Berita Internasional

PM Pakistan Imran Khan Digulingkan Parlemen setelah Dekat Rusia dan China

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan digulingkan parlemen. Khan dijegal partai oposisi yang didukung Amerika Serikat setelah dekat China dan Rusia

Penulis: Suprapto | Editor: Suprapto
dailymail.co.uk
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan digulingkan parlemen. Khan merasa dijegal partai oposisi yang didukung Amerika Serikat setelah dirinya dekat dengan China dan Rusia. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Imran Khan telah digulingkan sebagai Perdana Menteri Pakistan Sabtu malam setelah setelah kehilangan mosi tidak percaya parlemen.

Penggulingan Imran Khan memicu krisis politik yang mengancam untuk menyeret negara tersebut ke jurang kekacauan.

Imran Khan sebelumnya adalah pemain kriket yang berubah menjadi Islamis.

Dia dan sekutunya  mencoba untuk menghindari pemungutan suara dengan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan awal, tetapi keputusan Mahkamah Agung Pakistan memerintahkan pemungutan suara tetap dilanjutkan.

Partai oposisi gabungan yang mencakup spektrum politik dari kiri ke agama radikal akan membentuk pemerintahan baru.

Pimpinan opisisi adalah salah satu partai terbesar, Liga Muslim Pakistan, yang akan mengambil alih sebagai perdana menteri.

Baca juga: Daftar Negara Terlilit Utang dengan China Diprediksi Bangkrut, Mulai dari Pakistan Hingga Kyrgyzstan

Mengantisipasi kekalahannya, Khan, yang menuduh oposisi berkolusi dengan Amerika Serikat untuk menggulingkannya.

Khan telah meminta para pendukungnya untuk menggelar aksi unjuk rasa secara nasional pada hari Minggu.

Pilihan Khan terbatas dan jika dia melihat jumlah pemilih yang besar dalam dukungannya, dia mungkin mencoba untuk menjaga momentum protes jalanan sebagai cara untuk menekan Parlemen untuk mengadakan pemilihan awal.

Demikian berita terkini Wartakotalive.com bersumber dari APNews.com pagi ini.

Pakistan dekat China dan Rusia

Khan sebelumnya telah mencoba untuk menghindari pemungutan suara dengan membubarkan Parlemen dan mengadakan pemilihan umum lebih awal tetapi keputusan Mahkamah Agung memerintahkan pemungutan suara untuk dilanjutkan.

Dalam pidato yang berapi-api pada hari Jumat, Khan menggandakan tuduhannya bahwa lawan-lawannya berkolusi dengan Amerika Serikat untuk menggulingkannya atas pilihan kebijakan luar negerinya, yang seringkali tampaknya menguntungkan China dan Rusia dan menentang AS.

Khan mengatakan Washington menentang pertemuannya pada 24 Februari dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin beberapa jam setelah tank meluncur ke Ukraina, meluncurkan perang yang menghancurkan di jantung Eropa.

Departemen Luar Negeri AS telah membantah terlibat dalam politik internal Pakistan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved