Pemilu 2024
Sekjen PDIP Tegur Luhut untuk tak Komentar yang Bikin Keruh Soal Penundaan Pemilu 2024
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto minta Luhut B Pandjaitan tak memainkan isu sensitif seperti penundaan Pemilu 2024, karena berbahaya.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto akhirnya bereaksi atas polemik penundaan Pemilu 2024.
Seperti diketahui isu tersebut dihembuskan oleh Menko Marinves Luhut B Pandjaitan.
Kini, isu itu menjadi bola liar, meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyatakan bahwa Pemilu 2024 sesuai jadwal.
Baca juga: Adam Damiri Divonis 20 Tahun di Kasus Asabri, Keluarga Disarankan Lapor ke KY Jika Ada Kejanggalan
Hasto mengajak agar semua menteri dan pembantu Presiden Joko Widodo agar tak memiliki pendapat berbeda menyangkut Pemilu 2024.
Hasto mengatakan big data seharusnya dipakai untuk persoalan yang mendesak.
Yakni persoalan kerakyatan terkait, seperti minyak goreng langka dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Hal itu disampaikan Hasto soal pernyataan menteri Jokowi yakni Luhut B Pandjaitan yang mengklaim memiliki big data pemilih Indonesia yang ingin pemilu 2024 ditunda.
“Menurut saya, Pak Luhut harus melakukan klarifikasi, beliau berbicara dalam kapasitas apa? Karena kalau berbicara politik, hukum dan keamanan itukan ranah menkopolhukam. Kalau berbicara politik demokrasi, tatanan pemerintahan, itu mendagri,” kata Hasto Kristiyanto, Senin (14/3).
“Beliau harus mempertanggungjawabkan pernyataan itu secara akademis agar ini tidak membelah. Karena menjadi seorang pembantu presiden itu harus fokus pada tugasnya, sesuai mandat yang diberikan. Beliau mandatnya apa dalam menyampaikan hal itu dan ini berbeda dengan pernyataan
Menkopolhukam,” tambah Hasto.

Karena itu, Hasto mengatakan PDIP mengimbau agar sebaiknya para pembantu presiden tidak membuat pernyataan yang malah menjadi energi negatif.
Padahal Presiden Jokowi terus berupaya membangun optimisme dan tengah bekerja keras dalam mengatasi pandemi.
Hasto mengatakan Luhut sebaiknya melakukan refleksi, agar setiap pemimpin bertanggungjawab pada kata-kata yang disampaikan.
Seharusnya politik kekuasaan itu berpihak pada rakyat dan bukan sekelompok elite, kepentingan ekonomi, dan kepentingan politik.
“Tapi harus melihat apa itu kehendak rakyat. Kehendak rakyat saat ini pemerintah dengan kepemimpinan Pak Jokowi yang selalu bekerja keras tidak pernah mengenal lelah, harus ditunjang para pembantu untuk betul-betul senapas dengan kepemimpinan Presiden Jokowi,” ujar Hasto.
Baca juga: Felika Stephani Awali Debut Sebagai Penyanyi Lewat Lagu Ingat Dulu yang Mirip Kehidupannya
“Maka tidak boleh ada menteri yang punya pendapat yang berbeda. Presiden sudah berulang kali mengatakan sikapnya secara tegas dan pemerintah sudah sepakat pemilu tanggal 14 Februari 2024," ucapnya.
"Lalu kenapa ada pembantu presiden yang membuat wacana yang tidak menyehatkan di dalam situasi politik nasional?” imbuhnya.
Hasto menambahkan, pihaknya mengajak semua pihak membangun energi positif bersama Presiden Jokowi. Dan PDIP akan konsisten bergerak di jalan itu.
“Tugas PDI Perjuangan sebagai parpol pengusung pemerintah adalah membangun energi bersama untuk segera bangkit menjadi pemimpin di kawasan Asia dan dunia ini dalam mengatasi pandemi. Pak Jokowi sudah menunjukkan banyak prestasi dan juga direction yang sangat tepat untuk dilakukan oleh seluruh jajaran kabinetnya,” pungkas Hasto.
Baca juga: BMKG Prediksi Angin Kencang dan Hujan Es Butiran Kecil Bakal Kembali Melanda Kota Tangsel
Atas dasar hal itu Hasto mengajak agar semua berdisiplin dalam berbicara dan bergerak tunggal, yakni membantu rakyat, dan hal itulah jalan legacy bagi kepemimpinan Pak Jokowi yang terus bekerja keras bagi negeri.
Jumat (11/3) lalu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berbicara tentang wacana penundaan pemilu hingga perpanjangan jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Luhut mengklaim usulan penundaan Pemilu 2024 berasal dari masyarakat.
Hal ini dikatakan Luhut berdasar analisis big data yang dimiliki pemerintah.
Luhut mengatakan bahwa saat ini pemerintah memantau percakapan 110 juta orang di media sosial.

Dari data tersebut, Luhut mengungkapkan bahwa sebagian masyrakat ingin kondisi sosial politik di
Indonesia ini tenang.
Diakui Luhut mereka lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.
Hal itu disampaikan Luhut dalam podcast #closethedoor di channel YouTube Deddy Corbuzier.
"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ujarnya.
Di sisi lain, Luhut mengatakan bahwa Pak Jokowi tidak masalah jika Pemilu 2024 dilaksanakan tepat waktu.
Menurut Luhut ada pihak-pihak yang merasa ketakutan jika penundaan Pemilu benar-benar terjadi.
"Kalau nggak setuju rame-rame ya nggak masalah, Pak Presiden juga nggak masalah, tapi orang pada takut aja yang sudah pengen jadi (presiden) ketunda," paparnya.
Luhut sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak ingin maju dalam Pemilu 20224.
"Kalau saya sih nggak, tahun 2024 saya sudah 77 tahun, saya sudah nggak kepengen jadi (presiden)," paparnya.
Jika nantinya Jokowi tiga periode, Luhut hanya ingin menjadi penasehat presiden.
Dia mengakui bahwa menjabat menteri bukanlah hal yang mudah.
"Kalau pak jokowi tiga periode nih, opung berhenti?" ujar Deddy Corbuzier.
"Cukup, saya kalaupun diminta jadi penasehat aja, kalau jadi gini lagi cukup lah, tahu diri, capek ngurus republik ini, jangan orang pikir gampang," pungkasnya.