Berita Nasional

Berkerudung Putih, Puan Maharani Temui Gus Yahya di Markas PBNU, Minta Dukungan Nyapres?

Puan menjelaskan silahturahmi yang dilakukan dirinya ini juga membawa pesan untuk kemudian membangun bangsa bersama-sama, termasuk PBNU. 

Editor: Feryanto Hadi
Fadel Prayoga/Kompas.tv
Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani berkunjung Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2022). 

Dalam kunjungannya, Puan langsung disambut oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya

Mereka menggelar pertemuan tertutup di dalam Kantor PBNU beserta jajaran petinggi PBNU lainnya. 

Kedatangan Puan menjadi perhatian menarik.

Lantaran, sejak beberapa waktu lalu Puan digadang-gadang sebagai kanddidat kuat dicalonkan sebagai calon presiden pada pemilu 2024 oleh PDI Perjuangan

Baca juga: Kelangkaan Minyak Goreng Masih Terjadi, Puan Maharani Nilai Masalah Ini Bisa Timbulkan Kegaduhan

Baca juga: Aliansi 58 UMKM Dorong Sandiaga Uno-Puan Maharani Nahkodai Indonesia demi Pulihkan Perekonomian

Bahkan, kini namanya sudah masuk dalam sejumlah survei.

Di beberapa kota, relawan juga sudah mendeklasikan diri mendukung Puan.

Lalu apakah Puan bicara soal pemilu atau Pilpres?

Puan pun membantah.

Puan mengatakan, pertemuan hari ini  tak ada kaitannya dengan dirinya mencari dukungan pada pesta demokrasi lima tahunan nanti, demikian dikutip dari Kompas.tv

Ia menjelaskan, ini merupakan silahturahmi rutin yang dilakukan oleh PDIP dengan ketua PBNU sebelumnya. 

"Silahturahmi yang dulu pernah dilakukan pertama presiden Soekarno, bung Karno kakek saya dengan Kiai Haji Hasyim Hasyari kemudian silahturahmi selanjutnya dilakukan ibu saya ibu Megawati dengan para tokoh-tokoh NU, apa itu Kiai Said Aqil, apakah itu Gusdur dan lain sebagainya," kata Puan. 

Selain itu, Puan menjelaskan silahturahmi yang dilakukan dirinya ini juga membawa pesan untuk kemudian membangun bangsa bersama-sama, termasuk PBNU

"Tantangan ke depan adalah bukan suatu hal yang mudah dengan pandemi Covid-19  yang hampir 3 tahun tidak selesai-selesai tentu membutuhkan komitmen kita bersama seluruh elemen untuk mau bergotong royong dalam membangun bangsa ini," kata dia.

Sementara itu, Gus Yahya menyatakan, diskusi dirinya dengan Puan hanya membicarakan ihwal persoalan bangsa agar bisa segera bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. 

Baca juga: Misteri Tanah yang Dibawa Ganjar ke IKN, Diambil dari Gunung Pusatnya Dunia, Dapat Arahan Sesepuh

"Kami berdiskusi cukup intens tadi tentang berbagai masalah yang menjadi concern bersama. Karena NU Ini kan rakyat, Bu Puan ini ketua dari dewan perwakilan rakyat sehingga ada banyak hal yang ke depan bisa kita upayakan bersama untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi oleh rakyat kita." 

"Alhamdulillah insyaAllah ke depan akan ada banyak hal yang bisa dikerjakan bersama. Baik dalam kerangka DPR RI maupun dalam kerangka Ibu Puan Maharani sebagai pimpinan PDI-P," ujarnya. 

Survei pilpres, Puan kalah jauh dari Ganjar

Diberitakan sebelumnya, elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani maharani makin tertinggal dibandingkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Selisih dua kader dan sekaligus pengurus PDI Perjuangan ini hampir 20 persen atau tepatnya 19,9 persen.

Survei terkini yang dilakukan Litbang Kompas 17-30 Januari 2022 menunjukkan, elektabilitas Ganjar Pranowo di posisi 20,5 persen, sedangkan elektabilitas Puan Maharani hanya 0,6 persen.

Puan Maharani disebut-sebut sebagai salah satu bakal calon PDI Perjuangan untuk maju dalam Pilpres 2024.

Sementara itu, hasil Survei Kepemimpinan Nasional yang diselenggarakan Litbang Kompas menunjukkan, pilihan publik terhadap sosok calon presiden kian mengerucut ke tiga nama.

Tiga nama tersebut ialah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hasil survei yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022 menunjukkan, jika pemilu diselenggarakan pada saat survei dilakukan, Prabowo akan dipilih 26,5 persen masyarakat.

Selanjutnya disusul Ganjar (20,5 persen), dan Anies (14,2 persen).

Elektabilitas tiga tokoh tersebut tercatat meningkat dibandingkan hasil survei serupa yang digelar pada 2021.

Prabowo misalnya, tercatat naik dari 16,4 persen pada April 2021 menjadi 26,5 persen pada Januari 2022, meski sempat turun jadi 13,9 persen pada Oktober 2021.

Namun, elektabilitas Prabowo saat ini masih tertinggal jauh dari perolehan suaranya sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2019 lalu sebesar 44,5 persen.

Sementara itu, elektabilitas Ganjar juga merangkak naik, mulai dari 7,3 persen pada April 2021, 13,9 persen pada Oktober 2021, dan 20,5 persen pada Januari 2021.

Adapun elektabilitas Anies yang sebelumnya cenderung stagnan kini menunjukkan pergerakan.

Pada April 2021, elektabilitasnya 10 persen dan pada Oktober 2021 sebesar 9,6 persen, saat ini telah mencapai 14,2 persen.

Tingginya elektabilitas tiga tokoh tersebut menciptakan jarak yang cukup jauh dengan nama-nama lainnya yang turut masuk bursa pilpres.

Berdasarkan survei ini, duduk di peringkat keempat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan elektabilitas sebesar 4,9 persen, terpaut hampir 10 persen dengan Anies yang ada di urutan ketiga.

Baca juga: Pertemuan Cak Imin dengan Anggota KPU-Bawaslu Dinilai Memalukan, Ray Rangkuti Pertanyakan soal Etika

Di bawah Sandiaga, berturut-turut terdapat Agus Harimurti Yudhouono (3,7 persen), Basuki Tjahaja Purnama (2,9 persen), Ridwan Kamil (2,6 persen), Tri Rismaharini (2,6 persen), Andika Perkasa (2 persen), Gatot Nurmantyo (1,4 persen), Erick Thohir (1,1 persen), Mahfud MD (1,1 persen), dan Puan Maharani (0,6 persen).

Sementara itu, ada 4,1 persen responden yang menjawab tokoh lainnya dan 11,8 persen responden menjawab tidak ada, tidak tahu, atau rahasia.

Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden pada 17-30 Januari 2022 lalu.

Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 2,8 persen.

Sebagian artikel ini tayang di Kompas.tv

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved