Rumah Quran Hidayatullah Darussalam, Sekolah Berbasis Agama Islam untuk Para Siswa Penghafal Quran
Rumah Quran Hidayatullah Darussalam menjadi satu diantara sekolah berbasis agama islam untuk para siswa penghafal quran di Jakarta.
Penulis: Restu Ahmad Fauzi | Editor: Restu Ahmad Fauzi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Rumah Quran Hidayatullah Darussalam menjadi satu diantara sekolah berbasis agama islam untuk para siswa penghafal quran di Jakarta.
Berdiri sejak 10 Juni 2021, Rumah Quran ini beralamat di Jalan Penyelesaian Tomang 1, Meruya Utara, Jakarta Barat.
Saat ini, Rumah Quran Hidayatullah memilki 24 orang santri, serta 3 orang ustadz pengajar.

Rumah Quran Hidayatullah Darussalam berada dibawah naungan Yayasan Marhamah Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur.
Ustaz Ahmad Khoidir (26), salah satu tenaga pengajar sekaligus ketua asrama mengatakan rumah quran ini mewajibkan para santri mampu menghafal 5 juz dalam 1 tahun.
“Para santri disini juga diajarkan pelajaran umum lainnya, namun memang bobotnya tidak sebanyak menghafal quran,” Kata ustaz Khoidir.

Para santri rumah quran tersebut memiliki latar belakang yang beragam, dan tinggal bersama di Rumah Quran Hidayatullah Darussalam yang juga merupakan Asrama bagi para santrinya.
Bangunan Rumah Quran ini terbagi menjadi 3 lantai dan memiliki fasilitas yg cukup baik sebagai sebuah asrama. Terdapat ruang belajar, ruang makan, dapur, 6 kamar mandi dan juga dua ruang tidur yang cukup luas.
Sekolah ini memang dikhususkan untuk para penghafal quran. Namun begitu, para santri disini juga mendapat pelajaran umum sebagaimana sekolah konfensional.

Kurikulum di sekolah ini sederajat dengan sekolah menengah pertama (SMP) pada umumnya.
Para santri disini juga mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Sekolah (UAS), dan Ujian Akhir Nasional (UAN).
Lulusan sekolah ini di harapkan mampu menghafal 15 juz dalam waktu 3 tahun.

Karena latar belakang santri ini berbeda-beda, maka biaya SPP para santri pun berbeda, mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada juga subsidi dan beasiswa gratis bagi yang membutuhkan.
“Soal biaya, akan ada wawancara antara wali santri dengan pengurus yayasan, jika memang tidak mampu membayar uang SPP sejumlah yang ditentukan, maka wali santri diperbolehkan bernegosiasi dan membayar uang SPP dengan jumlah yang semampunya,” ujar Ustaz Khoidir.