudahan, kita jauh lebih siap apabila terjadi suatu lonjakan kasus lagi, karena kita sudah mempunyai suatu pengalaman dan sistem yang sudah terbentuk setelah dua setengah tahun ini," beber dokter Syahril. (Rina Ayu)

Sumber: Tribunnews
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved