Mudik Lebaran

Jelang Lebaran, PO Kramat Jati Klaim Penumpang Mudik Lebaran Naik 10 Persen

Pengelola PO Kramat Jati mengatakan, ada lonjakan penumpang sekira 10 persen dibandingkan dengan tahun 2021 lalu

Wartakotalive/Miftahul Munir
Situasi Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (17/4/2022) jelang Lebaran 

Terminal Kampung Rambutan Belum Ada Lonjakan, Tapi PO Bus Kramat Jati Akui Ada Kenaikan Jumlah Penumpang 10 persen

WARTAKOTALIVE.COM, KRAMAT JATI - Suasana terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur masih belum terjadi lonjakan penumpang yang ingin mudik lebaran 2022 pada Minggu (17/4/2022) pagi.

Dari pintu masuk terminal, sudah terlihat situasi yang sepi dari lalu lalang pemudik ke sejumlah daerah.

Setiba di dalam, sejumlah bus pengangkut penumpang ke berbagai kota bisa dihitung pakai jari.

Salah satu sopir menunggu sembari menyalahkan mesin busnya, pergelangan tangan kanan dibiarkan keluar karena menyelipkan sebatang rokok. 

Kemeja ciri khas mobil itu nampak lusu, rambutnya berantakan dan wajah telihat lelah.

Mobil itu berangkat menuju kawasan Jawa Barat seperti arah Bogor sampai ke Sukabumi.

Baca juga: Delapan Pasar Tumpah di Karawang Rawan Timbulkan Kemacetan Saat Mudik Lebaran

Sementara di ruang tunggu dalam terminal dengan tujuan keberangkatan pulau Jawa masih sepi antrean penumpang.

Kondisi sebaliknya justru terjadi di tempat antrean penumpang lintas Sumatera, banyak warga yang menunggu kedatangan bus.

Valen, pengelola PO Kramat Jati
Valen, pengelola PO Kramat Jati (Wartakotalive/Miftahul Munir)

Misalnya PO Kramat Jati tujuan Palembang hari ini bisa memberangkatkan sekitar 20 sampai 50 penumpang.

Valen, pengelola PO Kramat Jati mengatakan, ada lonjakan penumpang sekira 10 persen dibandingkan dengan tahun 2021 lalu.

"Kalau tahun lalu paling top itu kita bisa angkut penumpang 10 orang, itu paling banyak," katanya kepada Warta Kota.

Valen mengaku, lonjakan ini terjadi karena Pemerintah Pusat sudah membuka aturan pembatasan dan mencabut segala aturan keberangkatan ke berbagai kota di Indonesia.

Sehingga warga tahun ini ingin melepaskan kerinduan setelah dua tahun lamanya menantikan mudik lebaran.

"Selama dua tahun ini kami sepi, karena pandemi itu dan banyak syaratnya juga jadi pada malas pulang kampung, takut membawa virus dan malas sama aturan," jelasnya.

Terminal Bayangan 

Sejumlah Perusahaan Otobus (PO bus) keluhkan keberadaan terminal bayangan di Jakarta yang mengakibatkan sepinya calon penumpang yang berangkat dari terminal resmi.

"Yang utamanya itu karena sepi di sini (terminal) karena banyak terminal bayangan," kata Kepala Terminal Pulogebang, Bernad Pasaribu, Sabtu (9/4/2022).

Hal itu dikatakan saat rapat Persiapan Angkutan Lebaran Tahun 2022 dengan Direktorat Jenderal Hubungan Darat Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Sebanyak 50 PO antar kota antar provinsi (AKAP) hadir dalam rapat yang dilaksanakan di Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, pada Sabtu (9/4/2022).

Baca juga: Angkut Penumpang di Terminal Bayangan, 14 Bus AKAP Dikandangkan Sudin Perhubungan Jaktim

Para PO mengeluhkan banyak penumpang yang lebih memilih berangkat dari terminal bayangan di pinggir jalan ketimbang terminal resmi seperti Pulogebang, Kampung Rambutan, dan lainnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi yang memimpin rapat tidak akan tinggal diam dengan mengambil tindakan.

Penindakan terhadap terminal bayangan dapat dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Dinas Perhubungan daerah setempat dalam hal ini DKI Jakarta.

"Tadi (rapat) kan pak Dirjen sudah mengatakan dia perintahkan BPTJ dan Dishub untuk bisa kenceng (penindakan) agar bisa meramaikan terminal," ungkap Bernad.

Kepala Unit Pengelola Terminal Pulo Gebang Bernard Pasaribu di Terminal Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Kepala Unit Pengelola Terminal Pulo Gebang Bernard Pasaribu di Terminal Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Meski demikian, penindakan travel gelap yang memakai kendaraan pelat hitam atau pribadi diakui lebih sulit lantaran tidak bisa dilakukan Dinas Perhubungan daerah.

"Pak Dirjen ngomong kan untuk menggunakan menindak travel gelap yang pelat item agak sulit memang. Tapi kalau untuk yang pelat kuning itu kewenangan Kementerian, termasuk Dishub," ungkapnya.

Adapun semenjak terjadinya pandemi Covid-19 jumlah keberangkatan penumpang di Terminal Pulogebang menurun drastis hingga di bawah 1.000 per hari.

Padahal sebelum adanya pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 silam, berkisar lebih dari 2.000 orang per hari penumpang yang melakukan keberangkatan dari Terminal Pulogebang. (jhs)

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved