Pupuk Bersubsidi

HKTI Karawang Tolak Pengurangan Jenis Pupuk Bersubsidi, karena Bisa Berdampak Buruk pada Pertanian

HKTI Karawang kaget dengan usul DPR yang ingin mengurangi subsidi pupuk. Karena hal itu bisa berdampak buruk pada kualitas pertanian.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Ilustrasi distribusi pupuk bersubsidi - HKTI Karawang menolak usulan pengurangan pupuk bersubsidi karena bisa berdampak pada hasil pertanian. 

WARTAKOTALIVE.COM, KARAWANG - Himpunan Kerukutan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Karawang menolak pengurangan jenis pupuk bersubsidi yang diusulkan Panitia Kerja (Panja) Komisi IV DPR RI.

Dalam usulan itu salah satu rekomendasinya adalah pengurangan jenis pupuk yang disubsidi menjadi dua jenis saja, yaitu untuk jenis urea dan NPK.

Sedangkan, sebelumnya terdapat enam jenis pupuk yang disubsidi, yang juga sangat dibutuhkan para petani.

Baca juga: LSM Lodaya Karawang Minta Menteri ATR/BPN Kaji Ulang Kebijakan Soal Peta Lahan Sawah

Empat jenis pupuk yang subsidinya akan dicabut jika usulan tersebut dikabulkan yakni SP36, ZA, Organik dan Organik Cair.

Ketua Himpunan Kerukutan Tani (HKTI) Kabupaten Karawang, Indriyani menolak dan meminta agar usulan dari Panja Komisi IV DPR RI tersebut dicabut.

Karena usulan tersebut akan sangat berdampak kepada petani di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karawang yang notabene mayoritas merupakan petani padi.

Sebab, tanaman padi sangat membutuhkan pupuk-pupuk tersebut, khususnya pupuk organik untuk membantu meningkatkan unsur hara tanah.

"Unsur hara tanah di Karawang sudah kurang, untuk mempertahankan kesuburan tanah dibutuhkan pupuk organik selain pupuk urea. unsur hara yang kurang sangat berdampak kepada tanaman, sebab kandungan-kandungan dalam tanah yang dibutuhkan tidak bisa terserap saat unsur hara rendah," ujarnya, pada Sabtu (19/2/2022).

Baca juga: 15 Langkah Mudah Mendaftar Kartu Prakerja Gelombang 23

Indriyani juga meminta agar Pemerintah tidak menilai kebutuhan pupuk di Indonesia secara general. Sebab kebutuhan pupuk di setiap daerah bisa berbeda, tergantung kepada jenis tanaman dan unsur tanah.

"Pusat jangan mengeneralisir potret kebutuhan pupuk secara nasional, tapi bisa memetakan kebutuhan pupuk di daerah. Apalagi di Karawang ini yang notabene petani padi dengan tiga kali masa panen, sangat membutuhkan beberapa jenis pupuk," ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wanakerta Kecamatan Telukjambe Barat, Juharsa mengatakan, jika subsidi pupuk dicabut maka petani akan menjerit.

Sebab, selain pupuk urea petani di Karawang juga menggunakan pupuk SP36 dan Organik Cair.

"Saya jelas menolak usulan pencabutan subsidi pupuk tersebut. Kalau subsidi dicabut biaya produksi tanam juga akan naik. Apalagi kami bukan cuma pakai pupuk urea karena yang bisa kami dapatkan sangat terbatas, kami juga pake SP36 dan Organik Cair," tandasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved