Anwar Abbas Khawatir Indonesia Tak Bisa Jadi Negara Adikuasa Jika Dikelola Seperti Sekarang

Anwar lantas mengungkit lagi debat kandidat antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Editor: Yaspen Martinus
muslimdaily
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas mengaku mengkhawatirkan kondisi Indonesia di masa depan. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas mengaku mengkhawatirkan kondisi Indonesia di masa depan.

Menurutnya, Indonesia tidak akan menjadi negara adikuasa, jika negara ini masih dikelola dengan cara seperti sekarang.

"Kalau seandainya situasi dan kondisi, serta usaha dan upaya kita dalam memilih dan mengolah bangsa kita masih seperti sekarang, masih seperti yang ada hari ini."

Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 20 April 2022: 37 Pasien Wafat, 4.635 Orang Sembuh, 741 Positif

"Maka saya khawatir ya, jangankan kita akan bisa menjadi salah satu negara adikuasa di dunia."

"Bahkan sebelum masa itu datang, negeri ini sudah porak-poranda terlebih dahulu," tutur Anwar dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah secara daring , Kamis (21/4/2022).

Anwar lantas mengungkit lagi debat kandidat antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Baca juga: Masa Jabatan Penyelenggara Pemilu di Daerah Tak Serentak Terus Jadi Tantangan Berat KPU

Ia mengingat pernyataan Prabowo yang menyebut prediksi Indonesia akan porak-poranda sebelum 2030.

"Saya masih ingat ketika Pak Prabowo Subianto berdebat dengan Pak Jokowi dalam pilpres terakhir."

"Beliau mengatakan bahwa ada orang ya, atau lembaga yang memprediksi bahwa Indonesia sudah akan porak-poranda sebelum tahun 2030," ungkit Anwar.

Baca juga: DPR Minta KPU Hitung Ulang Anggaran Pemilu 2024, Hapus Pengadaan Mobil Dinas dan Rapat Pakai Zoom

Saat itu, kata Anwar, pernyataan Prabowo dibantah oleh Mahfud MD, yang menyatakan prediksi itu bukan berdasarkan riset, namun novel fiksi.

"Tetapi Pak Mahfud MD menyatakan itu bukan hasil pengkajian ya, Pak mahfud MD bukan membantah, memang ada orang yang menyatakan kata-kata seperti itu."

"Tapi kata beliau itu bukan hasil riset, bukan hasil penelitian, tapi itu adalah sebuah novel," ungkap Anwar.

Baca juga: Minta Kejagung Usut Tuntas Mafia Minyak Goreng, Jokowi: Sehingga Kita Bisa Tahu Siapa yang Bermain

Meski begitu, Anwar menilai situasi yang digambarkan oleh novel tersebut harus mendapatkan perhatian khusus dari seluruh lapisan bangsa.

"Tetapi meskipun itu novel, bagi kita sebagai warga bangsa yang cinta kepada negerinya, apa yang dinukilkan dalam novel itu supaya menjadi perhatian kita."

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved