Lifestyle

Malnutrisi Tingkatkan Lama Rawat inap dan Frekuensi Pasien Perlu Dirawat Kembali di RS

Penelitian menemukan bahwa komplikasi terkait malnutrisi meningkatkan lama rawat inap dan frekuensi pasien perlu dirawat kembali di RS serta kematian

pexels/vidal-balielo-jr
Malnutrisi merupakan hal yang sering terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Saat sakit membutuhkan asupan gizi yang optimal agar proses penyembuhanya berjalan lebih cepat.

Sayangnya justru yang terjadi sebaliknya.

Pasien rawat inap justri lebih banyak mengalami malnutrisi.

Seperti diketahui saat sakit nafsu makan berkurang drastis, terkadang sulit untuk menikmati makanan yang disukai, atau kesulitan mengonsumsi makan karena kondisinya yang sakit.

Baca juga: Begini Cara Buah Zaitun Membantu Kesehatan jantung

Malnutrisi merupakan hal yang sering terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit.

Berbagai penelitian menemukan bahwa komplikasi terkait malnutrisi meningkatkan lama rawat inap dan frekuensi pasien perlu dirawat kembali di rumah sakit, bahkan meningkatkan risiko kematian.

Selain itu, malnutrisi juga meningkatkan kebutuhan biaya yang lebih tinggi terutama untuk membiayai rawat inap yang lebih lama dan kebutuhan obat-obatan yang lebih banyak.

Faktanya, kejadian malnutrisi masih banyak terjadi di berbagai negara seperti pada banyak rumah sakit di Asia.

Baca juga: Cegah Malnutrisi pada Lansia, Jangan Biarkan  Selera Makannya Turun

Kondisi ini didapat dari hasil riset yang dilakukan di Asia yang didukung oleh Fresenius Kabi Deutschland GmbH, Germany.

Berdasarkan penelitian mengenai malnutrisi pada pasien rawat inap yang dilakukan di 7 negara: Indonesia, Korea Selatan, India, Taiwan, Vietnam, Filipina dan Thailand.

Pada penelitian tersebut, menunjukkan bahwa di Indonesia risiko malnutrisi sedang hingga tinggi terjadi pada 76 persen pasien.

Ini berarti 3 dari 4 pasien bedah berpotensi akan mengalami malnutrisi dalam kondisi sedang hingga tinggi.

Baca juga: Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan Memiliki Risiko yang Signifikan Terjadinya Malnutrisi.

Penelitian tersebut menegaskan bahwa perbaikan nutrisi pada pasien perlu menjadi perhatian.

Dr. Nurhayat Usman, SpB-KBD, FINACS dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia mengatakan malnutrisi adalah kondisi yang merujuk pada kekurangan gizi seperti protein, karbohidrat, mineral atau zat mikronutrisi.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved