Eksklusif Warta Kota
Gembong Warsono : Target Raih 28 Kursi DPRD DKI di Pemilu Legislatif 2024 (1)
Sekretaris DPD PDIP DKI, Gembong Warsono mengungkapkan pihaknya mengemban target khusus pada Pileg 2024 mendatang.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejumlah partai politik yang meraih kursi di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat, terus menyiapkan kader-kadernya untuk bertarung pada Pemilu Legislatif atau Pileg.
Hal itu pula yang dilakukan DPD PDI Perjuangan (PDIP) DKI Jakarta.
Kepada tim Warta Kota, Sekretaris DPD PDIP DKI, Gembong Warsono mengungkapkan pihaknya mengemban target khusus pada Pileg 2024 mendatang.
Menurutnya, PDIP DKI Jakarta menargetkan bisa merebut kembali tiga kursi yang hilang pada Pileg 2019 lalu.
Artinya PDIP ingin kembali memperoleh 28 kursi karena saat ini partai berlambang banteng tersebut memilki 25 kursi di DPRD DKI.
Lantas apa saja strategi yang dilakukan PDIP?
Berikut wawancara eksklusif Warta Kota bersama Sekretaris DPD PDIP DKI Gembong Warsono di Kantor DPP PDIP kawasan Tebet, Jakarta Selatan:
Strategi apa yang disiapkan DPD PDIP DKI Jakarta untuk menghadapi Pileg 2024 mendatang?
Bicara strategi partai menghadapi perhelatan politik Pemilu 2024, pertama adalah kami menyolidkan seluruh mesin partai untuk bisa menghadapi pertarungan politik itu.
Jadi, mesin-mesin untuk mengakomodir proses pemenangan kami siapkan di DKI Jakarta, maka pelatihan demi pelatihan untuk bisa menopang itu sudah kami lakukan persiapan sejak dini.
Kami belum bicara caleg, kami baru bicara mesin pemenangan jadi kami lakukan persiapan kaderisasi struktural partai.
Seluruh mesin pemenangan struktur partai kami lakukan pendidikan kader yang dilakukan pertama di provinsi untuk tingkat madya, dan kota/kabupaten untuk tingkat pratama serta kader kecamatan dan kelurahan kami lakukan pendidikan non-formal.
Untuk menopang itu, operasional di mesin partai di paling bawah kami lakukan pendidikan tingkat pemula.
Kenapa itu mesti dilakukan? Tujuannya adalah agar pemahaman kader-kader terhadap ideologi partai itu clear, sehingga bisa menjadi modal kekuatan perjuangan mesin partai untuk bisa bergerak bersama-sama memenangkan partai.
Apa target PDIP di Pileg nanti?
InsyaAllah dengan persiapan yang kami mulai sejak dini yakni mesin partai, struktur partai kami solidkan bergerak untuk sama-sama menghadapi perhelatan politik 2024, kami minimal bisa mengembalikan tiga kursi yang hilang pada pemilu sebelumnya, sehingga dapat kembali 28 kursi.
Target maksimal kami di DPRD DKI Jakarta adalah 33 kursi, dengan asumsi seluruh mesin partai, elemen partai kami gerakan bersama-sama untuk menyatu dan mengepung demi memenangkan pemilu DKI Jakarta 2024. InsyaAllah itu, karena potensi ke arah sana sangat kuat.
Baca juga: Pusat Kedaulatan Rakyat Dukung Sejumlah Program Menteri BUMN Erick Thohir Hingga Maju Pilpres 2024
Mengacu jumlah dapil di Jakarta ada 10 wilayah dan target PDIP 33 kursi, artinya satu dapil minimal tiga kursi. Bagaimana Anda yakin hal itu bisa diperoleh?
Rasional tidak? Tentu hal itu sangat rasional. Rata-rata kami memiliki sisa suara, misalkan di Jakarta Timur ada tiga dapil, masing-masing mendapatkan dua kursi.
Dua kursi ini masih menyisakan dua suara lah, itu kami maksimalkan kinerja mesin partai, berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat maka insyaAllah kami bisa menambah kursi itu.
Kemudian Jakarta Selatan yang kemarin hilang dua kursi insyaAllah minimal bisa dikembalikan.
Masing-masing dapil kemarin kami kehilangan satu kursi maka target 2024 minimal kami kembalikan ke posisi semula.
Maka Jaksel (Jakarta Selatan) akan memiliki anggota DPRD sebanyak enam orang seperti tahun sebelumnya.
Jakarta Barat kemarin kehilangan satu kursi, di dapil 10 kami kehilangan satu kursi.
Tetapi dengan segala persiapan antisipasi dan seluruh kekuatan yang kami miliki maka hakulyakin dengan kekuatan, kami bisa mengembalikan masing-masing dapil yang dimiliki pada pemilu sebelumnya.
Jakarta Utara misalkan kayak dapil tiga itu potensinya besar banget.
Jadi, 33 kursi itu rasional dan itu target maksimal yang mau kami capai.
Tapi target ideal kami adalah mengembalikan pada posisi Pemilu 2014 itu 28 kursi.
Baca juga: Singgung Konflik Wadas, Andi Arief Bertanya Apa Benar Sosok Hasto PDIP di Balik Penambang Andesit?
Sekarang bermunculan sejumlah partai baru, bagaimana PDIP menyikapi hal tersebut?
Kami berpikir realitasnya adalah kerja. Apakah kerja politik yang dilakukan 25 anggota DPRD DKI Jakarta dari PDIP itu telah dirasakan masyarakat atau tidak?
Ketika 25 orang ini bekerja sama untuk mengimplementasikan denyut nadi masyarakat, insyaAllah target kami akan tercapai.
Contoh yang sudah dilakukan misalnya, soal pertanahan yang kami selalu mediasikan antara pemerintah daerah dengan masyarakat untuk membantu mereka.
Kemudian keluhan masyarakat terhadap bantuan sosial itu kami lakukan.
Lalu masyarakat yang kesusahan misalkan dalam konteks yang sedang sakit dari teman-teman Fraksi PDIP, bahu-membahu dengan seluruh elemen masyarakat membantu mereka, sehingga hal seperti itu dirasakan masyarakat.
Jadi, kami kerja di tengah-tengah masyarakat yang mungkin kalau bahasa Pak Anies (Baswedan/Gubernur DKI Jakarta) itu kan kerja senyap, tetapi kami tidak senyap.
Karena kami berkeinginan apa yang dikerjakan itu betul-betul dirasakan oleh masyarakat Jakarta, khususnya dari teman-teman yang turun ke dapil masing-masing.
Kalau dihitung sederhananya, rata-rata setiap tahun ada tiga kali reses.
Sekali reses ada 16 titik, artinya setiap anggota DPRD dari Fraksi PDIP reses mereka bisa menyapa, berkumpul dan mendengarkan apa yang jadi denyut nadinya masyarakat.
Itu yang mereka perjuangkan, maka insyaAllah 16 titik sebagai basis mereka untuk bisa meningkatkan suara partai.
Baca juga: Pengamat Politik Katakan Adu Penalti Ridwan Kamil dan Anies Baswedan Beri Kode untuk Pilpres 2024
Seperti apa figur caleg yang akan ditawarkan karena perolehan suara tidak hanya diandalkan lewat kerja kader PDIP yang ada di DPRD DKI saja?
Rekrutmen yang penting sehingga ketika rekrutmen kami benar ya rekrutmen kami baik. InsyaAllah kami akan bisa menghadirkan calon legislatif yang baik, dan baik itu ukurannya dua, untuk kepentingan partai dan kepentingan masyarakat, karena dia harus menampilkan dua wajah.
Di satu sisi dia adalah berjuang demi kepentingan masyarakat tetapi platform kebijakan partai harus tercermin dari kinerja setiap hari yang dilakukan oleh caleg itu sendiri.
Mereka harus mengimplementasikan kebijakan partai melalui kerja-kerja di lapangan. Contoh indikator baiknya, pertama partai harus mengikuti perkembangan zaman.
Tren itu partai harus melihat juga, karena kami tidak boleh menutup diri bahwa hari ini eranya anak muda.
Tentunya partai akan mengadopsi itu tapi bukan sekadar muda karena muda yang punya potensi, pengalaman dan memang mereka memahami ideologi partai.
Kami bukan anti kepada anak muda, tapi memang betul anak muda yang perlu diseleksi betul agar muda, bukan sekadar muda tetapi sekali lagi kami juga masih butuh kader senior.
Ini dalam rangka untuk bisa menguatkan jati diri kepartaian kami, sehingga yang dikerjakan di lapangan betul-betul sesuai dengan platform perjuangan partai. Jadi itu kombinasi, sehingga tidak bisa hanya satu sisi.
Apakah istilah "Partai Wong Cilik" tetap menjadi tagline PDIP?
Itu kan jati diri. Saya pikir kita tidak boleh membedakan besar dan kecil. Tetapi kenapa waktu itu PDIP mempunyai julukan "Partai Wong Cilik" padahal kami tidak boleh membuat kelas itu, bahwa ini kelas wong cilik, ini kelas wong gede, itu tidak boleh.
Namun itu sudah telanjur ter-branding bahwa PDIP partai wong cilik. Kenapa PDIP terkenal partai wong cilik? Karena yang kami perjuangkan adalah rakyat kecil, yang saat itu tertindas tinggal di pinggir rel kereta api, rakyat di pinggir kali itu yang kami angkat.
Maka trennya saat itu PDIP partai wong cilik, tetapi sekali lagi PDIP sekarang tidak boleh membuat kelas bahwa ini kelas wong cilik, dan itu kelasnya wong gede.
Dalam konteks perjuangan kepartaian, kami harus meramu semuanya demi kepentingan partai bangsa dan negara. (faf/eko-bersambung)