Travel
5 Hal yang Bisa Dilakukan di Museum Tekstil untuk Mengisi Libur Lebaran
Di dekat Pasar Tanah Abang, terdapat wisata Museum Tekstil yang menyimpan koleksi kain khas Indonesia.
Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: Dian Anditya Mutiara
Lima Hal Menarik di Museum Tekstil Indonesia, Apa Saja?
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Di dekat Pasar Tanah Abang, terdapat wisata Museum Tekstil yang menyimpan koleksi kain khas Indonesia.
Museum yang didominasi bangunan gaya Belanda ini berada di Jalan K.S.Tubun No. 4 Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
Museum ini buka mulai pukul 9.00-16.00 setiap hari.
Pengunjung dikenakan biaya lima ribu rupiah sebagai tiket masuk ke Museum Tekstil.
Pengunjung di museum ini bisa melihat kain yang berusia ratusan tahun, belajar membatik, hingga membaca buku sejarah tekstil.
Baca juga: Yuk, Isi Libur Lebaran ke Museum Nasional Indonesia, Ada 9 Galeri Menarik yang Mengedukasi
Berikut lima alasan untuk mengunjungi Museum Tekstil.
1. Pendopo Batik
Tersedia layanan belajar membatik tulis di ruangan Pendopo Batik.
Cukup membayar 40.000 rupiah, pengunjung bisa mendapatkan kain berukuran sapu tangan, canting, zat pewarna, kompor kecil, dan perlengkapan lainnya.
Menariknya, kain batik yang selesai diwarnai bisa dibawa pulang pengunjung.
Pemandu wisata Museum Tekstil, Artanti Kusuma Ritasari, menuturkan, terdapat batik cap yang bisa dicoba untuk anak kecil.
"Selain batik tulis, kita punya batik cap buat rombongan taman kanak-kanak atau yang pendidikan anak sekolah dini. Kita pakai batik cap buat mereka, karena lebih aman dan mudah digunakan," ungkap Artanti.
Baca juga: Enam Koleksi Museum Ini Ditetapkan Sebagai Benda Cagar Budaya, Termasuk Mobil Soekarno
2. Galeri Batik
Galeri Batik menampilkan koleksi khusus batik kuno dan kontemporer dari tahun ke tahun.
Terdapat batik Betawi, Solo, Jogja, Jawa Barat hingga Kalimantan.
Bahkan, Museum Tekstil memiliki batik kuno yang sudah ada sejak 1.900-an.
Baca juga: Penyemprotan Disinfektan, Museum Bahari Ditutup Sementara Selama Tiga Hari
3. Gedung Utama
Gedung Utama digunakan sebagai tempat pameran kain khas Nusantara.
Terdapat Ulos, Songket, Lurik, Tenun, hingga Batik yang dipajang di gedung ini.
Adapun jenis pameran kain di sini berbeda-beda setiap bulannya.
"Kita buat jenis pameran kainnya secara tentatif. Seperti saat Ramadan, kita tampilkan kain nuansa Islami. Kalau saat ini, jenis pamerannya yaitu teknik menghias kain," ucap Artanti.
Pengunjung di gedung ini tidak diperbolehkan mengabadikan foto atau video menggunakan blitz kamera.
"Kain di sini kan sudah berusia tua. Kalau kena cahaya kamera, bisa memudarkan warna kain," tutur Artanti.
4. Ruang Pengenalan Wastra
Pengunjung bisa melihat bentuk alat tenun dari Indonesia.
Modelnya etnik dengan khas tradisional zaman dulu.
Meskipun tak bisa disentuh, ada kelas khusus menenun dengan peralatan yang mudah.
Tersedia alat tenun tradisional dari berbagai daerah di ruangan ini.
Pengunjung bisa melihat beberapa kain yang masih ditenun atau setengah jadi.
Pengunjung tidak diizinkan mengoperasikan alat tenun, karena pengoperasiannya yang rumit.
Namun tak perlu khawatir, pengelola museum ini melaksanakan lokakarya tenun sederhana.
"Kita ada workshop tenun sederhana. Medianya pakai benang dan kertas. Teknik menenunnya seperti mengayam," imbuhnya.
5. Taman Pewarna Alam
Museum Tekstil memiliki 'apotek hidup' pewarna alam.
Terdapat tanaman yang bisa menghasilkan pewarna kain tradisional, seperti daun mangga, daun jambu klutuk, pohon jati, hingga akar mengkudu.
Taman ini merupakan tanaman percontohan yang tak hanya bermanfaat disantap, namun sebagai pewarna kain alami pada pengunjung. (M35)