Liga 1 2021

Jangan Asal Berolahraga Saat Puasa, Pelatih Imam Sarankan Beraktivitas Minimal 30 Menit Setiap Hari

Pelatih Fisik Persis Solo Sofie Imam mengatakan dalam kondisi berpuasa pemain tidak dibenarkan melakukan olahraga dengan intensitas denyut nadi diatas

Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
ligaindonesiabaru.com
Pelatih Fisik Persis Solo Sofie Imam mengatakan bahwa dalam kondisi berpuasa pemain tidak dibenarkan melakukan olahraga dengan intensitas denyut nadi diatas 120 BPM. 

WARTAKOTALIVE.COM, SOLO - Pelatih Fisik Persis Solo Sofie Imam mengatakan bahwa dalam kondisi berpuasa pemain tidak dibenarkan melakukan olahraga dengan intensitas denyut nadi diatas 120 BPM.

Selain itu durasi latihan juga disarankan tidak boleh terlalu berlebihan.

Oleh karena itu, pemain dilarang asal berolahraga, sebab kesalahan dalam memilih jenis olahraga saat berpuasa justru memicu masalah baru bagi tubuh.

“Beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya, agar tubuh sehat, bugar, dan produktif,” kata Imam dikutip dari ligaindonesiabaru.com.

Baca juga: Kembali ke Bhayangkara, Wahyu Tri Nugroho Bangga Bisa Bantu Persis Solo Lolos ke Liga 1 Musim Depan

Baca juga: Dokter Rezky Ingatkan, saat Puasa Intensitas Olahraga Harus Berimbang dengan Aktivitas Fisik

Baca juga: Olahraga Saat Puasa, Sesuaikan Intensitas Olahraga dengan Aktifitas Fisik yang Akan Dilakukan

"Yang dimaksud olahraga ringan dapat diukur dari intensitas denyut nadi, denyut nadi tidak boleh lebih dari 120 bpm. Contoh jalan cepat, jogging bisa aktifitas Workout Exercise,” ujar pelatih fisik asal Tulungagung, Jawa Timur itu.

Mantan pelatih fisik Sabah FA itu melanjutkan latihan ringan tidak melulu harus workout seperti gym, angkat beban, push up, dan sebagainya.

Kegiatan olahraga bertema rekreasi justru menjadi pilihan yang lebih tepat, seperti jalan cepat, jogging ringan, bersepeda, berenang, yoga, dan pilates.

Untuk waktu pelaksanaan latihan tidak diberikan batasan.

BERITA VIDEO: Bangunin Sahur Jadi Pemicu Tawuran di Palmerah, Satu Pemuda Tewas dan Dua Dirawat di RS Pelni

Namun menurutnya waktu yang paling ideal adalah setelah tubuh mendapatkan asupan makanan dan cairan.

“Menurut segi pandang saya dilihat secara fisiologi olahraga ringan bisa dilakukan setelah sahur dan buka,“ terang manatn pelatih fisik Timnas U-19.

“Tetapi sebagai atlet, lebih baik setelah berbuka puasa, tetapi diberi jarak 1-2 jam dari berbuka puasa dan kondisi cairan di tubuh sudah normal kembali bisa minum,“ jelas Imam.

Selain berolahraga, Imam juga mengingatkan pentingnya menjaga asupan makanan.

Pemain harus konsisten menjaga diet dengan menghindari makanan-makanan pantangan atlet seperti makanan berminyak, berlemak dan tinggi gula.

"Sebab, lemak tinggi dan gula mudah diserap tubuh yang mengakibatkan mudah lapar. Di saat berbuka puasa jangan langsung makan berat paling penting mencukupi kebutuhan cairan di tubuh, baru makan berat,” tutur Imam.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved