Pilpres 2024
KIB Ingin Ada Empat Pasang Capres-Cawapres di Pilpres 2024 Agar Rakyat Punya Banyak Pilihan
KIB berkeinginan kontestasi Pilpres 2024 tak membuka kembali ruang pembelahan semakin besar di masyarakat.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi mengatakan, dibentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP, bertujuan untuk memperkuat partai politik.
Terutama, dalam menyiapkan tahapan hingga menyambut Pemilu 2024. Terlebih, dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Kita ingin dari awal Koalisi Indonesia Bersatu ingin memperkuat parpol, dalam hal mempersiapkan seluruh tahapan, secara khusus pemilu presiden," kata Arwani Thomafi, Rabu (25/5/2022).
Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 25 Mei 2022: 5 Pasien Meningga, 232 Sembuh, 315 Orang Positif
Arwani menambahkan, KIB berkeinginan kontestasi Pilpres 2024 tak membuka kembali ruang pembelahan semakin besar di masyarakat.
Sehingga, ia mendorong muncul lebih dari dua pasangan calon presiden dalam Pilpres 2024, dengan harapan masyakarat disuguhkan lebih banyak paslon untuk dipilih.
"Tetapi pada intinya adalah ingin betul peta kontestasi tidak membuka ruang pembelahan di masyarakat semakin besar."
Baca juga: Bakar Semangat Kader NTT, Hary Tanoesoedibjo Komitmen Bawa Perindo Jadi Partai Besar di Pemilu 2024
"Secara teori kita ingin lebih dari dua pasangan calon itu bagus, tiga, syukur-syukur empat, kontestasinya menarik."
"Jadi masyarakat juga diberikan pilihan, oh ada ini, ada ini, akan memberikan satu keleluasaan untuk masyarakat memilih," paparnya.
Terkait sosok yang akan diusung oleh KIB, Arwani mengatakan sangat terbuka pada semua kemungkinan. Termasuk, Golkar yang memajukan Airlangga Hartarto sebagai capres.
Baca juga: Koalisi Indonesia Bersatu Diprediksi Jadi Penyelamat Ganjar Pranowo Ikut Pilpres 2024
Menurutnya, yang paling utama adalah KIB bersepakat siapa dan kriteria seperti apa yang akan diusung.
Ia juga tak menutup kemungkinan dalam pembahasan bersama akan muncul kisi-kisi seperti harus cerdas, merakyat, hingga punya pengalaman memimpin di daerah.
"Kita duduk bareng, nama itu disepakati oleh kami bertiga PPP-Golkar-PAN."
"Tetapi kami tidak menutup mata terima masuk-masukan dari para tokoh dari luar sebagai bahan pertimbangan," bebernya. (Fransiskus Adhiyuda)