Puasa Sunah
Penjelasan Buya Yahya Soal Puasa Rajab Masih Ada yang Menganggap Bidah
Tidak banya yang tahu dan menganggap puasa Rajab harus dikerjakan berturut-turut. Padahal hukumnya lemah atau Dhaif. Begini penjelasan Buya Yahya
WARTAKOTALIVE.COM - Berikut ini penjelasan Buya Yahya tentang Puasa Rajab, yang selama ini masih salah kaprah dalam pelaksanaannya.
Bulan Februari 2022, sudah memasuki bulan Rajab tepat pada 3 Februari 2022 sesuai pengumun Pengurus Besar Nahdhatul Ulama ( PBNU ).
Pada bulan ini, banyak orang melakukan puasa yang disebut sebagai puasa Rajab. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah bid'ah, benarkah demikian?
Terkait hal tersebut, KH Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri atau yang akrab disapa Buya Yahya meberikan penjelasan.
Awalnya, Buya Yahya mendapati pertanyaan dari salah seorang jamaah terkait puasa Rajab.
"Assalamu’alaikum Wr. Wb. Buya, saya pernah mendengar sebagian orang, mereka berkata kalau puasa di bulan Rajab itu bid’ah. Apakah benar seperti itu Buya? mohon penjelasannya," demikian tanya jamaah tersebut.
Baca juga: JADWAL Puasa Rajab 2022, Dilengkapi Niat, Ustadz Abdul Somad: Tidak Ada Amalan Khusus
Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya memberikan penjelasan.
Menurut Buya Yahya seperti dikutip Serambinews.com dari laman buyayahya.org, Senin (7/2/2022), bulan Rajab adalah buran haram yang dimuliakan oleh Allah SWT.
"Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Bulan Rajab adalah Bulan Haram yang dimuliakan Allah SWT," kata Buya.
Sebelum menjawab terkait puasa Rajab, Buya terlebih dulu menegaskan bahwa puasa merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Sementara itu sambung Buya Yahya , ada lima hari yang dilarang untuk menjalankan ibadah puasa.
"Puasa adalah sebaik-baik ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Kapan saja, kecuali 5 hari yang dilarang. Hari-hari yang dilarang adalah 2 hari Raya dan 3 hari Tasyrik. Selain dari itu secara umum disunnahkan kita memperbanyak puasa," lanjutnya.
Lantas, bagaimana dengan puasa Rajab?
Baca juga: Benarkah Ada Khusus Puasa di Bulan Rajab? Begini Penjelasan Para Ustadz
Adapun bulan Rajab kata Buya, adalah bulan mulia yang juga boleh kita berpuasa di dalamnya.
Bahkan sambung Buya, sangat dianjurkan seperti disebutkan dalam hadits shahih riwayat Abu Daud AS juz 2 hal. 322, petunjuk Rasulullah SAW untuk Abi Mujibah Al-Bahili seorang yang sangat rajin berpuasa agar berpuasa di bulan haram dengan sabdanya (yang artinya):
“Berpuasalah di bulan haram.” "Ringkasnya, puasa di bulan Rajab adalah sangat dianjurkan dan ini adalah yang dikukuhkan oleh para ulama 4 Madzhab,"
"Adapun hadits-hadits tentang keutamaan puasa bulan Rajab yang sering dibawa oleh sebagian orang, banyak hadits-hadits palsu yang tidak boleh dihadirkan," tutur Buya.
Kesimpulannya puasa bulan Rajab bukanlah bid’ah, akan tetapi sunnah.
"Justru yang membid’ahkan itulah ahli bid’ah. Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya.
Untuk kesempurnaan jawaban ini, Buya Yahya yang juga sebagai pengasuh LPD Al-Bahjah ini juga menuliskan sebuah risalah yang berjudul “KONTROVERSI PUASA RAJAB : SUNNAH ATAU BID’AH?”.
Bagi Anda yang ingin membaca, silakan klik di sini.
Niat Puasa Rajab 2022, Boleh Dibaca Setelah Subuh? Bagaimana Jika Masih Punya Utang Puasa Ramadhan?
Bulan Februari 2022, sudah memasuki bulan Rajab tepat pada 3 Februari 2022 sesuai pengumuman Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ).
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia dan dianjurkan untuk melaksanakan puasa.
Berikut ini bacaan niat puasa Rajab 2022, bagaimana jika lupa membaca niat di pagi hari?
