Eksklusif Warta Kota

PT Transjakarta akan Kirim 25 Orang ke Universitas Oxford untuk Belajar Bus Listrik

Transjakarta bisa mengirim perwakilannya untuk mengikuti kursus terkait persiapan operasional bus listrik

Wartakotalive/Yulianto
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Masyarakat PT Transjakarta, Anang Rizkani Noor 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pada 18 Mei 2022 lalu, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meneken kontrak kerja sama dengan Transport Studies Unit atau TSU Universitas Oxford, Inggris.

Salah satu butir dalam kerja sama tersebut adalah Transjakarta bisa mengirim perwakilannya untuk mengikuti kursus terkait persiapan operasional bus listrik.

Seperti apa bentuk kerja samanya?

Berikut wawancara eksklusif Warta Kota bersama Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Masyarakat PT Transjakarta, Anang Rizkani Noor di Kantor Redaksi Warta Kota, Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Pusat, Selasa (24/5) siang.

Berikut wawancaranya:

Bagaimana pola kerja sama Transjakarta dengan para mitra operator?

Setiap tahun kami punya kontrak dengan mereka lalu di-review dan sebagai fee-nya berdasarkan kilometer sesuai yang mereka tempuh. Jadi itu yang akan menjadi inti dari kontrak kami dengan operator.

Pihak operator menyiapkan bus dan sopirnya, kemudian setiap satu kilometer kami yang bayar ke mereka. Untuk standar operasionalnya sama.

Sebelum kontrak, kami selalu komunikasi dengan operator seputar kriteria yang ditetapkan.

Setelah berjalan pun kami review secara reguler apakah mereka sudah memenuhi atau ada hal yang perlu diperbaiki atau ditambah.

Itu yang selalu kami bicarakan dengan semua operator.

Salah satunya (aturan) bus tidak boleh melaju melebihi 50 kilometer (km) per jam karena bahaya kalau lebih dari itu.

Kami juga punya Pusat Komando Transjakarta yang bisa memantau pergerakan setiap armada kami, dan di setiap armada dipasang CCTV serta GPS.

Jadi kalau ada sesuatu kejadian di dalam armada maupun sekitarnya itu bisa kami pantau karena setiap kegiatan selalu termonitor oleh Pusat Komando kami.

Baca juga: Pemprov DKI All Out, Kerahkan 50 Unit Bus Transjakarta Premium Royaltrans untuk Penonton Formula E

Terkait kecelakaan yang dialami Transjakarta belakang ini, apakah bisa diketahu melalui CCTV dan apa penyebab dominannya?

Jadi sekarang ini seluruh kejadian di dalam armada maupun di sekitarnya bisa dimonitor sehingga kami bisa mengetahui apa penyebabnya.

Sekarang ini penyebabnya bukan karena busnya, tetapi bisa jadi memang pengendara lain, bisa motor atau mobil yang kemudian mempunyai kegiatan, mereka bersenggolan lalu mengenai bus kami.

Kedua, bisa jadi itu kan jalur bus harusnya steril tetapi seperti kita tahu ada juga yang menyelonong dan ketika bus mengerem, pengendara itu di bagian belakang tidak memperhatikan maka dia bisa saja tabrak bagian belakang bus.

Tetap saja, di publik yang terkena (komplain) adalah Transjakarta, tapi itulah situasinya.

Kecelakaan didominasi armada milik Transjakarta atau mitra operator?

Saya mungkin hari ini (sewaktu diwawancarai) tidak punya data detailnya tetapi dari sudut risiko sendiri, yang dilihat dari jumlah armada kami sekitar 4.000 itu memang paling banyak didominasi armada mikrotrans.

Nah itu banyak dan kecelakaan atau yang terkena dampak dari kecelakaan pengendara lain itu bisa karena banyak sekali di mikrotrans.

Tapi ada juga yang menimpa bus yang ada di koridor seperti yang saya ceritakan tadi, dan memang risiko itu ada di semua armada kami.

Kemudian apa visi Transjakarta mengembangkan bus listrik sampai 2030 mendatang?

Kalau melihat di Jakarta atau di Indonesia dan seluruh dunia ini sedang menghadapi isu yang sangat memicu perhatian kita semua yaitu ancaman perubahan iklim.

Kita tahu sendiri bahwa Indonesia mempunyai target emisi karbon yang sudah dicanangkan pemerintah untuk mencapai apa yang disepakati di Paris Agreement tahun 2015.

Nah Transjakarta ini ikut berkontribusi terhadap mengurangi emisi karbon di Jakarta, dan yang ingin kami capai ini tentu dengan angkutan umum pun sudah mengurangi emisi karbon.

Mungkin nanti suatu saat kami akan punya angka yang lebih pasti dengan angkutan darat yang sekarang kami lakukan di Transjakarta, berapa emisi karbon yang sudah kami tekan.

Tapi selain itu, tahun 2030 rencana jangka panjang kami itu akan ada 10.000 bus listrik. Jadi nanti akan mencakup bus besar, menengah, maupun yang mikro itu semua akan dilayani atau dilakukan dengan listrik.

Nah ini bertahap, tahun 2025 itu kami targetkan ada sekitar 3.000-an armada.

Untuk tahun ini dari 100 unit mungkin kami akan capai 72 unit. Itu sudah ada unitnya, nanti akan mencapai angka itu di tahun ini dan kami akan mengundang Warta Kota dan sudah dioperasikan juga sebagian.

Untuk rute-rutenya belum sampai ke-13 koridor, tapi kami akan menuju ke sana, sebagian rute akan kami lalui dengan bus listrik.

Apa rencana bisnis Transjakarta di wilayah Jabodetabek?

Kami masih fokus di DKI Jakarta karena banyak hal yang harus dilakukan termasuk tadi rencana bus listrik.

Kemudian bukan hanya armada saja, tapi Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu direksi kami baru saja ke Inggris, itu juga menandatangani MoU menyiapkan SDM-nya dengan Oxford University karena mereka punya expert (ahli) di bidang transportasi darat yang akan bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan buat kami, juga pendanaannya kami siapkan bagaimana kami bisa mendanai bus listrik pada tahun 2030.

Untuk kerja sama dengan Oxford University, setiap tahun kami akan mengirim 15 sampai 25 orang untuk belajar di sana baik online maupun offline sehingga kami bisa memiliki SDM yang mumpuni di bidang bus listrik.

Terakhir, bagaimana proyeksi bus tingkat wisata milik Transjakarta?

Yang sekarang muncul kan memang ada Transjakarta tingkat tapi tertutup dan sudah beroperasi juga. Mungkin nanti setelah pandemi lebih ringan lagi, akan kami lihat bus-bus tingkat itu.

Tapi yang menarik adalah kemarin bus wisata itu ada yang open roof (atap terbuka). Jadi kita bisa melihat sekeliling dan bus ini dua tahun memang tidak beroperasi karena pandemi.

Tapi kemarin saat libur lebaran sudah mulai diperkenalkan kembali dan sudah disepakati untuk beroperasi setial hari libur akhir pekan maupun nasional.

Tidak ada syarat membayar, silakan datang ke jalur yang ada dan saat ini ada dua jalur, yang prokesnya tetap.

Banyak warga luar Jakarta menikmati itu tidak berbayar. Rutenya IRTI Monas, kemudian satu lagi menyusuri gedung pencakar langit Jakarta.

Itu dua rute yang sudah kami perkenalkan dan mudah-mudahan nanti bisa bertambah lagi. (faf/eko)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved