Di Saat Teman Sebayanya Jalan-jalan, Zahra Pilih Bantu Ibunya Jualan di Rest Area saat Libur Lebaran

Dirinya trenyuh jika harus meninggalkan ibunya.

Oleh karena itu Zara membuat teh, kopi bahkan bikin mie instan untuk para pembeli.

"Mendingan ikut jualan sama ibu dari pada di rumah. Biar dekat sama ibu juga," tuturnya.

Di Tasik, Zara tinggal dengan neneknya.

Baca juga: Libur Lebaran, Jumlah Pelanggan Bus Wisata Tingkat Milik Transjakarta Membludak

Ia merupakan anak bungsu sedangkan kakaknya juga berjualan di wilayah Cikampek.

"Nanti kalau sudah masuk sekolah juga balik lagi ke pesantren. Saya cita-citanya mau jadi guru, kalau sudah lulus dilanjutin lagi sekolahnya," papar Zahra.

Penghasilan Tak Seperti yang Diharapkan

Entin ibu Zahra menyebut bahwa dirinya baru berjualan selama seminggu. Dia menyewa lapak setempat dan berdagang makanan serta minuman.

"Baru tahun ini jualan, sudah dua Minggu. Arus mudik dan balik biasa-biasa saja tidak terlalu ramai pengunjung," beber Entin.

Menurutnya omset yang didapatkannya jauh dari yang diharapkan. Untuk menutupi modal saya sudah bersyukur.

"Dalam sehari juga omset tidak sampai Rp. 1 juta. Sedangkan kita harus sewa tempat," bilangnya.

Entin menjelaskan berjualan di Rest Area ini inisiatif dari suaminya.

Baca juga: Cerita Gadis Cantik di Garut Dijual Rp300 Ribu ke Sopir Truk, Berhasil Kabur Masuk ke Gang Gelap

Karena memang lokasinya dekat dengan tempat tinggal anak pertamanya.

"Ngadu nasib saja. Jualan bawa anak saya yang masih sekolah. Memang kasihan ya tapi mau gimana lagi," kata Entin.

Mereka pun tidur di lapak dagangnya itu. Hanya beralas karpet tipis di atas ubin yang terasa dingin.

"Semoga saja untuk ke depannya nanti ramai jualannya," imbuhnya. (dik)