Bolehkah membaca niat puasa Rajab 2022 setelah Subuh?
Simak penjelasan lengkap termasuk sampai kapan puasa Rajab.
Dalam kalender Hijriah atau kalender Islam, bulan Rajab adalah satu di antara bulan yang dimuliakan.
Baca juga: Inilah Doa Buka Puasa Baik untuk Puasa Syawal, Puasa Senin Kamis maupun Qadha Puasa
Bersama dengan bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Oleh karenanya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, zikir, sedekah, dan doa pada bulan-bulan tersebut.
Dan bagi yang belum melunasi puasa Qadha Ramadhan bisa segera dilakukan sehingga berlipat pahalanya.
Tata Cara Puasa Rajab
Dikutip TribunKaltim.co dari Surya.co.id di artikel yang berjudul Bacaan Niat Puasa Rajab, Bagaimana Jika Lupa Padahal Sudah Siang Hari? Boleh Ini Syaratnya, sebelum puasa dianjurkan membaca niat Puasa.
Membaca niat puasa wajib dan membaca niat puasa sunnah berbeda waktunya.
Membaca niat puasa wajib seperti Puasa Ramadhan dan Puasa Qadha Ramadhan harus dilakukan sebelum terbit fajar.
Baca juga: Puasa Rajab Setelah Tanggal 1 Rajab, Adakah Manfaatnya? Simak Penjelasan 3 Ustaz Kondang
Sementara niat puasa sunnah boleh dibaca sebelum terbit fajar dan pada pagi hari sebelum masuk waktu dzuhur.
Dengan catatan, tidak mengerjakan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga saat membaca niat puasa siang hari.
Puasa dilakukan dengan menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar (Subuh) hingga terbenam matahari (Maghrib) dengan niat sesuai perintah dalam kitab suci umat Islam Al Quran.
Berikut bacaan niat puasa rajab lengkap tulisan Arab, latin dan artinya:
Niat Puasa Rajab
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Rajab Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”
Utang puasa Ramadhan
Bagaimana jika ingin melaksanakan Puasa Rajab namun masih punya utang puasa Ramadhan?
Maka boleh melakukan keduanya sekaligus, namun bacaan doa yang dilafadzkan adalah niat puasa qadha (ganti) Ramdhan.
Hal ini dijelaskan Buya Yahya dalam ceramahnya berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Hutang Puasa Wajib" di Youtube pada 7 September 2019.
Buya Yahya menjelaskan boleh melaksanakan Puasa Qadha di hari Puasa Sunnah, namun niat puasa qadha tetap dilafalkan, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnah.
Dengan begitu umat Islam mendapat dua pahala sekaligus.
Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan, kedua mendapatkan pahala Puasa Sunnah.
Niat Puasa Rajab gabung utang puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa
Artinya :
"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".
Keutamaan Berpuasa di Bulan Rajab
Dikutip dari TribunPontianak.co.id dengan judul artikel Puasa Rajab dari Tanggal 2 Sampai Tanggal Berapa ? Apa Saja Keutamaan Puasa Rajab? ada banyak keistimewaan yang didapat umat Islam bila berpuasa pada bulan Rajab.
Berikut beberapa di antara keutamaan puasa Rajab kami dikutip dari laman web Kemenag Kudus adalah sebagai berikut :
- Melaksanakan puasa sebulan
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan."
"Bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu neraka jahanam."
"Bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga."Dan apabila puasa 10 hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya." (HR.At-Thabrani)
- Mencatat amalnya selama 60 bulan.
Rasulullah SAW bersabda, "barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan." (Abu Hurairah)
- Apabila puasa selama 7 hari pada bulan Rajab, maka akan menutup pintu neraka baginya.
- Apabila puasa selama 8 hari pada bulan Raja, maka akan membuka 8 pintu surga untuknya.
- Apabila puasa selama 10 hari pada bulan Rajab, maka akan menghapus dosa dosanya dan diganti dengan kebaikan
- Apabila puasa sehari pada bulan Rajab maka akan mendapatkan air susu yang berasal dari sungai Rajab di surga.
Rasanya manis melebihi madu. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan dan rasanya lebih manis dari madu.
- Barang siapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut."
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Puasa Rajab, Sunnah atau Bid'ah? Berikut Penjelasan Lengkap Buya Yahya,