Hipertensi

Bikin Takut Saja, Arum Ambarsari Ungkap Jumlah Pengidap Hipertensi Melonjak Akibat Rokok

Bagi yang suka merokok coba berhenti, berbahaya sekali untuk kesehatan. Kini, mereka jadi mengidap sakit hipertensi.

Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Valentino Verry
warta kota/leonardos wical
Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, dr Arum Ambarsari minta perokok untuk waspada karena bisa sakit hipertensi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat menginformasikan, penderita hipertensi yang diduga akibat merokok mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga 2021.

Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, dr Arum Ambarsari mengatakan, setiap tahun pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan kepada 1,8 juga orang.

Baca juga: Hadiri Sidang Kasus Mafia Tanah, Nirina Zubir Minta Para Saksi Beri Pernyataan Jujur

"Dari hasil pemeriksaan tersebut, tercatat 10 persen terkena penyakit hipertensi diduga akibat rokok selama tahun 2021," ujar Arum, Selasa (31/5/2022).

Ditemui wartawan wartakotalive.com, di RPTRA Kembangan Gajah Tunggal, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Arum membandingkan sebanyak delapan persen dari 1.8 juta orang terkena hipertensi diduga akibat rokok pada tahun 2020.

Menurutnya, memang ada peningkatan berdasarkan kisaran angka tersebut.

Namun, belum dapat dipastikan, berapa persen yang berasal dari merokok.

Baca juga: Sebelum Meninggal Saban Sempat Mondar-mandir dan Gelisah di JPO Lenteng Agung

Arum juga tidak menjelaskan dengan rinci, jumlah rentan usia para perokok yang mengidap penyakit hipertensi tersebut.

"Kami tengah berupaya menurunkan kebiasaan merokok bagi warga Jakarta Barat," ujar Arum.

Arum mengaku, pihaknya rutin melakukan sosialisasi ke setiap permukaan dan tempat sarana umum kepada masyarakat, agar tidak merokok.

Ilustrasi merokok.
Ilustrasi merokok. (pexels/petar-starcevic)

Pihaknya juga membuka layanan kesehatan di setiap puskesmas bagi masyarakat yang berniat untuk berhenti merokok.

"Kami membuka layanan berhenti merokok. Di situ bisa konseling, sekaligus melihat alat analyzer untuk melihat kadar monoksida dalam tubuh apakah sudah bahaya atau belum," ujar Arum.

Baca juga: Bertemu Perwakilan MWL di Madinah, Puan Singgung Pembangunan Museum Nabi Muhammad di Indonesia

Pihaknya juga telah membuat beberapa tempat sarana terbuka yang ramah rokok di beberapa tempat seperti sekolah dan kantor pemerintahan.

Arum berharap, adanya upaya tersebut dapat menurunkan angka pengidap hipertensi karena rokok di tahun ini.

"Untuk tahun ini belum dapat dipastikan ya datanya, karena masih dalam proses. Kita berharap ada penurunan," ujar Arum.

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved