Hobi

Ada Batu Bacan Doko Seharga Miliaran Rupiah dalam Kontes 'Bacan Rock Show' di Pasar Rawa Bening

Puluhan kolektor Batu Bacan membawa Batu Bacan koleksi mereka untuk dipertandingkan dalam kontes tersebut.

Editor: Feryanto Hadi
Feryanto Hadi
Sebagian Batu Bacan yang ditampilkan dalam kontes 'Bacan Rock Show' di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (6/3). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Euforia masyarakat terhadap fenomena batu Doko beberapa tahun lalu ternyata berdampak besar bagi bisnis jual-beli batu akik.

Sempat moncer di tahun 2014, harga Batu Bacan terjun bebas pada 2016.

Sejumlah pegiat batu akik menyebut, harga yang tidak rasional menjadi penyebab anjloknya tren batu akik saat itu.

Namun, kemonceran Batu Bacan tetap tak pudar meskipun secara transaksi mengalami penurunan penjualan. 

Hal ini tampak dari gelaran kontes 'Bacan Rock Show' di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (6/3).

Puluhan kolektor Batu Bacan membawa batu akik koleksi mereka untuk dipertandingkan dalam kontes tersebut.

Ketua Pelaksana Kontes Bacan Rock Show, KHM Virgo mengatakan, ketiatan tersebut diinisiasi oleh  pecinta Batu Bacan sebagai ajang silaturahim sekaligus menggelorakan kembali Batu Bacan yang pernah begitu moncer di masanya.

"Dari segi peminat, pecinta Bacan masih begitu banyak. Tidak benar jika Bacan sudah redup. Di kalangan kolektor, masih ramai kok. Untuk penjualan secara umum, Bacan juga masih di atas," ujar Virgo.

Bacan ada lima jenis yang populer yaitu batu bacan Doko, Palamea, Obi, Halmahera dan pancawarna (fosil).

Kontes Batu Bacan bertajuk
Kontes Batu Bacan bertajuk "Bacan Rock Show" di Pasar Rawa Bening (Ist)

Dari kelima jenis bacan yang paling terkenal dan digemari adalah bacan Doko. Karena memiliki warna hijau tua yang indah terlebih bila terkena cahaya. 

Batu bacan Doko sendiri berasal dari nama desa tempat pertama kali batu tersebut ditemukan di Desa Doko, Kepulauan Kasiruta, Halmahera, Maluku Utara.

Batu bacan memiliki warna khas, mulai dari hijau bening hingga gelap. Demikian halnya batu bacan Palamea.

Adapun kontes tersebut diikuti puluhan kolektor Batu Bacan, baik jenis Doko maupun Palamea dengan melombakan 28 kelas.

Virgo menyebut, peserta kontes berasal dari berbagai kota di Indonesia. Para peserta yang mayoritas adalah kolektor, membawa Batu Bacan andalan mereka.

Bahkan, menurut Virgo, ada peserta yang menyertakan Batu Bacan yang dihargai miliaran rupiah.

"Sudah ditawar Rp500 juta tidak dikasih, yang bersangkutan mintanya di atas Rp 1 miliar. Sekarang Batu Bacan itu ikut dilombakan di sini," ungkapnya.

Virgo mengatakan, bagi para calon peserta yang ingin melakukan pendaftaran dalam kontes ini utamanya harus menyertakan memo/sertifikat yang dikeluarkan oleh laboraturium.

"Jadi akan ketahuan batu bacan beneran atau masakan," ungkap pria mengenakan masker yang sudah malang melintang di dunia perbatuan akik tersebut. 

Dijual sampai luar negeri

Meski demikian, Virgo mengakui volume penjualan di kalangan umum mengalami penurunan, khususnya selama pandemi berlangsung.

"Kalau bicara soal booming, di masyarakat kita saya rasa sudah hal biasa. Termasuk soal batu akik beberapa waktu lalu. Booming lalu redup. Itu hal biasa. Tapi bagi yang benar-benar pehobi batu akik, akan selalu memburunya untuk dikoleksi," katanya.

"Jadi, bagi kami pecinta batu akik, tidak ada istilah 'musiman'. Dari muda sampai tua, kalau benar-benar suka batu, pasti akan terus memburu koleksi tambahan," ungkapnya

Batu Bacan sendiri dikatakan Virgo masih menjadi jenis batu unggulan di Indonesia.

Bahkan, ketenarannya moncer sampai mancanegara.

"Sampai sekarang penjualan ke luar negeri masih jalan terus, terutama ke Taiwan, China dan sejumlah negara di Eropa," ungkapnya.

Akan jadi kegiatan rutin

Sementara itu, Kepala Pasar Rawa Bening, Ahmad Subhan menyebut, ajang kontes tersebut sekaligus menjadi media promosi supaya pasar bebatuan akik lebih bergairah.

"Seperti diketahui, Batu Bacan menjadi kebanggaan Indonesia karena namanya sudah mendunia. Di kalangan lokal, batu jenis ini juga masih menjadi primadona. Masih banyak yang nyari," ungkapnya.

Subhan menyebut, ke depan pihaknya akan menggandeng komunitas perajin maupun pedagang batu akik di Pasar Rawabening untuk menggelar kegiatan serupa.

"Nanti tidak hanya batu Bacan. Batu-batuan dari berbagai daerah lain juga akan kami angkat, seperti Pandan, Pancawarna, Kalimaya, Kecubung, Anggur, dan masih banyak lagi," ungkapnya

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved