Mudik Lebaran

KPBB Ingatkan Bahaya Emisi Gas Buang Kendaraan bagi Pemudik

Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin mengatakan, gas buang kendaraan bermotor mengandung berbagai macam bahan beracun.

Wartakotalive.com/Nur Ichsan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, melakukan sosialisasi uji emisi di Jalan MH Thamrin, Sudirman dan kawasan Palem Karawaci, Selasa (2/11/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mengingatkan bahaya emisi gas buang kendaraan bagi para pemudik.

Organisasi non pemerintah ini memandang, animo masyarakat untuk mudik lebaran Idulfitri 1443 H menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) sangat tinggi, sehingga pencemaran udara masih mengancam Indonesia.

Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin mengatakan, gas buang kendaraan bermotor mengandung berbagai macam bahan beracun.

Mulai dari Particulate Matter (PM), Sulfur Dioxide (SO2), Nitrogen Dioxide (NO2), Carbon Monoxide (CO), Ozone (O3), Hydro Carbon (HC) dan sebagainya.

Kata dia, umumnya zat-zat polutan udara ini langsung mempengaruhi sistem pernafasan, pembuluh darah, sistem saraf, hati dan ginjal dengan gejala pusing-pusing, mual dengan penyakit/sakit ISPA, astma dan tekanan darah tinggi.

Bahkan pada tingkat yang lebih parah, kandungan beracun itu bisa membawa penyakit dalam seperti gangguan fungsi ginjal, kerusakan pada sistem syaraf, penurunan kemampuan intelektual (IQ) anak-anak, kebrutalan pada remaja, keguguran, impotensi, jantung coroner (coronary artery dieses), kanker dan kematian dini.

Baca juga: Pengamat Nasihati Masyarakat, Jangan Kalap Habiskan Uang saat Mudik, Kebutuhan Hidup Masih Banyak

Baca juga: Kebakaran Kantin Garasi di Kebagusan, Diduga Akibat Kebocoran Selang Tabung Gas

“Tentunya kita tidak berharap bahwa tragedi invisible killer (pembunuh tak tampak) yang membunuh para pemudik tersebut terulang kembali di tahun ini. Invisible killer membunuh (terutama CO) tanpa terlihat, tidak berbau, sehingga calon korban terbuai dengan rasa kantuk yang kemudian tertidur dan tidak pernah bangun kembali,” kata Safrudin pada Sabtu (7/5/2022).

Safrudin bercerita, fenomena seperti ini pernah terjadi saat arus mudik pada lebaran Idulfitri 1437 H atau tahun 2016 silam.

Saat itu 17 orang meregang nyawa dengan ciri-ciri akibat keracunan emisi CO dan paparan parameter lain yang diemisikan kendaraan bermotor.

Baca juga: Baru Kembali dari Mudik, Dua Orang Luka-Luka dalam Kebakaran Rumah Kontrakan di Depok

“Angka ini terlalu banyak dan mereka yang meninggal dunia ini bukan karena kejadian tabrakan, terguling, tertabrak dan atau kecelakaan benturan fisik kendaraan bermotor, tetapi meninggal dunia invisible killer akibat terpapar emisi kendaraan yang terjebak kemacetan berjam-jam selama perjalanan mudik lebaran, terutama pintu keluar Tol Brebes (Brexit),” jelas Safrudin.

Berdasarkan data dari kepolisian, jumlah kendaraan yang melintas di Jalan Raya Pantura pada Kamis (5/5/2022) lalu, mencapai 66.455 kendaraan. Rinciannya, 54.302 motor, 10.585 mobil, 1.115 angkutan barang dan 453 bus.

Baca juga: Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera Dinilai Memangkas Waktu Perjalanan Mudik Lebaran Idul Fitri 2022

Sedangkan pada Jumat (6/5/2022) hingga pukul 09.00, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 23.016 unit. Rinciannya 16.208 motor, 4.474 mobil, 1.878 angkutan barang dan 456 bus.

Sementara itu PT Jasa Marga (Persero) Tbk, mencatat ada 1.157.959 kendaraan yang telah keluar wilayah Jabodetabek dan 372.048 kendaraan melalui Tol Jakarta-Cikampek (Japek) pada H-10 sampai H-4 lebaran. (faf)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved