Minyak Goreng Curah
IKAPPI Meyakini Pemerintah tak Berani Menghapus Minyak Goreng Curah, Karena Komoditas Rakyat Bawah
Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri yakin pemerintah tak berani berbuat nekat, menghapus komoditas minyak goreng curah.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia terkesan plin-plan terhadap wacana penghapusan minyak goreng (migor) curah.
Wacana yang kembali digaungkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ini, sebetulnya pernah tercetus sejak 2014 dan 2021 lalu, namun sampai sekarang belum dieksekusi Kementerian Perdagangan RI.
Baca juga: Kakorlantas Irjen Firman Shantyabudi Minta Pengendara Motor Tidak Pakai Sandal Jepit
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, isu penghapusan minyak curah ini terjadi karena beberapa alasan, salah satunya higienisitas.
Bahkan di dunia cuma ada dua negara yang menggunakan minyak ini, yaitu Indonesia dan Bangladesh.
“Melihat beberapa fakta di lapangan bahwa penghapusan minyak goreng curah sulit diwujudkan, karena memang kebutuhan nasional untuk masyarakat menengah ke bawah masih bergantung pada minyak ini, sehingga kebijakan tersebut akhirnya dibatalkan,” kata Abdullah, Rabu (15/6/022).
Menurutnya, masyarakat menengah ke bawah yang berbelanja ke pasar tradisional masih bergantung dan masih sangat membutuhkan minyak curah. Mulai dari pedagang gorengan, pedagang kaki lima (PKL), warung rumahan atau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca juga: Mardani Ali Sera Minta Presiden Jokowi Atasi Kenaikan Harga Sembako, Ketimbang Reshuffle Kabinet
IKAPPI melihat bahwa penghapusan minyak ini bisa terjadi jika masih ada upaya alternatif pengganti minyak goreng curah dengan harga murah. Sebagai contoh minyak goreng kemasan sederhana, yang harganya lebih murah dari minyak goreng kemasan.
“IKAPPI berharap minyak goreng kemasan sederhana yang diharapkan masyarakat menengah ke bawah masih bisa dijalankan,” ujarnya.
Dalam catatan IKAPPI minyak goreng curah sudah mengalami penurunan cukup signifikan dari sebelumnya.
Beberapa waktu lalu harganya sempat tembus di angka Rp 20.000, sekarang mulai mendekati harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000, yaitu seharga Rp 15.500 di pasar tradisional di Indonesia.
Baca juga: Rumah Dikepung Polisi, Nikita Mirzani: Pak Kapolri Tanya, Memang Saksi Bisa Tiba-tiba Ditangkap?
Bahkan IKAPPI bersama Satgas Pangan Mabes Polri dan Badan Pangan Nasional terus berupaya mempercepat pasokan di pasar-pasar tradisional. Harapannya keberadaan minyak goreng curah terus melimpah.
“Kami berharap agar wacana penghapusan minyak goreng curah ini agar dapat didiskusikan kembali sebelum diputuskan dan diimplementasikan," ujarnya.
"Ini (terkait) bagaimana polanya, bagaimana harganya, dan bagaimana distribusinya karena kendala dan persoalan selama ini terjadi pada harga dan distribusi,” jelas Abdullah.
Diberitakan sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, minyak goreng curah akan dihapus oleh pemerintah secara bertahap.

Sebagai gantinya, minyak goreng akan diedarkan dalam kemasan sederhana.
Alasan kebersihan jadi salah satu latar belakang pengemasan minyak goreng sederhana. Luhut mengklaim pengusaha minyak goreng pun sudah menyetujuinya.
Hal itu ia sampaikan, dalam konferensi pers soal Ekspor CPO dan Minyak Goreng bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Jumat (10/6/2022).
“Nanti secara bertahap kita akan hilangkan curah menuju kemasan sederhana. Karena curah itu kurang higienis. Itu yang akan kita lakukan,” kata Luhut yang dikutip dari Breaking News Kompas TV.
“Banyak pengusaha juga akan melakukan itu. Saya sekarang kita pekerjaannya juga sudah terintegrasi. Mari kita doakan bersama,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Listyo S. Prabowo mengatakan pihaknya saat ini terus memantau penyaluran dan pasokan minyak goreng curah di 17.000 pasar tradisional.
Dari jumlah itu, sudah ada 10.000 pasar yang pasokannya stabil dan mencukupi.
“Kami setidaknya mengawasi 17.000 pasar tradisional, sampai hari ini kurang lebih 10.000 pasar minyak goreng curah tersedia. Ada yang setiap hari, ada yang seminggu 3 kali, ada yang seminggu sekali. Ini yang diminta untuk terus ditingkatkan sehingga minyak goreng curah betul-betul di pasar,” kata Listyo.