Virus Corona

Muhadjir Effendy: Kita Harapkan Gelombang Ketiga Akibat Omicron Tidak Terlalu Parah

Menurut Muhadjir, karakter varian Omicron tidak akan separah dampak yang ditimbulkan oleh Delta.

Editor: Yaspen Martinus
Dok. BPMI Sekretariat Presiden
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap gelombang ketiga pandemi Covid-19 tidak terlalu parah. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap gelombang ketiga pandemi Covid-19 tidak terlalu parah.

Muhadjir mengatakan, pemerintah berupaya agar gelombang ketiga akibat varian Omicron tidak akan separah gelombang kedua yang disebabkan oleh varian Delta.

"Kita sedang berupaya bagaimana supaya gelombang ketiga, yang ditandai dengan munculnya Omicron, tidak memiliki dampak destruktif separah varian sebelumnya, yakni varian Delta," ujar Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Ahmad Syaikhu: Sikap Oposisi PKS Ijtihad Politik Jaga Kepatutan dan Kepantasan Negara Demokrasi

Menurut Muhadjir, karakter varian Omicron tidak akan separah dampak yang ditimbulkan oleh Delta.

Varian Omicron, kata Muhadjir, memiliki tingkat kematian yang lebih rendah, serta tidak menyebabkan pasiennya dirawat di rumah sakit.

"Kalau dilihat dari karakter dari virus ini."

Baca juga: Johan Budi Ungkap Bisnis Vonis Rehabilitasi Bagi Tersangka Kasus Narkoba, Menkumhham: Masalah Klasik

"Misalnya dilihat dari efeknya, misalnya angka fatalistiknya rendah, untuk seluruh dunia ya juga tidak menuntut adanya perawatan yang seintens varian sebelumnya."

"Itu kita harapkan memang nanti gelombang ketiga akibat Omicron ini tidak terlalu parah," tutur Muhadjir.

Dirinya mengatakan, berbagai prediksi menyebutkan paling lambat gelombang ketiga akan berakhir pada awal April mendatang.

Baca juga: Masih Ingat Detail Penembakan 6 Anggota FPI Meski Beda dari BAP, Terdakwa Dipuji Cerdas oleh Jaksa

Setelahnya, Muhadjir berharap tidak ada lagi gelombang Covid-19 yang bersifat masif.

"Ya berbagai macam model matematik kan diperkirakan paling lambat nanti awal April akan terjadi penurunan kasus."

"Mudah-mudahan setelah itu tidak ada gelombang baru," harap Muhadjir. (Fahdi Fahlevi)

Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved