Ramadan
Berapa Rakaat Shalat Duha Rasulullah SAW? Ini Waktu yang Tepat Pelaksanaannya
erapa rakaat shalat duha yang pernah dilakukan Rasulullah SAW, akan dibahas di artikel ini.
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Berapa rakaat shalat duha yang pernah dilakukan Rasulullah SAW, akan dibahas di artikel ini.
Mengutip buku Meneladani Nabi Muhammad SAW Dalam Sehari, di antara sunnah yang banyak dilalaikan orang adalah sholat duha.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Kekasihku Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepada tiga perkara yang sungguh aku tidak akan meninggalkannya hingga aku meningggal yaitu puasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh_red), shalat duha dan melakukan shalat witir sebelum tidur.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan bahwa Rasulullah SAW biasa shalat duha empat rakaat dan menambahnya sekehendaknya.
Shalat sunnah dhuha memiliki keutamaan yang agung, bayangkan setiap orang yang mengerjakan 2 rakaat seolah-olah dia bersedekah 360 sedekah.
Baca juga: Cara Melakukan Shalat Duha 2/4/6 Rakaat, Dilengkapi Surah Ad Dhuha Dalam Latin
Demikianlah sabda Nabi Muhammad SAW yang telah mengabarkan bahwa Allah menciptakan manusia atas 360 sendi. Inilah jumlah total pensendian manusia.
Rasulullah bersabda : Setiap persendian dari seseorang di antara kamu, semua itu hendaklah memberikan sedekahnya setiap hari.
Tiap persendian hendaklah memberikan sedekahnya, setiap paginya, maka tiap tasbih (Subhanallah) adalah sedekah.
Tiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, tiap tahlil (La Ilaha Ilallah) adalah sedekah, tiap takbir (Allhu Akbar) adalah sedekah, memerintah pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah dan yang sedemikian itu dapat dicukupi (diimbangi pahalanya) oleh dua rakaat yang dikerjakan seseorang pada waktu Dhuha. (HR Al Bukhari)
Rasulullah menekankan sedekah sunnah pada setiap orang atas 360 persendiannya dapat diimbangi dengan 2 rakaat shalat Dhuha saja.
Disebut Dhuha yaitu mulai dari waktu setelah matahari meninggi hingga dekat dengan waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). (Lihat Minhatul ‘Allam, 3: 342)
Baca juga: Kapan Waktu Shalat Duha? Ini Caranya Secara Lengkap dengan Latin
Dikutip dari dari sini kita dapat bagi waktu Dhuha menjadi tiga:
1. Awal waktu yaitu setelah matahari terbit dan meninggi hingga setinggi tombak
Dalilnya adalah hadits dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلِّ صَلاَةَ الصُّبْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ
“Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud.” (HR. Muslim no. 832). (Lihat Minhatul ‘Allam, 3: 347).
Kapan itu? Awal waktu shalat Dhuha kita-kira 15 menit setelah matahari terbit.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata, “Awal waktu shalat Dhuha adalah ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika dilihat yaitu 15 menit setelah matahari terbit.” (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, hal. 289)
2- Akhir waktu yaitu dekat dengan waktu zawal saat matahari akan tergelincir ke barat.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Sekitar 10 atau 5 menit sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat).” (Idem).
3- Waktu terbaik yaitu dikerjakan di akhir waktu.
Sedangkan waktu utama mengerjakan shalat Dhuha adalah di akhir waktu, yaitu keadaan yang semakin panas. Dalilnya adalah,
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
Zaid bin Arqom melihat sekelompok orang melaksanakan shalat Dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Waktu terbaik) shalat awwabin (shalat Dhuha) yaitu ketika anak unta merasakan terik matahari.” (HR. Muslim no. 748). Artinya, ketika kondisi panas di akhir waktu.
Imam Nawawi mengatakan, “Inilah waktu utama untuk melaksanakan shalat Dhuha. Begitu pula ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa ini adalah waktu terbaik untuk shalat Dhuha. Walaupun boleh pula dilaksanakan ketika matahari terbit hingga waktu zawal.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 28)
Tata cara shalat duha
Bagi Anda yang ingin memulai mengerjakannya, ini tata cara Sholat Dhuha untuk pemula yang bisa disimak.
Bersumber dari buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Moh.
Rifa'i, yang dibagikan Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Selatan (Sumsel), Sholat Dhuha merupakan sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan Pada 2 April 2022 dan Hari Raya Idul Fitri pada 2 Mei 2022
Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslim, pelaksanaan sholat Dhuha dapat dilakukan minimal 2 rakaat.
Akan tetapai, sholat Dhuha juga dapat dilaksanakan sebanyak 4, 6, atau 8 rakaat dengan 2 rakaat dalam sekali salam.
Ketika melaksanakan sholat Dhuha, salah satu surat yang dibaca adalah surah Ad-Duha.
Saat mengerjakan Sholat Dhuha boleh dengan ketentuan empat rakaat dengan satu kali salam.
Namun lebih utama jika dikerjakan dengan ketentuan dua rakaat-dua rakaat salam.
Baca juga: Doa Menyambut Bulan Rajab Agar Diberikan Umur Panjang hingga Bulan Ramadhan
Cara melakukan Shalat Duha
Berikut tata cara sholat Dhuha 2 rakaat:
1. Niat sholat Dhuha
2. Takbirotul Ihram
3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
4. Membaca Surah Al-Fatihah
5. Membaca Surah Ad-Dhuha
6. Ruku’ dengan tuma’ninah
7. I’tidal dengan tuma’ninah
8. Sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
10. Sujud kedua dengan tuma’ninah
11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
12. Membaca Surah Al-Fatihah
13. Membaca Surah As-Syams
14. Ruku’ dengan tuma’ninah
15. I’tidal dengan tuma’ninah
16. Sujud dengan tuma’ninah
18. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
19. Sujud kedua dengan tuma’ninah
20. Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah
21. Salam
21. Membaca doa sholat Dhuha
Surah Ad-Duha
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالضُّحٰىۙ
Wad duhaa
Artinya: Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah)
وَالَّيۡلِ اِذَا سَجٰىۙ
Wal laili iza sajaa
Artinya: dan demi malam apabila telah sunyi,
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىؕ
Ma wad da'aka rabbuka wa ma qalaa
Artinya: Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
وَلَـلۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لَّكَ مِنَ الۡاُوۡلٰىؕ
Walal-aakhiratu khairul laka minal-uula
Artinya: dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
وَلَسَوۡفَ يُعۡطِيۡكَ رَبُّكَ فَتَرۡضٰىؕ
Wa la sawfa y'utiika rabbuka fatarda
Artinya: Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
اَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيۡمًا فَاٰوٰى
Alam ya jidka yatiiman fa aawaa
Artinya: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),
وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰى
Wa wa jadaka daal lan fahada
Artinya: dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
وَوَجَدَكَ عَآٮِٕلًا فَاَغۡنٰىؕ
Wa wa jadaka 'aa-ilan fa aghnaa
Artinya: dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
فَاَمَّا الۡيَتِيۡمَ فَلَا تَقۡهَرۡؕ
Fa am mal yatiima fala taqhar
Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
وَاَمَّا السَّآٮِٕلَ فَلَا تَنۡهَرۡؕ
Wa am mas saa-ila fala tanhar
Artinya: Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
وَاَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ
Wa amma bi ni'mati rabbika fahad dith
Artinya: Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
Bacaan Doa Sholat Dhuha
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad Dhuha-a Dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka.
Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi Dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta ‘ibadakas sholihin
Artinya: "Ya Allah, bahwasannya waktu Dhuha itu adalah waktu Dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh."
Itulah tata cara Shalat Duha, jumlah rakaat, bacaan doa, hingga waktu yang tepat untuk melaksanakannya yang bisa dipelajari oleh pemula.
Setelah membaca informasi di atas, semoga Anda bisa mengerjakan Sholat Dhuha dengan baik sesuai dengan sunnah. (*)